Jumat, 26 Januari 2018

Senangnya jadi Guru


Senengnya udah selesai ujian Praktek Pengalaman Mengajar. Selama 3 bulan terakhir di 2017, aku dan teman-teman lainnya “magang” di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu.

Kenapa ada magang?

Istilah magang atau anak FKIP biasanya menyebutnya dengan PPL. Jadi seluruh anak FKIP di kampusku disebar ke beberapa sekolah baik itu SMP ataupun SMA di Kota Bengkulu. Balada anak semester akhir ya kan, sudah KKN terbitlah PPL. Kalau KKN hanya dilaksanakan selama satu bulan, tetapi PPL durasinya cukup lama, yaitu lebih kurang tiga bulan.

Coba aja KKN aja yang durasinya panjang biar bisa PDKT belajar dengan masyarakat di tempatku KKN. Tapi meskipun PPL terasa membosankan karena lamanya durasi, tetapi tetap harus semangat dan indah ketika sudah menjadi cerita masa lalu.

Di PPL ini tugas kami sebagai calon guru yaitu belajar mengajar. Selama tiga bulan kita mempersiapkan bagaimana nantinya mengajar di kelas sehingga menjadi guru yang baik. Banyak sekali pelajaran yang dapat aku ambil dari lamanya waktu PPL. Yaiyalah, selama itu gak ada suatu pembelajaran kan keterlaluan, heheh.
Suka duka menjadi icak-icak guru, membuatku mengerti akan pentingnya mempersiapkan diri dalam mengajar. Dan juga banyak sekali hal yang dapat aku pelajari ketika di dalam ruang kelas, maupun saat menghadapi guru di sekolah tersebut.
Setelah mendalami, meresapi, dan berpikir panjang, banyak juga sesuatu yang menguntungkan ketika kita menjadi seorang guru. Ini berdasarkan pengalamanku selama ini belajar mengajar anak-anak.

Investasi Ilmu

Sebelum menjadi guru, sudah pasti kita semua melalui proses yang panjang dan berliku. Salah satu prosesnya yaitu belajar. Kita belajar ilmu pendidikan dan mendalami materi sesuai dengan konsentrasi yang sudah kita ambil.

Aku sendiri berhubung mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, yang aku pelajari selama ini di bangku kuliah tidak jauh-jauh dari seluk beluk bahasa Inggris. Sehingga nantinya ketika menjadi guru, ya aku akan jadi guru bahasa Inggris.

Proses pembelajaran itu membantu kita dalam menyampaikan apa yang kita ajarkan nanti di dalam kelas atau kepada anak-anak murid kita. Sederhananya, sebelum kita menjadi guru, kita menabung ilmu. Setelah itu kita menginvestasikan ilmu kita kepada anak yang kita ajari/ didik.

Jangan takut merugi dalam menginvestasikan ilmu. Mengajarkan seseorang tentang ilmu pendidikan yang sudah kita dapat tidak akan membuat kita kekurangan ataupun kehilangan ilmu kita. Justru malah dengan menyalurkannya dengan orang lain, ilmu kita akan semakin bertambah. Karena kita haus akan ilmu dan ingin mencari lagi sebanyak mungkin.

Nah selain itu, anak-anak tempat kita menginvestasikan ilmu juga menjadikan ilmu yang sudah mereka dapat sebagai tabungan nanti di masa depan. Sehingga akhirnya mereka juga akan turut menginvestasikan kembali dengan generasi selanjutnya.

Uuhhh senangnya ilmu yang kita berikan kepada orang lain mengalir. Selain membuat orang lain memiliki wawasan tentang apa yang kita ajarkan, kita juga akan mendapatkan pahala. Pahala sesuai dengan mengalirnya ilmu tersebut.

Mendewasakan Diri

Kita yang biasanya belajar sendiri dan merasa tak butuh orang lain. Dalam mengajar anak-anak dan menjadi guru tentunya kita harus belajar mendewasakan diri. Kita harus tahu bahwa hidup tidak hanya kita sendiri, tetapi kita juga butuh dengan orang lain serta orang lain juga membutuhkan kita.

Jadi buat calon Ibu Guru, jangan egois yah. Kita harus belajar dan mengenal bagaimana sifat-sifat orang lain-yang tentunya berbeda-beda setiap orang. Disinilah kita belajar untuk peduli dengan sesama dan lebih memperhatikan orang lain. Asiikk.

Jadi Panutan

Bukan hanya artis berhati baik atau ulama saja yang bisa jadi panutan. Kita sebagai guru pun adalah contoh bagi anak-anak murid kita.

Terutama ketika kita berada di sekolah. Tingkah laku kita harus diatur sedemikian rupa supaya nampak baik di depan anak-anak murid kita. Karena apa? Apa yang kita lakukan akan menjadi sorot pandang mereka. Dan tak sedikit juga yang akan meniru tingkah kita. Jadi kita harus selalu bersikap baik dimanapun kita berada yaa.

Tidak hanya tingkah laku. Gaya berpakaian ataupun cara kita berdandan pun harus diimbangi sesuai dengan style guru. Jangan sampai kita saltum (salah kostum) saat mengajar.

Sabar dan Senyum

Tingkah laku, sifat, maupun kepribadian murid tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kadang ada yang penurut, menyenangkan, bahkan menjengkelkan.

Tetapi karena itu semua kita dilatih untuk selalu sabar menghadapi mereka. Mereka hanyalah anak-anak yang memiliki banyak karakter. Tinggal kitanya saja yang menyesuaikan dengan mereka.

Selalu sabar dan tersenyum dalam keadaan apapun ya teman-teman. Tidak peduli apapun masalah kita di luar sana, ketika sedang behadapan dengan anak-anak murid kita harus selalu ceria.

Mereka adalah generasi kita selanjutnya. Karena kita tidak bisa hidup abadi. Harus ada penerus perjuangan kita selanjutnya. Jadi, tetap selalu semangat untuk para guru dimanapun kita berada.

Salam imajinasi!

Bengkulu, 26 Januari 2018. 8:23 pm

Minggu, 21 Januari 2018

Intip Masa Lalu


 “Fokuslah ke depan, jangan pernah lihat ke belakang”

Kalo mau belok juga pasti lihat ke belakang dikit, biar gak nabrak. Ya gak?
Melihat ke belakang bukanlah sesuatu yang tidak boleh dilakukan. Tujuannya adalah untuk kita sendiri berjaga-jaga agar tidak di serempet orang. Tujuan lain supaya kita tahu siapa saja yang hendak mendahului kita.
Dalam perjalanan menggapai mimpi. Pastinya kita ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan). Akan ada banyak orang-orang yang akan mengejar, berbarengan, atau bahkan mendahului kita. Maka dari itu, kita harus tetap selalu waspada, dan berhati-hati. Dan tetap harus fokus dengan kebaikan yang sudah kita bawa sampai akhir perjalanan.
Suatu hal yang sudah berada jauh dari kita. Suatu hal di belakang kita. Yang tak mampu mengejar, ataupun membersamai kita. Ia disebut masa lalu.
Masa lalu yang selalu kalian galaukan.
Tidak. Tidak.
Masa lalu tidak harus selalu menjadi kegalauan. Masa lalu juga tidak harus menjadi saingan masa depan. Ia hanya berada jauh di belakang kita. Lantas apa yang kita takutkan?
Sesekali melihat masa lalu tidak masalah. Karena tak selamanya kita memiliki masa lalu yang buruk. Pasti ada senang dan rasa bahagianya.
Masa lalu yang bahagia, jadikanlah Ia kenangan dan alasan untuk tersenyum. Kita bisa mengulanginya selagi masih ada waktu. Masa lalu yang buruk, kita bisa jadikan pelajaran. Pelajaran tak melulu soal hitungan ataupun teori. Pengalaman pahit juga bisa dijadikan pembelajaran. Pembelajaran agar kita berhati-hati dalam melangkah. Pengalaman agar kita selalu waspada dalam setiap perjalanan.
Masa lalu pribadi cukup tersimpan dalam hati. Masa lalu kita bersama? Kita bisa bagi dengan banyak orang.
Lalu bagaimana dengan tempat yang kita pijak?
Tempat kita menghirup nafas. Menelan hasil perutnya. Menyicip kebaikan dariNya.
Suatu tempat juga punya masa lalu. Masa lalu yang harus diketahui oleh penduduknya. Masa lalu yang harus diceritakan pada anak-anaknya. Karena mereka juga pantas di ingat. Mereka yang membangun negeri. Mereka yang memperjuangkan hak kehidupan. Mereka yang berjuang untuk kelayakan hidup. Mereka yang berjuang untuk memanusiakan manusia.
Mengintip Masa Lalu
Di terik kala itu. Aku bersama temanku mengumpulkan niat untuk mengunjungi salah satu tempat masa lalu. Tempat semua masa lalu di rangkai menjadi satu cerita. Masa lalu yang akhirnya menjadi sejarah. Sejarah yang bisa kita pelajari dan kita kenang pengorbanannya.
 
 Museum Negeri Bengkulu
Bengkulu. Kota kecil yang belum banyak orang tahu. Kota kecil yang ketika aku Tanya dengan teman-temanku di luar pulau Sumatera, mereka hanya pernah dengar, tidak tahu persis.
Raflesia? Soekarno? Penjahit Merah Putih?
Iya. Itu Bengkulu. Ciri khas Bengkulu yang sudah sebagian orang tahu. Sebagian mereka yang tinggal di pulau Sumatera.
Aku pun tak tahu. Bagaimana persisnya Bengkulu itu. Bagaimana kala Soekarno dan Fatmawati bisa bersua? Aku tak tahu.
Itulah mengapa masa lalu itu tidak boleh tertinggal. Ia hanya menjadi kenangan, tapi tidak untuk dilupakan. Ada banyak pertanyaan jika kau membahas masa lalu. Akan ada banyak pertanyaan jika kau ingin tahu mengapa ada masa depan.
Suatu hal yang aku mulai tertarik kepadanya. Berkunjung ke museum. Istana sejarah. Kita akan tahu banyak hal tentang negeri. Bukan hanya diri sendiri. Bangsa ini perlu anak yang tahu identitasnya sendiri. Bukan yang hanya sibuk selfie lalu bernyanyi. Tapi lebih dari itu.
Replika Tabot Bengkulu
Replika Jongkong. Perahu Bercadik untuk menangkap ikan
Replika Rumah Adat Bengkulu

Mesin cetak zaman dahulu
Museum tak selamanya membosankan dengan penemuan arca dan batu-batu. Tapi asal kenapa bisa terbentuk menjadi seperti itu. Terbuat dari apa? Bagaimana bisa kemampuan berfikir orang dahulu sudah secerdik itu. Padahal itu sudah ratusan tahun lalu.
Intiplah masa lalu sedikit saja. Agar kita lebih peduli dengan masa depan. Apa yang baik kita teruskan. Apa yang belum ada kita tambahkan. Dan apa yang buruk kita jauhkan dan perbaiki dengan yang lebih baik.
Salam Imajinasi!

Bengkulu, 21 Januari 2018. 10.26 pm

Jumat, 12 Januari 2018

2018 Goals

Halo teman-teman.
Meskipun new year udah lewat. Tapi kayaknya masih ya bau-bau gosongnya kembang api. Hahahah.
Aku mau memanfaatkan ke-gosong-an kembang api ini dengan goals 2018.
Yaelah kak, udah lewat!
Biarin yang penting nulis. Wleeee

Goals atau biasanya anak jaman kekinian menyebutnya resolusi. Resolusi bisa berupa sesuatu keinginan yang ingin kita capai. Tidak harus di tahun baru kita membuat resolusi ini. Tetapi biasanya resolusi dibuat di awal akan memulai sesuatu. Bisa awal perkuliahan, awal tahun, awal bekerja, awal hubungan kebersamaan, dan lainnya.

Sebelum tahun 2018, aku sempat bikin polling sederhana di Instagram yang berisi tentang resolusi.
Aku memberikan pilihan mengenai resolusi apakah harus dipublikasikan atau tidak. Hasilnya lebih banyak teman-teman di Instagram memilih untuk cukup kita sendiri yang tahu.
Padahal pilihan aku sendiri, harusnya resolusi di publikasikan agar teman-teman kita tahu dan membantu memberikan dukungan dalam mewujudkan resolusi tersebut.
Mungkin banyak juga faktor-faktor lain yang membuat teman-teman memilih untuk tidak mempublikasikan resolusi. Yang jelas resolusi merupakan hak pribadi kita mau diapain nanti.

Setelah dipertimbangkan dengan cukup seksama, dan membutuhkan waktu yang lama untuk memikirkannya membuat resolusi tersebut. Finally this is ma goals in 2018:

BE MORE CREATIVEGenerasi sekarang ya kan, hampir semuanya berkarya kreatif. Mereka seakan tidak pernah kehabisan ide untuk memunculkan sesuatu.
Lihat teknologi yang semakin hari semakin canggih. Yang kecanggihannya terkadang susah untuk dipikirkan dengan detail. Ada-ada aja sesuatu yang baru bermunculan.
Maka dari itu ayo sama-sama menjadi kreatif di tahun yang baru ini. Melahirkan gagasan dan ide-ide cemerlang untuk kita dan masyarakat. Agar nanti semakin banyak generasi yang cerdas dalam mengelolah dan memajukan bangsa ini. Merdekaaaa!

START MY PODCASTSebelumnya memang sudah tahu apa itu Podcast. Aku pernah mendengarkan Podcast berbahasa Inggris (tapi gatau artinya). Dan sepulang dari #ACYC2017 di Bandung kemaren, aku jadi tahu bahwa Podcast bukan hanya tentang pendidikan. Segala hal bisa kita bahas dan kita ceritakan melalui Podcast.
Menarik. Tapi belum banyak peminatnya di Indonesia. Aku tertarik untuk bikin Podcast mulai tahun ini. Tapi nyatanya belum sempat aku mulai. Padahal teman-temanku yang ikut ACYC2017 sebagian sudah ada yang memulai Podcast pertamanya. Wowww

READ BOOKS AND REVIEWAkhir-akhir ini aku memang merasa mengalami kemunduran dalam membaca buku. Yaa mungkin karena disibukkan dengan tugas kuliah anak semester akhir.
Membaca buku memang menyenangkan. Tetapi butuh niat dan waktu luang lebih. Untuk itu aku berusaha untuk menyempatkan waktu membaca buku.
Cara agar kita bisa baca buku dengan terpaksa, yaitu dengan mengulas kembali apa yang sudah kita baca. Ulasan tersebut bisa kita sampaikan kembali melalui tulisan, ataupun dengan video. Nah aku rencananya ingin mengulas buku melalui video Youtube dan Podcast. Doain yah teman-teman supaya rencanaku lancar. Aamiin

SECOND AND THIRD BOOKUwooh. Masa kuliah emang banyak sekali manfaat yang bisa kita galih lebih dalam. Apalagi status mahasiswa selama empat tahun. Apa saja yang udah didapat?
Sayang dong kalo kita tidak pandai memanfaatkannya. Misalnya membuat karya.
Buku pertama Alhamdulillah berhasil terbit 2 tahun lalu.
 Whatt? 2 tahun lalu? Terus 2 tahun ini ngapain aja?Iya itu. Makanya. Sayang kan kalo gak dimanfaatin. Tahun ini rencananya aku mau ngejar buku kedua dan ketiga. Kalo bisa keempat dan seterusnya. Doain yaa.

GRADUATEOf course. Ini yang paling di tunggu-tunggu. Hampir empat tahun kuliah yang pastinya mengharapkan wisuda dong. Iya lah, mahasiswa mana yang tidak mau wisuda? Ada lah, mahasiswa tidak aktif.hahahahEh, btw tadi aku cek portal kampus, dan statusku katanya mahasiswa tidak aktif. Syedihh padahal udah bayar SPP. Mungkin belum dirubah aja sama adminnya. Positif thinking guys.*skip

NEXT STEPSelanjutnya yah udah direncanain dong kalo udah wisuda mau ngapain. Tapi ini rahasia.

Pokoknya kita doa sama-sama agar apa yang kita rencanakan terwujud. Apa yang kita perjuangkan tercapai. Dan semoga bisa menginspirasi untuk perjuangan-perjuangan selanjutnya.
Lalu, resolusi teman-teman apa aja nih?
Boleh cerita bersamaku yah di:
Email : alfhasari@gmail.com
Instagram : @alfhasari
Twitter : @alfha_sari4

Bengkulu, 12 Januari 2018. 11:43 pm









Sabtu, 23 Desember 2017

Sedikit Cerita Dari Bandung


<![endif]-->
Satu minggu yang lalu, berbagai permasalahan ditempuh untuk bisa pergi ke kota impian. Salah satu kota yang menjadi daftar wajib yang harus dikunjungi agar menjadi sejarah progress saya kedepannya. Permasalahan keuangan, restu orang tua, dan tidak adanya teman menjadi hal yang sangat memusingkan. Saya harus memutar otak supaya bisa bersikeras pergi.
Bandung
Beralasan mengikuti pelatihan dengan berbagai masalah sebelum keberangkatan. Akhirnya jadi juga menginjakkan kaki di kota ini.
Bermodalkan nekat dan sedikit bekal dana dari orang tua dan universitas. Aku memberanikan diri berangkat sendirian.
Satu minggu membuatku mau tak mau harus membawa koper besar. Sendirian berangkat ke bandara Fatmawati menuju ke Jakarta dengan menenteng koper besar tersebut.
Kok berani ya sendirian?
Karena kalo gak nekat, gak akan bisa membuat minpi jadi nyata.
Menginap satu hari di Jakarta, rumah keluarga. Keesokan paginya aku berangkat ke Bandung sendiri dengan menggunakan kereta api. Sampainya di Stasiun Bandung tentu saja aku harus menenteng koper besarku sendirian lagi. Hingga akhirnya sampai ke tempat tujuan, yaitu pelatihan.
Satu minggu berkumpul bersama dengan orang-orang hebat dari berbagai daerah seluruh Indonesia. Aku bersyukur ada diantara mereka. Pengetahuan, pemahaman, karakter dan sifat dari orang2 membuatku belajar banyak dari pengalaman.
Dinginnya kota bandung tentunya tak menyurutkan usahaku. Kota dingin sejuta kesejukan dan keramaian. Orang bilang bandung adalah kota kenangan. Memang benar. Bandung memberikan sejuta cerita untuk dikenang.
Aku hari ini, di tempat ini mengenang kisah. Diatas kursi dengan bisingnya bunyi rel kereta api. Langkah demi langkah perlahan mendorongku menjauh dari kota ini. Menyuruh pulang untuk kembali membuka mata pada kenyataan. Yah, bagiku Bandung adalah mimpi. Mimpi yang sudah sempat menjadi nyata.
Bandung, 13 Desember 2017. 12:29 pm.

Jumat, 08 Desember 2017

Totalitas Seorang Guru #TelatBerat - Alfha Sari for Anti-Corruption Youth Camp 2017


 Totalitas Seorang Guru
By: Alfha Sari Asnawi

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam proses kehidupan kita. Dengan pendidikan, kita bisa mendapatkan informasi baik itu dari segi ilmu akademik maupun non akademik.
Sejak lahir manusia sudah bisa mendapatkan pendidikan. Pembelajaran di rumah bersama orang tua, lingkungan, maupun lokasi formal seperti sekolah. Dengan adanya pendidikan, pemikiran kita bisa lebih maju dan bertambah. Hal-hal yang belum kita ketahui, akan kita dapatkan lewat pendidikan.
Salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan tentunya dengan bersekolah. Sekolah merupakan salah satu wadah bagi kita untuk bisa mengeksplorasi diri untuk mengembangkan ataupun mendapatkan pengetahuan. Tentunya ada sosok pengajar atau guru yang memberikan atau membagikan informasi pengetahuan tersebut. Seorang guru awalnya juga mencari pengetahuan sebelum Ia mengajarkan orang lain atau siswanya.
Menjadi seorang pengajar atau seorang guru pastinya harus memiliki totalitas serta profesionalitas yang tinggi. Tidak hanya mengajar dan sekedar memberikan pengetahuan saja, tetapi juga mendidik moral siswanya untuk menjadi lebih baik.
Namun bagaimana jika ada permasalahan yang mempertanyakan totalitas seorang guru dalam mengajar? Seperti halnya seorang guru yang mengajar di kelas dan mengalami fenomena Korupsi Waktu.
Korupsi bukan hanya dilakukan oleh pejabat yang memiliki kedudukan kekuasaan saja. Hal-hal kecil pun disekitar kita juga bisa berbau korupsi. Seperti hal nya di sekolah. Saat seorang guru yang sedang mengajar mengalami fenomena korupsi waktu.
Ketika seorang guru mengajar di dalam kelas, ada dua permasalahan yang saya soroti dalam belajar mengajar. Pertama yaitu seorang guru yang mengajar sesuai dengan jam pelajarannya namun mengambil jam pelajaran guru lain. Dan yang kedua adalah mengurangi jam pelajaran padahal  masih berlangsungnya belajar mengajar.
Satu permasalahan yang terjadi saat saya masih SMA di daerah saya, sering sekali ketika sudah habis waktu dalam mata pelajaran tersebut, tetapi Ia masih tetap melanjutkan tanpa peduli dengan guru yang akan mengajar mata pelajaran lain selanjutnya.
Selain itu ada juga guru yang seharusnya mengajar dengan penuh selama mata pelajaran yang Ia ajarkan, tetapi Ia menyudahi pembelajaran tersebut dengan alasan yang mungkin sepele. Sehingga akhirnya membuat kelas menjadi kosong tanpa ada kegiatan belajar mengajar sembari menunggu mata pelajaran selanjutnya.
Hal-hal sepele tersebut jika dibiarkan terus menerus tentunya dapat menyebabkan dampak yang luar biasa bagi pelajar atau siswa. Dan permasalahan tersebut merupakan salah satu bagian kecil dari korupsi, yaitu korupsi waktu.
Berlebihan mengambil jam
Ada saat dimana seorang guru terkadang terlalu asyik dengan materi yang Ia sampaikan. Mungkin Ia menganggap bahwa siswa akan terus-menerus mampu mendapatkan dan butuh dengan informasi darinya. Sehingga Ia terlena sehingga melupakan waktu yang sudah habis di mata pelajaran tersebut dan mengambil jam pelajaran guru lain yang akan mengajar selanjutnya.
Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kesempatan guru lain yang hendak mengajar selanjutnya di kelas tersebut. Sehingga materi atau mata pelajaran selanjutnya yang diambil jamnya oleh guru tadi menjadi tidak selesai dan terbengkalai. Guru lain pun ikut menjadi terlambat dalam meyampaikan materi. Dan akan menjadi siklus berputar antara guru yang satu dengan yang lainnya, yaitu mengambil jam pembelajaran guru lain untuk menyelesaikan materi yang belum selesai.
Penyebab lain adalah karena materi yang terlalu banyak. Ketika menjelang Ujian Tengah Semester ataupun ujian lainnya, pembelajaran yang masih banyak yang belum selesai terpaksa harus diselesaikan dengan waktu yang mepet. Sehingga guru memaksakan siswanya untuk terus belajar dan Ia memberikan semua materi dalam waktu yang singkat.
Dengan adanya pertambahan waktu yang tidak seharusnya di jam pelajaran tersebut, siswa akan merasakan kejenuhan. Terlalu lamanya durasi pembelajaran, apalagi kalau gurunya menjelaskan secara monoton, siswa akan mudah bosan dan akhirnya memilih untuk mengobrol dengan teman sebangku ataupun memilih keluar untuk mencari udara segar.
Mengurangi jam pelajaran
Banyak hal juga yang biasa dilakukan oleh guru yang membuat mereka mengurangi jam pelajaran. Misalnya ketika waktu seharusnya di jadwal pelajaran 2 jam pelajaran, guru mengurangi waktu belajar mengajar menjadi hanya satu jam saja. Tidak sedikit yang menambahkan alasan-alasan yang sepele dalam waktu yang dipersingkat tersebut.
Kesibukan pribadi
Kesibukan pribadi banyak sekali dijadikan alasan untuk mengurangi waktu pembelajaran. Guru biasanya beralasan ada urusan keluarga yang tidak bisa ditinggal. Padahal sebenarnya Ia hanya bolos untuk menghindari pelajaran yang Ia tidak mengerti atau belum Ia siapkan.
Kegiatan sekolah
Tidak sedikit juga guru yang super sibuk dan hampir tidak lagi mempedulikan keadaan siswanya di dalam kelas. Dengan beralasan kegiatan urgent sekolah (adanya acara sekolah), sehingga Ia hanya masuk sebentar dengan memberikan tugas kepada siswa. Masih syukur apabila tugas yang diberikan akan dibahas di lain waktu. Biasanya guru mengabaikannya dan tugas yang dikerjakan oleh siswa hanya percuma jika tidak ada tindak lanjut dari seorang guru. Percuma jika hanya sekedar mengisi kekosongan karena Ia sibuk dengan kegiatan sekolah.
Malas mengajar
Fenomena lain yang saya sempat rasakan adalah banyak guru yang menunda memberikan pembelajaran dengan banyak memberikan nasihat ataupun memarahi siswanya. Karena belum siapnya materi pembelajaran ataupun malasnya mengajar, guru akan mencari alasan dengan memarahi kesalahan sepele siswa dan menceramahinya mulai dari awal pelajaran hingga lonceng tanda habis jam pelajaran.
Apakah ada yang mengalami hal ini?
Jam pelajaran yang dikurangi oleh guru karena alasan-alasan tersebut dapat berdampak cukup serius untuk siswanya. Terutama dalam hal kondisi didalam kelas yang di tinggalkan oleh  guru yang mengajar. Membiarkan kelas kosong tanpa guru membuat siswa menjadi tak bisa di handle dengan baik.
Banyak siswa hanya akan bermain-main saja dan menghiraukan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Akhirnya kondisi kelas akan menjadi ribut, banyak yang keluar masuk, atau bahkan akan melarikan diri ke kantin dan bolos sekolah.
Membiarkan siswa dalam kondisi yang seperti ini, siswa tidak akan mendapatkan materi yang seharusnya ia dapatkan. Sehingga pembelajaran menjadi tertunda dan akhirnya kembali lagi ke permasalahan diatas, saat menjelang ujian, guru akan memberikan materi ngebut dan banyak untuk siswanya.
Hilangnya kewibawaan
Meskipun sepele, korupsi waktu merupakan hal yang cukup serius dalam menurunnya totalitas seorang guru. Seringnya mengabaikan dan tidak peduli dengan siswa didalam kelas, membuat guru mau tidak mau akan kehilangan kewibawaan sebagai seorang guru yang profesional di mata siswa.
Kewibawaan yang memudar juga menyebabkan profesionalitas yang patut dipertanyakan oleh seorang guru. Guru yang seharusnya profesional dalam mengajar dan kedisiplinan dalam mendidik moral siswa akan menjadi pertanyaan.
Seorang guru yang tidak peduli, tidak akan disegani dan di hormati oleh siswanya. Karena gurunya saja menganggap sepele siswa, bagaimana dengan siswanya?
Introspeksi diri
Solusi permasalahan kurangnya profesionalitas guru yaitu dengan sadar dengan diri sendiri. Saya sebagai seorang calon guru dan guru yang ada di Indonesia tentunya harus meningkatkan totalitas dan kualitas kita sebagai seorang pengajar.
Dengan mendisiplinkan diri dan peduli tidak hanya kemampuan akademik siswa atau pelajar, tetapi juga kemampuan non akademik dan sopan santun/ kelakuan siswa. Peningkatan kedisiplinan ini adalah untuk mewujudkan profesionalitas seorang guru.
Kritik siswa
Untuk peningkatan kedisiplinan, siswa juga bisa ikut andil dalam menumbuhkan kesadaran seorang guru. Salah satunya dengan cara memberikan kritik kepada seorang guru melalui Kepala Sekolah. Sehingga Kepala Sekolah juga ikut mengetahui progress dari guru-guru yang ada di sekolah tersebut.
Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang dilansir dalam Detik News hari Rabu, 5 November 2014, mengatakan bahwa Guru tidak boleh bersikap superior, guru juga harus mau menerima kritik dari para murid didiknya agar tercipta sekolah yang ramah anak.
Jadi sebagai seorang siswa tidak perlu takut karena terancam nilai kecil dari guru yang mengajar, karena melaporkan masalah korupsi waktu yang dilakukan oleh guru di sekolah mereka.
Dengan begitu siswa juga dapat membantu meningkatkan kedisiplinan bagi seorang guru. Selain itu kritik siswa dapat menegur guru agar bisa sedikit sadar akan pentingnya menjunjung tinggi totalitas sebagai seorang guru yang profesional.

"Seorang guru yang baik adalah yang mampu membentuk karakter siswa dengan pendidikan yang dapat membuat siswa disiplin, peduli sesama, dan peka terhadap lingkungan sekitar".


Bandung, 8 Desember 2017. 6:47 pm