Jumat, 26 Januari 2018

Senangnya jadi Guru


Senengnya udah selesai ujian Praktek Pengalaman Mengajar. Selama 3 bulan terakhir di 2017, aku dan teman-teman lainnya “magang” di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu.

Kenapa ada magang?

Istilah magang atau anak FKIP biasanya menyebutnya dengan PPL. Jadi seluruh anak FKIP di kampusku disebar ke beberapa sekolah baik itu SMP ataupun SMA di Kota Bengkulu. Balada anak semester akhir ya kan, sudah KKN terbitlah PPL. Kalau KKN hanya dilaksanakan selama satu bulan, tetapi PPL durasinya cukup lama, yaitu lebih kurang tiga bulan.

Coba aja KKN aja yang durasinya panjang biar bisa PDKT belajar dengan masyarakat di tempatku KKN. Tapi meskipun PPL terasa membosankan karena lamanya durasi, tetapi tetap harus semangat dan indah ketika sudah menjadi cerita masa lalu.

Di PPL ini tugas kami sebagai calon guru yaitu belajar mengajar. Selama tiga bulan kita mempersiapkan bagaimana nantinya mengajar di kelas sehingga menjadi guru yang baik. Banyak sekali pelajaran yang dapat aku ambil dari lamanya waktu PPL. Yaiyalah, selama itu gak ada suatu pembelajaran kan keterlaluan, heheh.
Suka duka menjadi icak-icak guru, membuatku mengerti akan pentingnya mempersiapkan diri dalam mengajar. Dan juga banyak sekali hal yang dapat aku pelajari ketika di dalam ruang kelas, maupun saat menghadapi guru di sekolah tersebut.
Setelah mendalami, meresapi, dan berpikir panjang, banyak juga sesuatu yang menguntungkan ketika kita menjadi seorang guru. Ini berdasarkan pengalamanku selama ini belajar mengajar anak-anak.

Investasi Ilmu

Sebelum menjadi guru, sudah pasti kita semua melalui proses yang panjang dan berliku. Salah satu prosesnya yaitu belajar. Kita belajar ilmu pendidikan dan mendalami materi sesuai dengan konsentrasi yang sudah kita ambil.

Aku sendiri berhubung mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, yang aku pelajari selama ini di bangku kuliah tidak jauh-jauh dari seluk beluk bahasa Inggris. Sehingga nantinya ketika menjadi guru, ya aku akan jadi guru bahasa Inggris.

Proses pembelajaran itu membantu kita dalam menyampaikan apa yang kita ajarkan nanti di dalam kelas atau kepada anak-anak murid kita. Sederhananya, sebelum kita menjadi guru, kita menabung ilmu. Setelah itu kita menginvestasikan ilmu kita kepada anak yang kita ajari/ didik.

Jangan takut merugi dalam menginvestasikan ilmu. Mengajarkan seseorang tentang ilmu pendidikan yang sudah kita dapat tidak akan membuat kita kekurangan ataupun kehilangan ilmu kita. Justru malah dengan menyalurkannya dengan orang lain, ilmu kita akan semakin bertambah. Karena kita haus akan ilmu dan ingin mencari lagi sebanyak mungkin.

Nah selain itu, anak-anak tempat kita menginvestasikan ilmu juga menjadikan ilmu yang sudah mereka dapat sebagai tabungan nanti di masa depan. Sehingga akhirnya mereka juga akan turut menginvestasikan kembali dengan generasi selanjutnya.

Uuhhh senangnya ilmu yang kita berikan kepada orang lain mengalir. Selain membuat orang lain memiliki wawasan tentang apa yang kita ajarkan, kita juga akan mendapatkan pahala. Pahala sesuai dengan mengalirnya ilmu tersebut.

Mendewasakan Diri

Kita yang biasanya belajar sendiri dan merasa tak butuh orang lain. Dalam mengajar anak-anak dan menjadi guru tentunya kita harus belajar mendewasakan diri. Kita harus tahu bahwa hidup tidak hanya kita sendiri, tetapi kita juga butuh dengan orang lain serta orang lain juga membutuhkan kita.

Jadi buat calon Ibu Guru, jangan egois yah. Kita harus belajar dan mengenal bagaimana sifat-sifat orang lain-yang tentunya berbeda-beda setiap orang. Disinilah kita belajar untuk peduli dengan sesama dan lebih memperhatikan orang lain. Asiikk.

Jadi Panutan

Bukan hanya artis berhati baik atau ulama saja yang bisa jadi panutan. Kita sebagai guru pun adalah contoh bagi anak-anak murid kita.

Terutama ketika kita berada di sekolah. Tingkah laku kita harus diatur sedemikian rupa supaya nampak baik di depan anak-anak murid kita. Karena apa? Apa yang kita lakukan akan menjadi sorot pandang mereka. Dan tak sedikit juga yang akan meniru tingkah kita. Jadi kita harus selalu bersikap baik dimanapun kita berada yaa.

Tidak hanya tingkah laku. Gaya berpakaian ataupun cara kita berdandan pun harus diimbangi sesuai dengan style guru. Jangan sampai kita saltum (salah kostum) saat mengajar.

Sabar dan Senyum

Tingkah laku, sifat, maupun kepribadian murid tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kadang ada yang penurut, menyenangkan, bahkan menjengkelkan.

Tetapi karena itu semua kita dilatih untuk selalu sabar menghadapi mereka. Mereka hanyalah anak-anak yang memiliki banyak karakter. Tinggal kitanya saja yang menyesuaikan dengan mereka.

Selalu sabar dan tersenyum dalam keadaan apapun ya teman-teman. Tidak peduli apapun masalah kita di luar sana, ketika sedang behadapan dengan anak-anak murid kita harus selalu ceria.

Mereka adalah generasi kita selanjutnya. Karena kita tidak bisa hidup abadi. Harus ada penerus perjuangan kita selanjutnya. Jadi, tetap selalu semangat untuk para guru dimanapun kita berada.

Salam imajinasi!

Bengkulu, 26 Januari 2018. 8:23 pm

Minggu, 21 Januari 2018

Intip Masa Lalu


 “Fokuslah ke depan, jangan pernah lihat ke belakang”

Kalo mau belok juga pasti lihat ke belakang dikit, biar gak nabrak. Ya gak?
Melihat ke belakang bukanlah sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Tujuannya adalah untuk kita sendiri berjaga-jaga agar tidak di serempet orang. Tujuan lain supaya kita tahu siapa saja yang hendak mendahului kita.
Dalam perjalanan menggapai mimpi. Pastinya kita ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Akan ada banyak orang-orang yang akan mengejar, berbarengan, atau bahkan mendahului kita. Maka dari itu, kita harus tetap selalu waspada, dan berhati-hati. Dan tetap harus fokus dengan kebaikan yang sudah kita bawa sampai akhir perjalanan.
Suatu hal yang sudah berada jauh dari kita. Suatu hal di belakang kita. Yang tak mampu mengejar, ataupun membersamai kita. Ia disebut masa lalu.
Masa lalu yang selalu kalian galaukan.
Tidak. Tidak.
Masa lalu tidak harus selalu menjadi kegalauan. Masa lalu juga tidak harus menjadi saingan masa depan. Ia hanya berada jauh di belakang kita. Lantas apa yang kita takutkan?
Sesekali melihat masa lalu tidak masalah. Karena tak selamanya kita memiliki masa lalu yang buruk. Pasti ada senang dan rasa bahagianya.
Masa lalu yang bahagia, jadikanlah Ia kenangan dan alasan untuk tersenyum. Kita bisa mengulanginya selagi masih ada waktu. Masa lalu yang buruk, kita bisa jadikan pelajaran. Pelajaran tak melulu soal hitungan ataupun teori. Pengalaman pahit juga bisa dijadikan pembelajaran. Pembelajaran agar kita berhati-hati dalam melangkah. Pengalaman agar kita selalu waspada dalam setiap perjalanan.
Masa lalu pribadi cukup tersimpan dalam hati. Masa lalu kita bersama? Kita bisa bagi dengan banyak orang.
Lalu bagaimana dengan tempat yang kita pijak?
Tempat kita menghirup nafas. Menelan hasil perutnya. Menyicip kebaikan dariNya.
Suatu tempat juga punya masa lalu. Masa lalu yang harus diketahui oleh penduduknya. Masa lalu yang harus diceritakan pada anak-anaknya. Karena mereka juga pantas di ingat. Mereka yang membangun negeri. Mereka yang memperjuangkan hak kehidupan. Mereka yang berjuang untuk kelayakan hidup. Mereka yang berjuang untuk memanusiakan manusia.
Mengintip Masa Lalu
Di terik kala itu. Aku bersama temanku mengumpulkan niat untuk mengunjungi salah satu tempat masa lalu. Tempat semua masa lalu di rangkai menjadi satu cerita. Masa lalu yang akhirnya menjadi sejarah. Sejarah yang bisa kita pelajari dan kita kenang pengorbanannya.
 
 Museum Negeri Bengkulu
Bengkulu. Kota kecil yang belum banyak orang tahu. Kota kecil yang ketika aku Tanya dengan teman-temanku di luar pulau Sumatera, mereka hanya pernah dengar, tidak tahu persis.
Raflesia? Soekarno? Penjahit Merah Putih?
Iya. Itu Bengkulu. Ciri khas Bengkulu yang sudah sebagian orang tahu. Sebagian mereka yang tinggal di pulau Sumatera.
Aku pun tak tahu. Bagaimana persisnya Bengkulu itu. Bagaimana kala Soekarno dan Fatmawati bisa bersua? Aku tak tahu.
Itulah mengapa masa lalu itu tidak boleh tertinggal. Ia hanya menjadi kenangan, tapi tidak untuk dilupakan. Ada banyak pertanyaan jika kau membahas masa lalu. Akan ada banyak pertanyaan jika kau ingin tahu mengapa ada masa depan.
Suatu hal yang aku mulai tertarik kepadanya. Berkunjung ke museum. Istana sejarah. Kita akan tahu banyak hal tentang negeri. Bukan hanya diri sendiri. Bangsa ini perlu anak yang tahu identitasnya sendiri. Bukan yang hanya sibuk selfie lalu bernyanyi. Tapi lebih dari itu.
Replika Tabot Bengkulu
Replika Jongkong. Perahu Bercadik untuk menangkap ikan
Replika Rumah Adat Bengkulu

Mesin cetak zaman dahulu
Museum tak selamanya membosankan dengan penemuan arca dan batu-batu. Tapi asal kenapa bisa terbentuk menjadi seperti itu. Terbuat dari apa? Bagaimana bisa kemampuan berfikir orang dahulu sudah secerdik itu. Padahal itu sudah ratusan tahun lalu.
Intiplah masa lalu sedikit saja. Agar kita lebih peduli dengan masa depan. Apa yang baik kita teruskan. Apa yang belum ada kita tambahkan. Dan apa yang buruk kita jauhkan dan perbaiki dengan yang lebih baik.
Salam Imajinasi!

Bengkulu, 21 Januari 2018. 10.26 pm

Jumat, 12 Januari 2018

2018 Goals

Halo teman-teman.
Meskipun new year udah lewat. Tapi kayaknya masih ya bau-bau gosongnya kembang api. Hahahah.
Aku mau memanfaatkan ke-gosong-an kembang api ini dengan goals 2018.
Yaelah kak, udah lewat!
Biarin yang penting nulis. Wleeee

Goals atau biasanya anak jaman kekinian menyebutnya resolusi. Resolusi bisa berupa sesuatu keinginan yang ingin kita capai. Tidak harus di tahun baru kita membuat resolusi ini. Tetapi biasanya resolusi dibuat di awal akan memulai sesuatu. Bisa awal perkuliahan, awal tahun, awal bekerja, awal hubungan kebersamaan, dan lainnya.

Sebelum tahun 2018, aku sempat bikin polling sederhana di Instagram yang berisi tentang resolusi.
Aku memberikan pilihan mengenai resolusi apakah harus dipublikasikan atau tidak. Hasilnya lebih banyak teman-teman di Instagram memilih untuk cukup kita sendiri yang tahu.
Padahal pilihan aku sendiri, harusnya resolusi di publikasikan agar teman-teman kita tahu dan membantu memberikan dukungan dalam mewujudkan resolusi tersebut.
Mungkin banyak juga faktor-faktor lain yang membuat teman-teman memilih untuk tidak mempublikasikan resolusi. Yang jelas resolusi merupakan hak pribadi kita mau diapain nanti.

Setelah dipertimbangkan dengan cukup seksama, dan membutuhkan waktu yang lama untuk memikirkannya membuat resolusi tersebut. Finally this is ma goals in 2018:

BE MORE CREATIVEGenerasi sekarang ya kan, hampir semuanya berkarya kreatif. Mereka seakan tidak pernah kehabisan ide untuk memunculkan sesuatu.
Lihat teknologi yang semakin hari semakin canggih. Yang kecanggihannya terkadang susah untuk dipikirkan dengan detail. Ada-ada aja sesuatu yang baru bermunculan.
Maka dari itu ayo sama-sama menjadi kreatif di tahun yang baru ini. Melahirkan gagasan dan ide-ide cemerlang untuk kita dan masyarakat. Agar nanti semakin banyak generasi yang cerdas dalam mengelolah dan memajukan bangsa ini. Merdekaaaa!

START MY PODCASTSebelumnya memang sudah tahu apa itu Podcast. Aku pernah mendengarkan Podcast berbahasa Inggris (tapi gatau artinya). Dan sepulang dari #ACYC2017 di Bandung kemaren, aku jadi tahu bahwa Podcast bukan hanya tentang pendidikan. Segala hal bisa kita bahas dan kita ceritakan melalui Podcast.
Menarik. Tapi belum banyak peminatnya di Indonesia. Aku tertarik untuk bikin Podcast mulai tahun ini. Tapi nyatanya belum sempat aku mulai. Padahal teman-temanku yang ikut ACYC2017 sebagian sudah ada yang memulai Podcast pertamanya. Wowww

READ BOOKS AND REVIEWAkhir-akhir ini aku memang merasa mengalami kemunduran dalam membaca buku. Yaa mungkin karena disibukkan dengan tugas kuliah anak semester akhir.
Membaca buku memang menyenangkan. Tetapi butuh niat dan waktu luang lebih. Untuk itu aku berusaha untuk menyempatkan waktu membaca buku.
Cara agar kita bisa baca buku dengan terpaksa, yaitu dengan mengulas kembali apa yang sudah kita baca. Ulasan tersebut bisa kita sampaikan kembali melalui tulisan, ataupun dengan video. Nah aku rencananya ingin mengulas buku melalui video Youtube dan Podcast. Doain yah teman-teman supaya rencanaku lancar. Aamiin

SECOND AND THIRD BOOKUwooh. Masa kuliah emang banyak sekali manfaat yang bisa kita galih lebih dalam. Apalagi status mahasiswa selama empat tahun. Apa saja yang udah didapat?
Sayang dong kalo kita tidak pandai memanfaatkannya. Misalnya membuat karya.
Buku pertama Alhamdulillah berhasil terbit 2 tahun lalu.
 Whatt? 2 tahun lalu? Terus 2 tahun ini ngapain aja?Iya itu. Makanya. Sayang kan kalo gak dimanfaatin. Tahun ini rencananya aku mau ngejar buku kedua dan ketiga. Kalo bisa keempat dan seterusnya. Doain yaa.

GRADUATEOf course. Ini yang paling di tunggu-tunggu. Hampir empat tahun kuliah yang pastinya mengharapkan wisuda dong. Iya lah, mahasiswa mana yang tidak mau wisuda? Ada lah, mahasiswa tidak aktif.hahahahEh, btw tadi aku cek portal kampus, dan statusku katanya mahasiswa tidak aktif. Syedihh padahal udah bayar SPP. Mungkin belum dirubah aja sama adminnya. Positif thinking guys.*skip

NEXT STEPSelanjutnya yah udah direncanain dong kalo udah wisuda mau ngapain. Tapi ini rahasia.

Pokoknya kita doa sama-sama agar apa yang kita rencanakan terwujud. Apa yang kita perjuangkan tercapai. Dan semoga bisa menginspirasi untuk perjuangan-perjuangan selanjutnya.
Lalu, resolusi teman-teman apa aja nih?
Boleh cerita bersamaku yah di:
Email : alfhasari@gmail.com
Instagram : @alfhasari
Twitter : @alfha_sari4

Bengkulu, 12 Januari 2018. 11:43 pm