ALIBI
DI HARI MINGGU
Weekend
panjang, ya meskipun cuman tiga hari tapi cukup gabut juga, karena gak punya
planning. Hahahah.
Tapi
hari minggu saya terselamatkan dengan berbagai kegiatan.
Yah emang gitu, sebagai aktivis yang
menyandang status “sendiri”, berbagai macam pengalihan issue serta alibi akan
dilakukan.
Nah
gimana tuh?
Minggu
kemarin saya menghadiri dua kegiatan sekaligus. Dimulai dari Jumpa Penulis
Bengkulu, serta Agenda mengajar di Panti Asuhan.
Jumpa Penulis Bengkulu
Awalnya
sebelum hari jum’at saya berniat untuk pulang ke kampung halaman saja. Daripada
tiga hari gak ada kerjaan di tanah rantau. Tetapi niat saya luntur begitu saja
ketika saya melihat Instagram saya ditandai oleh seseorang. Seseorang itu
adalah kakak tingkat saya. Beliau menandai saya sebuah foto yang isinya kurang
lebih Undangan Terbuka untuk penulis dan calon penulis yang ada di Bengkulu. Undangan
tersebut diadakan oleh Forum Lingkar Pena Bengkulu.
Secara
otomatis saya excited dengan undangan tersebut. Beberapa bulan lalu juga FLP
Bengkulu mengundang penulis, namun
sayangnya saya tidak bisa ikut dikarenakan ada kegiatan yang lain di
organisasi. Akhirnya saya memutuskan untuk “harus” ikut Jumpa Penulis ini.
Menurut
saya ini adalah satu kesempatan saya mengenal penulis-penulis Bengkulu. karena
gak mau sendirian kesana, saya mengajak beberapa teman saya yang juga excited
dengan menulis.
Awal
saya dan teman saya datang ke lokasi, saya berpikir “orangnya mana? Apa belum
dimulai acaranya?” terlihat dikejauhan ada beberapa orang yang sedang berkumpul
dan asyik bercerita. Sepertinya memang itulah orang-orangnya (Jumpa Penulis
Bengkulu).
Kami
akhirnya memberanikan diri untuk mengucapkan salam dan duduk bersama mereka.
Mereka menyambut kami dengan hangat dan mempersilahkan kami untuk bergabung.
Berhubung kami terlambat, dikarenakan dari tadi sudah dimulai, mau tidak mau
kami harus menyesuaikan dengan pembahasan mereka.
Kami
berkenalan satu persatu, dan membahas sedikit mengenai dunia kepenulisan.
Tentunya sangat menarik sekali untuk didengar, meskipun yang dibahas tentunya
sudah pernah saya baca di internet. Namun entah kenapa apabila sudah masuk
kedalam dunia kepenulisan, saya sendiri menjadi excited dan tertarik dengan hal
tersebut.
Namun
sayangnya, berdasarkan pengalaman pertama saya jumpa penulis, Bengkulu masih
minim dengan anak muda yang gemar menulis. Terlihat saat disana, hampir semua
pengurus FLP Bengkulu, sudah menikah, serta yang hadir cuman beberapa orang
saja. Mereka mendominasi penulis-penulis senior yang ada di Bengkulu ini.
Mana generasi mudanya?
Padahal
remaja dan anak muda tentunya bisa mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif dan
imajinatif lagi. Tentunya akan lebih menarik dan inspiratif apabila di Bengkulu
memiliki anak muda yang sukses dalam kepenulisan. Tapi itulah kenyataanya.
Sedikit sekali peminat dalam dunia literasi. Kalau tidak kita yang sadar akan
dunia literasi, siapa lagi?
Mengajar di Panti Asuhan
Sesudah
menghadiri Jumpa Penulis Bengkulu, saya langsung pergi ke Panti Asuhan.
Tentunya teman-teman saya sudah menunggu daritadi. Saya memang agak terlambat,
karena tadi di lokasi Jumpa Penulis, mengambil beberapa foto dulu untuk bahan
tulisan, heheh.
Kemarin,
adalah hari pertama saya dan teman satu jurusan, mengajar di Panti Asuhan Bumi
Nusantara. Kenapa kami bisa sampai disana? Jadi di semester enam ini, saya
bertemu dengan mata kuliah English for Young Learners tiga sks. Dan pastinya
sudah menjadi tradisi, MK ini lebih ke praktek di lapangan. Mahasiswa semester
enam ditugaskan untuk membuat kursus Bahasa Inggris untuk Anak-anak.
Setelah
sekian lama terombang-ambing karena selalu dipindahkan kelompoknya. Akhirnya
saya mendapatkan kelompok tetap. Jadi flashbacknya, hari pertama belajar EYL,
saya tidak masuk dikarenakan tidak tahu kalau jadwal di rubah. Alhasil saya
tidak mendapatkan kelompok.
Sampai
akhirnya bisa melangkah sejauh ini. Saya bersama teman-teman kelompok saya
berinisiatif untuk mengajar di Panti. Kelompok lain juga mendapatkan siswa
dengan bermacam-macam cara, mulai dari minta izin mengajar disekolah, sampai mencari
sendiri siswa dari rumah ke rumah.
Tidak
ingin berpikir panjang, saya langsung saja mengajukan untuk mengajar di Panti
Asuhan. Karena disana banyak anak-anak yang lebih membutuhkan pendidikan.
Selain itu kita juga bisa membantu dalam hal memberikan ilmu pendidikan yang
sudah didapat selama enam semester ini.
Hari
pertama mengajar, kami tentunya belum sepenuhnya langsung mengajarkan materi.
Pertama diisi dengan perkenalan terlebih dahulu, serta berbincang-bincang
dengan adik-adik di sana. Semuanya excited dengan kedatangan kami. Untuk hari
ini lebih ke pendekatan saja, agar mengenal satu sama lain, dan tentunya
adik-adik tidak merasa canggung dengan kami.
Kami
mengadakan kursus ini sebanyak dua minggu sekali, yakni setiap hari jum’at dan
minggu sore. Kami menjadwalkannya selama kurang lebih tiga bulan. Nantinya di
akhir akan ada kuis yang langsung di nilai oleh dosen pembimbing MK, untuk
membawa lima siswa berprestasi serta di lombakan dengan siswa lain dari
kelompok lain juga.
Kegiatan
yang sangat menyenangkan tentunya di hari minggu ini. Pengalihan issue dan
memasang alibi namun bermanfaat untuk orang seperti saya. Setidaknya Minggu
dipenuhi dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif, daripada jalan-jalan gak
jelas kesana-kemari. Ya gak? Heuheuh.
Terimakasih
untuk teman-teman pembaca semuanya.
Salam
Imajinasi!
Bengkulu, 17 April
2017
dolph.
Penulis bisa dijumpai di:
Whatsapp : +62 815 3934
2675
Facebook : Blog Sang
Pemimpi
Twitter : http://www.twitter.com/alfha_sari4
Instagram & line: alfhasari
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentar ya!