Jumat, 29 April 2016

Buku Pertamaku



Buku Pertama Saya

Saya adalah seseorang mahasiswa yang tak tentu arah. Menjadi mahasiswa yang setiap harinya kupu-kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang). Tidak ada sesuatu yang menarik yang bisa saya kerjakan kecuali kuliah, kuliah dan kuliah.
Kebanyakan mahasiswa seperti saya menghabiskan waktu untuk jalan-jalan, nonton, belanja, bergonta-ganti gaya, dan semacamnya. Berbeda dengan saya yang keseharian waktu saya habiskan didalam kost.
Dengan keseharian saya yang itu-itu saja, membuat saya merasa bosan. Kehidupan yang monoton, tanpa gairah semangat. Berdiam diri didalam kost, tanpa ada yang dikerjakan. Hanya tidur-tiduran, makan, nonton film, dan main handphone selama berjam-jam.
Hal ini membuat hati dan pikiran saya memberontak seolah berkata, “Torehkanlah warna dikehidupanmu!” Saya berfikir dan mencari cara bagaimana agar hidup saya tidak monoton seperti ini lagi.
Saya harus bebas, saya harus bisa menjangkau dunia luas. Tapi ada yang mengganjal dihati saya, bagaimana caranya?
Suatu hari saya menghadiri seminar yang diadakan oleh salah satu UKM di kampus saya. Yang hadir tidak ramai dan tidak juga terlalu sepi. Termasuk saya yang penasaran dengan seminar itu.
Seminar itu bertemakan tentang pengembangan diri “Who Am I?”. Saya tertarik dengan judulnya untuk lebih mengenal diri sendiri. Ini merupakan seminar pertama yang saya ikuti selama saya berada di kampus ini.
Terlebih lagi karena kebetulan seminar ini diadakan secara gratis. Saya pun ingin ikut dan mengetahui bagaimana sih isi dari seminar ini. Saya berharap nanti ada yang dapat saya peroleh sesudah saya mengikuti seminar ini.
Seminar dibuka terlebih dahulu oleh ketua panitia dari UKM. Saking semangatnya mengikuti seminar perdana, saya memilih duduk di bangku paling depan. Karena memang saya terbiasa duduk selalu didepan.
Ketua panitia UKM ini merupakan mahasiswa kampus saya yang sebentar lagi akan lulus. Beliau juga kabarnya diberikan beasiswa oleh universitas untuk melanjutkan kuliah pascasarjananya di Jakarta. Namun sayangnya sampai detik ini saya lupa siapa nama ketua panitia itu.
Sebelum mulai ke materi pertama, beliau memberikan kami sedikit penjelasan tentang tema seminar. Dan beliau juga memberikan satu permainan intermezzo untuk kami, para peserta seminar.
Beliau memegang sebuah buku dan menunjukkannya kepada kami. Beliau berkata bahwa buku ini merupakan buku pertama yang Ia beli dan Ia baca. Dan buku itu akan diberikannya kepada kami.
Beliau menawarkan kepada kami, jikalau mau buku itu silahkan maju ke depan. Seakan bukan perintah, tidak ada yang berani maju ke depan termasuk saya. Beliau mengulang-ulang lagi tawarannya. Dan akhirnya saya berinisiatif untuk mengambil buku itu.
Saya maju kedepan dengan langkah yang masih sangat ragu. Beliau tersenyum dan langsung memberikan buku itu kepada saya. Beliau juga berkata, “semoga buku itu nantinya dapat membawa perubahan untukmu!” Semua peserta bertepuk tangan atas buku yang sudah diberikan kepada saya.
Tidak hanya itu, beliau juga berpesan agar banyak-banyak membaca. Terasa sekali dampaknya saat beliau bertanya kepada kami secara mengerucut. Berapa buku yang kalian baca selama sebulan? Tidak ada yang menjawab. Berapa buku yang kalian baca selama seminggu? Tidak ada juga yang menjawab. Berapa lembar yang kalian baca setiap hari? Juga tidak ada yang menjawab sama sekali.
Itu artinya bahwa tidak ada satupun peserta seminar yang membaca. Termasuk juga saya, saya tidak pernah membaca buku. Pun kalau membaca hanya buku paket pelajaran saja.
Sesudah menghadiri seminar itu, tentu saja saya mengalami perubahan. Apalagi sejak saya mendapatkan buku itu. Buku itu merupakan buku pertama yang saya terima. Dan juga merupakan buku pertama yang saya baca.
Sejak saat itulah saya mulai melakukan perubahan dalam diri saya. Dengan rajin membaca buku. Saya jadi suka ke gramedia untuk membeli buku. Meskipun per harinya saya masih membaca selembar demi selembar. Tetapi buku itulah yang mampu memotivasi saya sampai sekarang.
Selain membaca, saya mulai mencoba untuk menulis. Menulis tentang apapun. Sebenarnya dari SMP saya memang gemar menulis. Tapi kegemaran itu tidak saya lanjutkan dan itu membuat hidup saya selama berkuliah menjadi monoton.
Saya mulai menulis lagi, menulis cerpen, puisi maupun curhatan lainnya. Saya mulai membuat blog untuk saya isi dengan hasil tulisan saya. Tetapi blog saya hanya bersifat sementara.
Berulang kali saya menghapus blog yang saya buat. Karena saya pikir tulisan saya belum layak untuk di publikasikan. Terkadang juga saya membuat blog kembali dan saya isi lagi dengan tulisan. Begitulah seterusnya, buat-hapus buat-hapus blog saya lakukan selama saya berkuliah.
Entah kenapa semakin lama keinginan saya untuk menulis semakin kuat. Saya mengikuti berbagai pelatihan menulis. Mulai dari yang gratis dari kelas menulis online, sampai yang berbayar mahal.
Saya begitu termotivasi untuk menulis. Sebelumnya saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang penulis. Tapi semakin lama, tekad saya semakin kuat bahwa saya harus menjadi seorang penulis.
Sampai saat ini saya selalu berlatih menulis. Sampai akhirnya nanti saya bisa melahirkan karya-karya saya dan menginspirasi banyak orang.
Entah kenapa dalam dunia kepenulisan ini saya menemukan jati diri saya. Saya selalu mencari-cari tentang kepenulisan. Selain sebagai mahasiswa, saya juga mengisi kegiatan saya sehari-hari untuk menulis.
Tentu saja buku-buku yang saya beli sudah banyak terkumpul di meja belajar saya. Saya selalu membaca buku. Lebih lagi saya menjadwalkan buku yang harus saya beli dan baca, minimal dua buku dalam satu bulan.
Berkat satu buah buku pertama itu, merubah semua kehidupan saya. Saya menjadi termotivasi untuk menjadi seorang penulis. Kehidupan saya sekarang mulai bergairah dan bersemangat. Tentu saja saya harus tetap optimis dan menjaga konsistensi saya dalam menulis.
Perubahan besar yang terjadi dalam hidup saya. Tentu hanya karena satu buah buku. Terimakasih untuk Ketua Panitia yang saya lupa dengan namanya. Semoga Beliau selalu sukses dalam kehidupannya. Aamiin.
Lomba ini diikutsertakan dalam lomba menulis di blog Mukhofasalfikri.com dengan tema menulis pengalaman membaca
 

Senin, 25 April 2016

Gado-gado



Sumber gambar : Screenshot pribadi

Hay semuanya selamat malam menjelang tengah malam. Maaf nih baru posting. Akhir-akhir ini kayaknya Sang Pemimpi mulai malas ngeblog ya. Huuu..
Aku tau kok, aku malas. Tapi aku setiap hari nulis, walaupun blog terlantar. Jadi ceritanya seharian ini full dengan tugas kuliah dan menulis.
Tiga mata kuliah yang masing-masing tugasnya belum aku kerjakan. Alhasil dan walhasil, aku fokus mengerjakan tugas terlebih dahulu. Dan juga malam ini aku habiskan waktuku buat cerpen dan puisi. Mengejar deadline lomba nulis hari ini. Dua buah cerpen dan satu puisi masing-masing sudah kukirim online.
Menulis sambil mendengarkan lagunya “Baper-Aaron Ashab”. Jiaaa, aku gak baper kok, Cuma kebetulan aja keputer lagu ini. Tapi lagunya gak bikin baper kok, malah nge-beat gitu.
Oh iya, kemarin aku ikut pelatihan menulis. Yah itung-itung merecharge semangat menulisku yang sudah mulai menurun. Jadi tambah semangat lagi nulis dan selesaikan naskah.
Dan hari ini juga aku agak sedih, karena tadi sempat telat datang ke kelas. Dan alhasil disindir sama dosen kharismatik. Jiaaa. “Alfha sekarang udah mulai malas ya?” kata si Dosen.
Ampuunn sir, maafkan diriku yang mulai malas akhir-akhir ini. aku jadi malu karena dosennya kenal sama aku. Yaudah besok-besok aku akan rajin datang tanpa telat lagi. Aku janji!
Memang hari ini nggak sesimple biasanya. Tapi meskipun lelah, harus tetap semangat dan gak boleh ngeluh. Okeyyy teman-teman itu tadi bukan ngeluh yaa, cuman menyampaikan saja. Hahah
Dibikin simple aja, gak usah dikeluhkan. Dijalani dan dikerjakan. Semangat buat semuanya. Kayaknya udah deh curhatnya, gak ada juga yang mau baca, hahah.
Postingannya cukup ini dulu untuk hari ini. sekali lagi maafkanlah daku yang mulai malas ngeblog! Huuuu. Sampai jumpa Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfhasari4
Line & Instagram : alfhasari

Sabtu, 23 April 2016

Tentang Rindu



Sumber gambar : Desain alfhasari.blogspot.com

Tentang rindu ini yang belum tersampaikan. Bahkan hati ini kian sesak, menahan kepedihan. Termangu merenungi detik-detik hari. Berkhayal pada rindu yang masih belum juga tersampaikan.
Aku rindu dibawah rembulan malam. Aku rindu dibawah kelam. Aku rindu fajar menyingsing datang. Aku rindu cahaya mentari. Kelam akan kerinduan. Silau akan kerinduan.
Hati ini bergejolak membara. Ingin aku memberontak, tapi apa daya kemampuanku berbatas.
Entah mengapa aku rindu. Aku menaruh hati terlalu dalam. Hingga senja pun enggan bersama kembali. Aku menaruh hati terlalu dalam. Hingga kemilau matahari pun enggan bersinar lagi.
Ingin aku menantang arah angin. Ingin sekali aku berpaling dalam arus air. Agar sampai tujuanku pada muara kerinduan. Rindu yang semakin menjulang tinggi. Bagaikan puncak gunung yang harus kutempuh dan ku daki.
Aku cinta dan aku rindu. Rindu yang semakin membatin. Rindu yang semakin mendarah daging menyatu padu bagaikan urat dalam nadi. Rinduku berdetak hebat. Rinduku bergejolak mendorong rasa. Rasa yang seharusnya dapat aku semaikan dalam bibit-bibit cinta.
Aku merundung karena pilu. Aku terluka karena duka. Aku berkata karena aku rindu. Rindu segalanya tentang rasa. Rindu tentang ikatan yang membatin dalam lubuk hati.
Kuharap rindu ini berujung. Kuharap rindu ini segera bermuara. Kuharap rindu ini terlepas. Satu sama lain saling merasa dalam cinta. Cinta yang tak akan pernah habisnya.
Cinta yang tak mudah goyah walau dideru badai sekalipun. Cinta yang tak mudah karam walau diterjang ombak sekalipun. Cinta yang hakiki sampai mati. Cinta bersama keluarga tercinta.
Aku merindukan kalian keluargaku!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook         : Blog Sang Pemimpi
Twitter  : @alfha_sari4
Email              : alfhasari@gmail.com
Line & Instagram : alfhasari

Kamis, 21 April 2016

Saatnya Perempuan Berkarya Demi Indonesia



Sumber gambar : Google image smeaker.com

Ibu kita Kartini, putri sejati. Putri Indonesia harum namanya!
Hayoo siapa yang baca sambil nyanyi?
Jujur lagu ini merupakan lagu yang pertama kali paling aku hafal not baloknya saat belajar main pianika waktu SD.
Do re mi fa sol mi do, la do si la sol.
Entah mengapa, saat belajar pianika, recorder, balera, atau sejenisnya, aku selalu mencoba dengan not lagu ini. Lagu Ibu kita Kartini. Lagu nasional yang fenomenal.
Mudah dihafal, mudah dipahami dan sangat menginspirasi. Berhubung hari ini merupakan hari peringatan sang Ibu pertiwi, yaitu ibu Kartini.
Sebagai perempuan pertama yang selalu menjunjung tinggi harkat martabat seorang perempuan terutama. Ibu Kartini patut kita teladani terutama bagi seorang perempuan.
Perempuan biasanya dikenal dengan kelemahan dan ke-tidakmampuannya dalam melakukan banyak hal. Tapi menurutku itu semua adalah salah. Sebagai perempuan generasi bangsa Indonesia, kita sepatutnya berusaha untuk menjadi penerus bangsa yang sebaik-baiknya.
Haruskah semua perempuan mengangkat beban berat agar terlihat kuat?
Tidak juga, lalu bagaimana cara perempuan agar bisa menjadi penerus bangsa yang baik?
Dengan prestasi dan karya. Karena zaman semakin maju. Tak semuanya bisa diselesaikan dengan otot ataupun fisik belaka. Perempuan semestinya harus bisa berprestasi untuk negeri ini.
Menjadi perempuan yang pintar memang diidamkan bagi semua orang. Tentu dengan menuntut ilmu dan juga selalu berkarya.
Kini adalah saatnya perempuan berkarya demi Indonesia. Berkarya dan berprestasi demi menjadi generasi bangsa. Perempuan memang tidak akan bisa disamakan statusnya dengan laki-laki.
Tapi apa salahnya kita sebagai perempuan menumbuhkan potensi dan kemampuan diri. Sebagai kodratnya, perempuan adalah calon ibu bagi anak-anaknya nanti.
Itulah sebabnya kenapa perempuan harus pintar dan berkarya. Anak-anaknya nanti yang akan dididik juga seperti ibunya menjadi pintar dan penerus generasi bangsa.
So, untuk kita para perempuan. Yukk mari mencerdaskan diri sendiri demi kepentingan bangsa. Mari sama-sama berkarya dan berprestasi. Selamat memperingati hari Kartini. Karena perempuan bisa. Inilah saatnya perempuan berkarya demi Indonesia!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari