Jumat, 12 Januari 2018

2018 Goals

Halo teman-teman.
Meskipun new year udah lewat. Tapi kayaknya masih ya bau-bau gosongnya kembang api. Hahahah.
Aku mau memanfaatkan ke-gosong-an kembang api ini dengan goals 2018.
Yaelah kak, udah lewat!
Biarin yang penting nulis. Wleeee

Goals atau biasanya anak jaman kekinian menyebutnya resolusi. Resolusi bisa berupa sesuatu keinginan yang ingin kita capai. Tidak harus di tahun baru kita membuat resolusi ini. Tetapi biasanya resolusi dibuat di awal akan memulai sesuatu. Bisa awal perkuliahan, awal tahun, awal bekerja, awal hubungan kebersamaan, dan lainnya.

Sebelum tahun 2018, aku sempat bikin polling sederhana di Instagram yang berisi tentang resolusi.
Aku memberikan pilihan mengenai resolusi apakah harus dipublikasikan atau tidak. Hasilnya lebih banyak teman-teman di Instagram memilih untuk cukup kita sendiri yang tahu.
Padahal pilihan aku sendiri, harusnya resolusi di publikasikan agar teman-teman kita tahu dan membantu memberikan dukungan dalam mewujudkan resolusi tersebut.
Mungkin banyak juga faktor-faktor lain yang membuat teman-teman memilih untuk tidak mempublikasikan resolusi. Yang jelas resolusi merupakan hak pribadi kita mau diapain nanti.

Setelah dipertimbangkan dengan cukup seksama, dan membutuhkan waktu yang lama untuk memikirkannya membuat resolusi tersebut. Finally this is ma goals in 2018:

BE MORE CREATIVEGenerasi sekarang ya kan, hampir semuanya berkarya kreatif. Mereka seakan tidak pernah kehabisan ide untuk memunculkan sesuatu.
Lihat teknologi yang semakin hari semakin canggih. Yang kecanggihannya terkadang susah untuk dipikirkan dengan detail. Ada-ada aja sesuatu yang baru bermunculan.
Maka dari itu ayo sama-sama menjadi kreatif di tahun yang baru ini. Melahirkan gagasan dan ide-ide cemerlang untuk kita dan masyarakat. Agar nanti semakin banyak generasi yang cerdas dalam mengelolah dan memajukan bangsa ini. Merdekaaaa!

START MY PODCASTSebelumnya memang sudah tahu apa itu Podcast. Aku pernah mendengarkan Podcast berbahasa Inggris (tapi gatau artinya). Dan sepulang dari #ACYC2017 di Bandung kemaren, aku jadi tahu bahwa Podcast bukan hanya tentang pendidikan. Segala hal bisa kita bahas dan kita ceritakan melalui Podcast.
Menarik. Tapi belum banyak peminatnya di Indonesia. Aku tertarik untuk bikin Podcast mulai tahun ini. Tapi nyatanya belum sempat aku mulai. Padahal teman-temanku yang ikut ACYC2017 sebagian sudah ada yang memulai Podcast pertamanya. Wowww

READ BOOKS AND REVIEWAkhir-akhir ini aku memang merasa mengalami kemunduran dalam membaca buku. Yaa mungkin karena disibukkan dengan tugas kuliah anak semester akhir.
Membaca buku memang menyenangkan. Tetapi butuh niat dan waktu luang lebih. Untuk itu aku berusaha untuk menyempatkan waktu membaca buku.
Cara agar kita bisa baca buku dengan terpaksa, yaitu dengan mengulas kembali apa yang sudah kita baca. Ulasan tersebut bisa kita sampaikan kembali melalui tulisan, ataupun dengan video. Nah aku rencananya ingin mengulas buku melalui video Youtube dan Podcast. Doain yah teman-teman supaya rencanaku lancar. Aamiin

SECOND AND THIRD BOOKUwooh. Masa kuliah emang banyak sekali manfaat yang bisa kita galih lebih dalam. Apalagi status mahasiswa selama empat tahun. Apa saja yang udah didapat?
Sayang dong kalo kita tidak pandai memanfaatkannya. Misalnya membuat karya.
Buku pertama Alhamdulillah berhasil terbit 2 tahun lalu.
 Whatt? 2 tahun lalu? Terus 2 tahun ini ngapain aja?Iya itu. Makanya. Sayang kan kalo gak dimanfaatin. Tahun ini rencananya aku mau ngejar buku kedua dan ketiga. Kalo bisa keempat dan seterusnya. Doain yaa.

GRADUATEOf course. Ini yang paling di tunggu-tunggu. Hampir empat tahun kuliah yang pastinya mengharapkan wisuda dong. Iya lah, mahasiswa mana yang tidak mau wisuda? Ada lah, mahasiswa tidak aktif.hahahahEh, btw tadi aku cek portal kampus, dan statusku katanya mahasiswa tidak aktif. Syedihh padahal udah bayar SPP. Mungkin belum dirubah aja sama adminnya. Positif thinking guys.*skip

NEXT STEPSelanjutnya yah udah direncanain dong kalo udah wisuda mau ngapain. Tapi ini rahasia.

Pokoknya kita doa sama-sama agar apa yang kita rencanakan terwujud. Apa yang kita perjuangkan tercapai. Dan semoga bisa menginspirasi untuk perjuangan-perjuangan selanjutnya.
Lalu, resolusi teman-teman apa aja nih?
Boleh cerita bersamaku yah di:
Email : alfhasari@gmail.com
Instagram : @alfhasari
Twitter : @alfha_sari4

Bengkulu, 12 Januari 2018. 11:43 pm









Sabtu, 23 Desember 2017

Sedikit Cerita Dari Bandung


<![endif]-->
Satu minggu yang lalu, berbagai permasalahan ditempuh untuk bisa pergi ke kota impian. Salah satu kota yang menjadi daftar wajib yang harus dikunjungi agar menjadi sejarah progress saya kedepannya. Permasalahan keuangan, restu orang tua, dan tidak adanya teman menjadi hal yang sangat memusingkan. Saya harus memutar otak supaya bisa bersikeras pergi.
Bandung
Beralasan mengikuti pelatihan dengan berbagai masalah sebelum keberangkatan. Akhirnya jadi juga menginjakkan kaki di kota ini.
Bermodalkan nekat dan sedikit bekal dana dari orang tua dan universitas. Aku memberanikan diri berangkat sendirian.
Satu minggu membuatku mau tak mau harus membawa koper besar. Sendirian berangkat ke bandara Fatmawati menuju ke Jakarta dengan menenteng koper besar tersebut.
Kok berani ya sendirian?
Karena kalo gak nekat, gak akan bisa membuat minpi jadi nyata.
Menginap satu hari di Jakarta, rumah keluarga. Keesokan paginya aku berangkat ke Bandung sendiri dengan menggunakan kereta api. Sampainya di Stasiun Bandung tentu saja aku harus menenteng koper besarku sendirian lagi. Hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan, yaitu pelatihan.
Satu minggu berkumpul bersama dengan orang-orang hebat dari berbagai daerah seluruh Indonesia. Aku bersyukur ada diantara mereka. Pengetahuan, pemahaman, karakter dan sifat dari orang2 membuatku belajar banyak dari pengalaman.
Dinginnya kota bandung tentunya tak menyurutkan usahaku. Kota dingin sejuta kesejukan dan keramaian. Orang bilang bandung adalah kota kenangan. Memang benar. Bandung memberikan sejuta cerita untuk dikenang.
Aku hari ini, di tempat ini mengenang kisah. Diatas kursi dengan bisingnya bunyi rel kereta api. Langkah demi langkah perlahan mendorongku menjauh dari kota ini. Menyuruh pulang untuk kembali membuka mata pada kenyataan. Yah, bagiku Bandung adalah mimpi. Mimpi yang sudah sempat menjadi nyata.
Bandung, 13 Desember 2017. 12:29 pm.

Jumat, 08 Desember 2017

Totalitas Seorang Guru #TelatBerat - Alfha Sari for Anti-Corruption Youth Camp 2017


 Totalitas Seorang Guru
By: Alfha Sari Asnawi

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses kehidupan kita. Dengan pendidikan, kita bisa mendapatkan informasi baik itu dari segi ilmu akademik maupun non akademik.
Sejak lahir manusia sudah bisa mendapatkan pendidikan. Pembelajaran di rumah bersama orang tua, lingkungan, maupun lokasi formal seperti sekolah. Dengan adanya pendidikan, pemikiran kita bisa lebih maju dan bertambah. Hal-hal yang belum kita ketahui, akan kita dapatkan lewat pendidikan.
Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan tentunya dengan bersekolah. Sekolah merupakan salah satu wadah bagi kita untuk bisa mengeksplorasi diri untuk mengembangkan ataupun mendapatkan pengetahuan. Tentunya ada sosok pengajar atau guru yang memberikan atau membagikan informasi pengetahuan tersebut. Seorang guru awalnya juga mencari pengetahuan sebelum Ia mengajarkan orang lain atau siswanya.
Menjadi seorang pengajar atau seorang guru pastinya harus memiliki totalitas serta profesionalitas yang tinggi. Tidak hanya mengajar dan sekedar memberikan pengetahuan saja, tetapi juga mendidik moral siswanya untuk menjadi lebih baik.
Namun bagaimana jika ada permasalahan yang mempertanyakan totalitas seorang guru dalam mengajar? Seperti halnya seorang guru yang mengajar di kelas dan mengalami fenomena Korupsi Waktu.
Korupsi bukan hanya dilakukan oleh pejabat yang memiliki kedudukan kekuasaan saja. Hal-hal kecil pun disekitar kita juga bisa berbau korupsi. Seperti hal nya di sekolah. Saat seorang guru yang sedang mengajar mengalami fenomena korupsi waktu.
Ketika seorang guru mengajar di dalam kelas, ada dua permasalahan yang saya soroti dalam belajar mengajar. Pertama yaitu seorang guru yang mengajar sesuai dengan jam pelajarannya namun mengambil jam pelajaran guru lain. Dan yang kedua adalah mengurangi jam pelajaran padahal  masih berlangsungnya belajar mengajar.
Satu permasalahan yang terjadi saat saya masih SMA di daerah saya, sering sekali ketika sudah habis waktu dalam mata pelajaran tersebut, tetapi Ia masih tetap melanjutkan tanpa peduli dengan guru yang akan mengajar mata pelajaran lain selanjutnya.
Selain itu ada juga guru yang seharusnya mengajar dengan penuh selama mata pelajaran yang Ia ajarkan, tetapi Ia menyudahi pembelajaran tersebut dengan alasan yang mungkin sepele. Sehingga akhirnya membuat kelas menjadi kosong tanpa ada kegiatan belajar mengajar sembari menunggu mata pelajaran selanjutnya.
Hal-hal sepele tersebut jika dibiarkan terus menerus tentunya dapat menyebabkan dampak yang luar biasa bagi pelajar atau siswa. Dan permasalahan tersebut merupakan salah satu bagian kecil dari korupsi, yaitu korupsi waktu.
Berlebihan mengambil jam
Ada saat dimana seorang guru terkadang terlalu asyik dengan materi yang Ia sampaikan. Mungkin Ia menganggap bahwa siswa akan terus-menerus mampu mendapatkan dan butuh dengan informasi darinya. Sehingga Ia terlena sehingga melupakan waktu yang sudah habis di mata pelajaran tersebut dan mengambil jam pelajaran guru lain yang akan mengajar selanjutnya.
Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kesempatan guru lain yang hendak mengajar selanjutnya di kelas tersebut. Sehingga materi atau mata pelajaran selanjutnya yang diambil jamnya oleh guru tadi menjadi tidak selesai dan terbengkalai. Guru lain pun ikut menjadi terlambat dalam meyampaikan materi. Dan akan menjadi siklus berputar antara guru yang satu dengan yang lainnya, yaitu mengambil jam pembelajaran guru lain untuk menyelesaikan materi yang belum selesai.
Penyebab lain adalah karena materi yang terlalu banyak. Ketika menjelang Ujian Tengah Semester ataupun ujian lainnya, pembelajaran yang masih banyak yang belum selesai terpaksa harus diselesaikan dengan waktu yang mepet. Sehingga guru memaksakan siswanya untuk terus belajar dan Ia memberikan semua materi dalam waktu yang singkat.
Dengan adanya pertambahan waktu yang tidak seharusnya di jam pelajaran tersebut, siswa akan merasakan kejenuhan. Terlalu lamanya durasi pembelajaran, apalagi kalau gurunya menjelaskan secara monoton, siswa akan mudah bosan dan akhirnya memilih untuk mengobrol dengan teman sebangku ataupun memilih keluar untuk mencari udara segar.
Mengurangi jam pelajaran
Banyak hal juga yang biasa dilakukan oleh guru yang membuat mereka mengurangi jam pelajaran. Misalnya ketika waktu seharusnya di jadwal pelajaran 2 jam pelajaran, guru mengurangi waktu belajar mengajar menjadi hanya satu jam saja. Tidak sedikit yang menambahkan alasan-alasan yang sepele dalam waktu yang dipersingkat tersebut.
Kesibukan pribadi
Kesibukan pribadi banyak sekali dijadikan alasan untuk mengurangi waktu pembelajaran. Guru biasanya beralasan ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggal. Padahal sebenarnya Ia hanya bolos untuk menghindari pelajaran yang Ia tidak mengerti atau belum Ia siapkan.
Kegiatan sekolah
Tidak sedikit juga guru yang super sibuk dan hampir tidak lagi mempedulikan keadaan siswanya di dalam kelas. Dengan beralasan kegiatan urgent sekolah (adanya acara sekolah), sehingga Ia hanya masuk sebentar dengan memberikan tugas kepada siswa. Masih syukur apabila tugas yang diberikan akan dibahas di lain waktu. Biasanya guru mengabaikannya dan tugas yang dikerjakan oleh siswa hanya percuma jika tidak ada tindak lanjut dari seorang guru. Percuma jika hanya sekedar mengisi kekosongan karena Ia sibuk dengan kegiatan sekolah.
Malas mengajar
Fenomena lain yang saya sempat rasakan adalah banyak guru yang menunda memberikan pembelajaran dengan banyak memberikan nasihat ataupun memarahi siswanya. Karena belum siapnya materi pembelajaran ataupun malasnya mengajar, guru akan mencari alasan dengan memarahi kesalahan sepele siswa dan menceramahinya mulai dari awal pelajaran hingga lonceng tanda habis jam pelajaran.
Apakah ada yang mengalami hal ini?
Jam pelajaran yang dikurangi oleh guru karena alasan-alasan tersebut dapat berdampak cukup serius untuk siswanya. Terutama dalam hal kondisi didalam kelas yang di tinggalkan oleh  guru yang mengajar. Membiarkan kelas kosong tanpa guru membuat siswa menjadi tak bisa di handle dengan baik.
Banyak siswa hanya akan bermain-main saja dan menghiraukan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Akhirnya kondisi kelas akan menjadi ribut, banyak yang keluar masuk, atau bahkan akan melarikan diri ke kantin dan bolos sekolah.
Membiarkan siswa dalam kondisi yang seperti ini, siswa tidak akan mendapatkan materi yang seharusnya ia dapatkan. Sehingga pembelajaran menjadi tertunda dan akhirnya kembali lagi ke permasalahan diatas, saat menjelang ujian, guru akan memberikan materi ngebut dan banyak untuk siswanya.
Hilangnya kewibawaan
Meskipun sepele, korupsi waktu merupakan hal yang cukup serius dalam menurunnya totalitas seorang guru. Seringnya mengabaikan dan tidak peduli dengan siswa didalam kelas, membuat guru mau tidak mau akan kehilangan kewibawaan sebagai seorang guru yang profesional di mata siswa.
Kewibawaan yang memudar juga menyebabkan profesionalitas yang patut dipertanyakan oleh seorang guru. Guru yang seharusnya profesional dalam mengajar dan kedisiplinan dalam mendidik moral siswa akan menjadi pertanyaan.
Seorang guru yang tidak peduli, tidak akan disegani dan di hormati oleh siswanya. Karena gurunya saja menganggap sepele siswa, bagaimana dengan siswanya?
Introspeksi diri
Solusi permasalahan kurangnya profesionalitas guru yaitu dengan sadar dengan diri sendiri. Saya sebagai seorang calon guru dan guru yang ada di Indonesia tentunya harus meningkatkan totalitas dan kualitas kita sebagai seorang pengajar.
Dengan mendisiplinkan diri dan peduli tidak hanya kemampuan akademik siswa atau pelajar, tetapi juga kemampuan non akademik dan sopan santun/ kelakuan siswa. Peningkatan kedisiplinan ini adalah untuk mewujudkan profesionalitas seorang guru.
Kritik siswa
Untuk peningkatan kedisiplinan, siswa juga bisa ikut andil dalam menumbuhkan kesadaran seorang guru. Salah satunya dengan cara memberikan kritik kepada seorang guru melalui Kepala Sekolah. Sehingga Kepala Sekolah juga ikut mengetahui progress dari guru-guru yang ada di sekolah tersebut.
Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang dilansir dalam Detik News hari Rabu, 5 November 2014, mengatakan bahwa Guru tidak boleh bersikap superior, guru juga harus mau menerima kritik dari para murid didiknya agar tercipta sekolah yang ramah anak.
Jadi sebagai seorang siswa tidak perlu takut karena terancam nilai kecil dari guru yang mengajar, karena melaporkan masalah korupsi waktu yang dilakukan oleh guru di sekolah mereka.
Dengan begitu siswa juga dapat membantu meningkatkan kedisiplinan bagi seorang guru. Selain itu kritik siswa dapat menegur guru agar bisa sedikit sadar akan pentingnya menjunjung tinggi totalitas sebagai seorang guru yang profesional.

"Seorang guru yang baik adalah yang mampu membentuk karakter siswa dengan pendidikan yang dapat membuat siswa disiplin, peduli sesama, dan peka terhadap lingkungan sekitar".


Bandung, 8 Desember 2017. 6:47 pm


Satu Dalam Perbedaan

Berbicara mengenai perbedaan, setiap dari kita sudah sangat pasti memiliki perbedaan. Bahkan orang yang kembar sekalipun memilki hal-hal yang membedakan mereka, baik itu dari segi sifat, kelakuan, ataupun cara berfikir.
Begitulah Indonesia, sebuah Negara yang cukup banyak ditinggali oleh masyarakat yang tentunya berbeda-beda. Suku yang unik, sifat, fisik dan usia yang beragam, maupun hal-hal yang berbeda lainnya. Namun dari perbedaan tersebutlah muncul hal-hal yang dapat menyatukan mereka menjadi sebuah Negara Indonesia.
Saat aku mengikuti ACYC 2017, banyak sekali pelajaran hidup yang aku dapatkan. Mulai dari memperhatikan sekeliling sampai mengambil sebuah pelajaran dari setiap gerak-gerik orang lain.
Perbedaan tempat bertukar pikiran
Dengan adanya perbedaan satu sama lain, kita bisa saling bertukar informasi mengenai pengalaman ataupun hal lainnya. Contoh kecilnya saat aku dipersatukan dengan tiga orang teman-yang berasal dari daerah yang berbeda-didalam satu kamar.
Kita memiliki sifat, kelakuan, dan kedisiplinan yang berbeda. Sifat yang berbagai macam seperti periang, pendiam, pemikir, dan lain-lain. Ada yang suka telat, gesit, dan anti lelet (seperti kelompok kami-buffer), dan ada juga yang memiliki pengalaman yang sudah banyak.
Akan tetapi, berkat hal yang tidak sama tersebut, kita menjadi satu kesatuan yang bisa saling melengkapi satu sama lain. Ketika ada satu orang yang telat, yang gesit pasti akan selalu mengingatkan yang telat untuk tidak melakukan hal tersebut. Ketika yang masih belum berpengalaman, akan mendapatkan informasi dari orang yang sudah berpengalaman dalam hal apapun yang dapat membuat pengetahuannya bertambah.
Begitupun sebaliknya, seseorang yang sudah banyak memiliki pengalaman tentunya dapat berbagi dan juga dapat mengetahui hal-hal baru lainnya.
Perbedaan alat pemersatu
Kita semua berbeda. Namun perbedaan itu dapat membuat kita bersatu, bagi yang bisa mendapatkan pelajaran dari perbedaan tersebut.
Dua hari yang lalu, aku dan teman-teman satu kelompokku melakukan diskusi di salah satu taman yang ada di Kota Bandung. Dalam satu kelompok, memiliki hobi yang berbeda-beda, seperti menulis blog, membuat video atau vlog, desain grafis, podcast, music, dan lain-lain. Kita mendiskusikan satu permasalahan, yaitu mengenai isu pendidikan.
Agar lebih terarah, fasilitator membagi kami dalam fokus masing masing. Akhirnya aku bergabung bersama teman-teman yang suka menulis blog. Dengan satu visi atau tujuan yang sama, kita saling bertukar pikiran mengenai opini masing-masing.
Meskipun memiliki kesukaan yang sama, opini atau pendapat yang disampaikan ternyata berbeda-beda. Karena berasal dari daerah yang berbeda, pendapat mengenai permasalahan pendidikan setiap daerah pun berbeda.
Sangat sulit sekali untuk menyatukan satu suara dalam perbedaan. Selesai berdiskusi-pun sudah hampir larut malam. Kita sama-sama saling mempertahankan pendapat. Sifat dari masing-masing peserta pun sudah mulai terlihat sekali perbedaanya. Ada yang pemarah, suka mengalah, ingin menang sendiri, dan cuek.
Meskipun sulit, ada pelajaran yang dapat diambil hikmahnya. Masing-masing jadi tahu informasi atau isu pendidikan yang ada di daerah lain. Masing-masing juga menjadi tahu bagaimana mempertahankan pendapat dan mengalah dalam mengontrol emosi.


Pelajaran-pelajaran kecil yang kita dapatkan. Mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang. Namun bagiku, hal-hal kecil tersebutlah yang dapat menambah pengetahuan maupun pengalaman kita. Dengan mendengarkan, meresapi, dan melihat perbedaan dari orang lain, bisa menjadikan kita lebih menghargai dan lebih berhati-hati terhadap sesuatu ketika kita melangkah.
Yang memiliki tujuan yang sama pun terkadang memiliki banyak hal yang berbeda. Lalu kita pribadi yang berbeda, dengan segala hal yang membedakan kita, apa salahnya untuk menjadi SATU.

Bandung, 8 Desember 2017. 5:32 am

Selasa, 05 Desember 2017

Millenials, Tau Korupsi Gak?



Kalo bicara masalah korupsi, pasti di benak kita semua sudah membayangkan beratnya masalah tersebut. Ada juga mungkin yang berfikir mengenai rumitnya pemecahan masalah yang sedang diahadapi. Seperti yang kita ketahui bahwa di Negara kita kasus-kasus seperti korupsi sudah banyak sekali tersebar di media sosial. Masyarakat pun sudah sangat awam mendengar apapun mengenai korupsi.
Anti-Corruption Youth Camp atau disingkat ACYC 2017 yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) merupakan kegiatan yang sangat seru, kreatif, dan berjiwa nasionalis tentunya di kemas dalam media digital yang pas buat remaja ataupun anak muda.
Kegiatan ini berjalan selama kurang lebih 7 hari di Kota Bandung, Jawa Barat. Pesertanya terdiri dari berbagai macam daerah di seluruh Indonesia. Dan Alhamdulillah aku merupakan salah satu pemuda yang mewakili daerah Bengkulu dalam kegiatan ini.


Kenapa Bengkulu?
Nah kebetulan aku sedang kuliah di Bengkulu, dan disini di setiap perkenalan aku selalu menyebutkan Bengkulu untuk perwakilan daerah. Tapi tetap tidak melupakan asal daerah dong ya, asalku dari salah satu kabupaten yangada di Sumatera Selatan, Empat Lawang.
Saat bertanya kepada peserta dari daerah lain, “tau Bengkulu gak?” jawabannya pasti senyum-senyum sambil geleng-geleng. Udah ketebak pasti gak tau sama Bengkulu. yaudah aku jelasin aja sedikit tentang dimana si Bengkulu itu. Hahahah
Aku kira, aku adalah salah satu dari Bengkulu, ternyata aku punya temen satu yang juga keturunan Bengkulu. kita sempat sharing sedikit mengenai Bengkulu, dan yang aku ketahui dari beliau (ceileehhh, beliau), beliau juga bisa Bahasa Rejang, salah satu bahasa daerah Suku Rejang. Aku tahu pas tadi di seminar, beliau sempat coret-coret Aksara Kaganga di notebooknya.


Ngobrolin Korupsi Sama Millenials
Di hari pertama mengikuti ACYC 2017, pastinya sudah banyak kegiatan yang sudah terlewati, seperti pembukaan ACYC 2017, talkshow “Ngobrolin Korupsi Sama Millenials”, serta Youth Sharing Night.
Talkshow yang belum pernah aku ikuti sebelumnya yang sangat menarik dan berbobot sekali. Dengan pilihan tema yang anak muda banget yang tentunya pembicara dari pemerintahan seperti: Bapak Mohammad Tsani Annafari (Penasihat KPK), Bapak Dadang Trisasongko (Sekjen Transparency International Indonesia), Perwakilah Pemerintah Kota Bandung, Kak Anita Wahid (Jaringan Gusdurian), Kak Melanie Subono (Seniman & Aktivis yang kekinian banget), Kak Iman Sjafei (Social Marketing Strategist), Sujarnako (Direktur Dikyanmas KPK), serta penulis termahsyur kita sekaligus sang pemilik Negara yang namanya The Panas Dalam, Ayah Pidi Baiq.
Talkshow yang dikemas dengan bahasa anak muda, yang bisa diterima dan dipahami oleh peserta tentunya, dan juga sempat menimbulkan berbagai macam pertanyaan seputar media digital dan Korupsi.

Media Digital
Zaman sekarang siapa yang tidak tahu mengenai media digital. Teknologi yang sudah sangat menjamur berhasil menyentuh segala jajaran masyarakat. Hampir semua masyarakat lambat laun sudah mengerti mengenai media digital. Banyak sekali contoh dari teknologi digital seperti televisi, radio, serta sosial media.
Media digital sekarang sudah sangat berpengaruh terhadap masyarakat serta memberikan dampak yang luar biasa. Akses yang mudah dengan teknolgi canggih yang bisa di jangkau oleh semua orang semakin membuat orang-orang mudah mengenal dunia dan informasi. Segala sesuatu pasti bisa diketahui dari media digital.
Namun jangan lupa bahwa media digital dengan kebebasan dan kemudahan akses, pastinya kita sebagai masyarakat yang sudah melek dengan teknologi untuk tidak menyalah gunakan hal tersebut.
Generasi millenials yang melek media harus pandai untuk memanfaatkan teknologi yang sudah bertebaran dimana-mana. Aku sempat sedikit mengutip kata-kata dari salah satu pembicara talkshow tadi, bahwa “Secanggih apapun media digital yang kita punya, kalau kita gak bisa mempergunakannya dengan bijak, itu namanya percuma!.
Akan terasa sia-sia apa yang sudah diciptakan oleh manusia dalam bentuk teknologi untuk mempermudah manusia itu sendiri, apabila manusia tersebut tidak bisa menggunakannya secara totalitas untuk kepentingan yang bersifat positif.
Untuk itu, peserta ACYC 2017 yang merupakan generasi millenials tentunya diberikan sebuah misi untuk menghasilkan karya dengan memanfaatkan banyak teknologi yang sudah diciptakan. Dan tentunya misi tersebut harus memiliki pengaruh atau dampak terhadap masyarakat luas.

Bandung, 4 Desember 2017. 11:36 pm