Kamis, 22 Maret 2018

Kalo Lagi Gabut

Pernah gak sih kalian mengalami masa-masa yang membosankan?

Melakukan segala sesuatu terasa sangat membosankan. Akhirnya yang terjadi ialah malas melakukan apapun.

Masa-masa membosankan atau gabut sedang Saya alami sekarang.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang di sibukkan dengan skripsian, satu-satunya tugas akhir Saya di kuliah hanyalah skripsi. Karena tidak ada lagi mata kuliah yang harus Saya ambil, itulah penyebab kebosanan dalam diri kian memuncak.

Terlebih banyak sekali yang bertanya kenapa Saya jarang terlihat di kampus. Bagaikan di telan bumi, tanpa kabar dan berita. Yang Saya lakukan hanyalah memperbaiki skripsi yang tak kunjung melihat titik temu. Selebihnya menghabiskan waktu, semedi/merenung/bertapa mencari pencerahan di dalam kost.

Saya jarang keluar rumah. Jarang sekali jalan-jalan. Banyak teman yang bilang sepertinya Saya butuh piknik agar tidak terus-terusan mengurung diri di dalam kost. Setidaknya Saya nyaman berdiam diri di dalam kamar kost.

Aktifitas dari hari ke hari yang itu-itu saja membuat Saya merasakan kebosanan yang cukup parah.

Tapi ada hal-hal yang berhasil membantu saya mengusir kegabutan dari hari ke hari. Selain skripsian, Saya juga sesekali ke perpustakaan. Dan sisanya mengerjakan hal-hal di dalam kamar dari yang penting dan tidak penting sama sekali. Saya hanya berusaha untuk terlihat lebih produktif meskipun tanpa aktifitas di luar ruangan.

Menulis

Sumber: Pixabay
Meskipun masih dominan kemalasan dalam menulis, Saya tetap berusaha untuk “memaksakan diri” selalu menulis supaya tulisan di blog tidak sepi dan tak berpenghuni. Setidaknya Saya senang jika tulisan Saya bisa dibaca oleh orang lain.

Baca juga: Ayokk Jadi Penulis!!!

Tidak hanya di blog, Saya juga menyelesaikan naskah yang tak kunjung selesai. Entah kapan selesai padahal target yang dibuat adalah bulan depan. Semoga saja Saya bisa mencapai target tersebut walaupun rasa malas selalu melanda, heuheuu.

Baca Buku

Sumber: Pixabay
Menunggu waktu berjalan memang sangat lama. Berbeda jika kita asyik mengerjakan sesuatu, waktu terasa begitu cepat berputar. Sore hari tanpa melakukan apa-apa memang enak membaca buku sembari tiduran.

Tapi yang selalu jadi kebiasaan buruk adalah ketiduran beneran sambil baca buku. Heuheuu

Bagi teman-teman yang memang lagi gabut, buku bisa jadi solusi untuk membunuh waktu yang berjalan sangat lama. Terlebih jika apa yang kita baca menarik perhatian kita.

Nonton film

Sumber: Pixabay
Bagian ini merupakan bagian favorit saya. Solusi paling jitu kalo lagi gabut. Selain skripsi yang selalu membuat “sakit kepala”, film adalah satu pelarian yang cukup ampuh. Durasinya yang lumayan panjang cukup menghibur di kala kebosanan menghampiri.

Namun sayangnya, menonton film terlalu lama dapat menyebabkan mata kering dan leher menjadi sakit. Makanya jangan terlalu lama nonton. Apalagi kalo marathon nonton drakor, upssss.

Dengar musik

Sumber: Pixabay
Sebelum tidur, mendengarkan musik bisa menenangkan pikiran. Melepaskan penat seharian karena “tidak bekerja”. Yah bagi saya tidak ada aktifitas juga membuat kita lelah. Lelah karena indera yang kita punya tidak kita fungsikan semaksimal mungkin.

Mendengarkan musik dan mencoba karokean sendiri cukup menghibur diri. Terlebih bisa melepaskan kebosanan sejenak. Meskipun kita tahu bahwa hari esok, kita akan berhadapan dengan hal yang sama (lagi).

Main HP

Sumber: Pixabay
Of course ini hal yang pasti dilakukan. Apalagi saya yang bisa dikatakan selalu bergantung pada handphone. Meskipun tidak ada kepentingan yang penting, melihat isi timeline teman pun cukup menghibur diri dari kebosanan yang melanda.

Baca juga: Kenapa Remaja Gak Pernah Lepas dari HP?

Tidur

Sumber: Pixabay
Nah bagi saya, jika memang sudah mengalami kebosanan yang sedemikian rupa, Saya lebih memilih untuk tidur. Tidur berjam-jam memang tidak baik. Tapi itulah yang saya lakukan ketika penat dan gabut. Apalagi jika suasana kost di siang hari terasa hening. Waktu yang tepat sekali untuk tidur siang.

Kalo teman-teman biasanya ngapain aja kala bosan? Komen dibawah yaa!

Senin, 12 Maret 2018

Main Ke Perpus Yuk!


Siapa disini yang sering berkunjung ke perpustakaan?
Kriiik. . Kriiikk. .
Yaudah deh, saya ganti pertanyaannya.

Siapa disini yang jarang banget mengunjungi perpustakaan?


Uwaaaahh. Rame yah yang nunjuk tangan sambil cengar-cengir. Antara bangga, merasa tidak bersalah, atau malu nih jawabnya.

Perpustakaan bukanlah hal yang asing bagi kita tentunya. Teman-teman yang hobi membaca atau cinta dengan dunia buku, disinilah tempat ternyaman bagi mereka. Tapi buat yang jarang ke perpustakaan, sekali dalam lima tahun terakhir itupun tugas dari dosen, termasuk Saya, tempat ini bukanlah tempat yang indah untuk di kunjungi.

Yah, Saya sendiri mengaku jarang sekali ke perpustakaan, baik itu di kampus maupun perpustakaan daerah. Bukan tidak senang membaca, tetapi saya tidak pernah mau menyempatkan diri mengunjungi perpustakaan. Mungkin karena kurang menariknya tempat ini yang hanya berisi buku-buku lama.

Malah Saya lebih suka berkunjung ke toko buku Gramedia. Meskipun buku yang dibaca tidak boleh di bawa pulang kecuali harus membayar cash alias beli. Saya kerap kali duduk lesehan baca buku yang sudah tidak ada lagi plastiknya. Dan Saya juga sering sekali di tegur sama karyawannya karena baca buku sambil duduk lesehan.

Makanya sediain kursi, biar orang gak lesehan.

Eh, lu kira ini perpustakaan, ini toko buku, kalo mau baca yah beli dulu!

Jlebb. Iya juga sih. Ahh lagi-lagi Saya mencontohkan sesuatu yang tidak baik. Hahah.


Padahal jika kita mau meng-eksplore perpustakaan, sekarang sudah banyak perpustakaan yang mendesain ruangannya se-nyaman mungkin. Salah satu alasan orang-orang seperti Saya malas untuk pergi ke perpustakaan mungkin adalah kurang menarik untuk di kunjungi.

Tempat Cari Referensi

Meskipun teracuhkan dan kurang di minati orang-orang seperti saya, ternyata perpustakaan memiliki segudang manfaat dan kebaikan buat menambah pengetahuan kita tentunya. Apalagi mahasiswa yang tidak jauh dari tugas membuat makalah dan presentasi yang mengharuskan mahasiswanya mencari referensi dari banyak buku. Perpustakaan adalah tempat terbaik untuk mencari buku-buku pengetahuan.

Mahasiswa semester akhir seperti saya yang berkutat dengan pengerjaan skripsi tentunya sangat membutuhkan tempat ini untuk berwisata daripada tempat-tempat lainnya. Tidak jarang perpustakaan yang sering saya kunjungi selalu penuh dengan mahasiswa tingkat akhir.

Menghabiskan Waktu 

Sumber: Pixabay
Merasa malas dan tidak ada pekerjaan yang di selesaikan akan membuat kita bosan jika terus-terusan berada dirumah. Untuk menghabiskan waktu yang lebih bermanfaat, kita bisa berkunjung ke perpustakaan seharian penuh. Sambil membaca buku yang membahas hal-hal yang menarik sudah cukup untuk mengusir kebosanan karena tidak adanya aktifitas.

Ruangan yang berjejer rak-rak buku mungkin terlihat membosankan. Namun ketika naluri hobi membaca kita kuat, jejeran buku tersebut seolah menyatu dengan hati kita dan menghanyutkan kita hingga mampu berlama-lama di tempat ini.

Cari Inspirasi 

Sumber: Pixabay
Kegiatan yang monoton seperti menulis juga akan terasa sangat membosankan saat tidak adanya sesuatu yang segar untuk dilihat. Untuk mencari ide dan inspirasi menulis, bisa dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan. Selain lingkungan sekitar yang baru, suasana yang tidak gaduh juga akan cepat membuat kita menemukan inspirasi dalam menulis.

Apalagi bagi mereka yang hendak menyelesaikan naskah. Tempat seperti perpustakaan yang banyak memerlukan referensi adalah yang terbaik.

Perpustakaan yang selama ini dianggap monoton dan hanya terdiri dari rak dan buku, akan terasa menarik jika desainnya di perbaharui dan dibuat sebagus mungkin.

Dengan begitu minat pembaca akan lebih meningkat, karena adanya fasilitas yang membuat kita nyaman berlama-lama berada disana.

Oh ya, kenapa tentang perpustakaan?

Karena hari ini Saya baru saja mengunjugi perpustakaan untuk yang beberapa kalinya dalam kurun waktu empat tahun ini, hahah. Semoga dengan tulisan ini, Saya dan teman-teman pembaca bisa memompa semangat diri untuk rajin datang ke perpustakaan.

Mari ke perpustakaan!

Bengkulu, 12 Maret 2018. 07:45 pm

Kamis, 08 Februari 2018

DIY Polaroid Photo Frame


Habis revisi skripsi kamar, permak sana-sini. Akhirnya Aku berinisiatif untuk membuat semacam kolase foto di dinding kamarku. Setelah beberapa lama cek google bagaimana gaya yang indah, akhirnya Aku memilih untuk membuat ala-ala polaroid foto.
Aku sebenarnya kurang tahu namanya apa. Yang jelas, teman-teman bisa melihat contohnya di atas.
Lalu gimana bikinnya? Harus punya kamera polaroid?
Tidak perlu terlalu “modal” untuk membuat polaroid ala-ala sendiri. Biasanya di sebut dengan DIY (baca: di ay wai) atau buatan sendiri.
Cara buatnya juga mudah dan simple sekali. Teman-teman cukup menyiapkan beberapa bahan pokoknya saja. Untuk bahan pelengkap, jikalau memang tidak ada dan susah untuk membelinya, kita bisa pikirkan jalan lain.
1.   Jepitan khusus untuk foto
Jepitan fotonya mirip sama jepitan baju, tapi yang ini versi unyu-nya. Teman-teman bisa beli di toko-toko stuff sekitar tempat tinggal kita. Aku kemarin beli dua, satu bungkus itu isinya ada 10 jepitan. Harganya juga murah, satu bungkus hanya 15.000 rupiah, lengkap dengan talinya.
Kalaupun emang gak ada, teman-teman bisa ganti dengan yang super murah, yaitu clip paper. Di toko percetakan dan fotokopi pasti ada clip paper. Satu kotak isinya buanyakk banget, harganya kalo gak salah cuman dua ribuan.
2.   Lampu tumblr

Zaman dulu aku biasanya lihat lampu ini di warung-warung. Senang sekali lihatnya karena kelap-kelip gitu. Eh sekarang udah punya, jadi tambah senang. Beli lampu kelap-kelip ini sudah banyak sekali di jual di online shop. Hampir semua online shop pasti jual lampu tumblr.
Aku udah lama banget belinya, tapi belum sempat gunain aja. Dulu zaman aku beli pas awal-awal ngehits itu kisaran 65.000 rupiah untuk ukuran 10 meter. Tapi sekarang kayaknya udah ada yang menjual kisaran 35.000 rupiah.
Lampu tumblr ini untuk pemanis aja teman-teman. Kalau memang tidak sempat beli, teman-teman cukup menggunakan benang wol, atau tali yang didapat dari jepitan tadi untuk menggantungkan cinta fotonya.
3.   Kertas foto & Printer
Aku juga menyiapkan kertas foto untuk mencetak foto-foto mana yang ingin di gantung nantinya. Kalau teman-teman belum punya printer, teman-teman bisa mencetak ke percetakan atau tempat fotokopian.

Nah jika semua bahan sudah siap. Kita tinggal memilih foto mana yang ingin kita cetak nantinya. Untuk mengedit foto bisa di Microsoft Word saja yang paling gampang.
Pertama yang Aku lakukan adalah memasukkan shape persegi panjang ke word yang masih kosong, dan di copy sebanyak foto yang akan kita print nanti.
Untuk ukuran persegi panjangnya sesuai dengan kehendak masing-masing. Kalo aku kemaren ukuran 8 x 10 cm. 
Hasil editan pada Microsoft Word. Sumber: Pribadi
Foto yang hendak Aku gantung di lampu tumblr nantinya sebanyak 20 foto. Begini cara pemikiranku; aku akan buat lampu tumblr empat baris saat sudah di temple di dinding. Berhubung jepitan yang aku beli ada 20 buah. Aku bagi saja empat, jadi masing-masing baris terdapat lima buah foto.
Nah empat baris itu juga aku bagi menjadi empat kategori foto yang berbeda. Maksudnya gimana? Satu baris untuk foto keluarga, jadi ada lima foto-foto tentang keluarga nanti saat di gantung di lampu tumblr. Satu baris untuk fotoku sendiri, foto narsis dan juga prestasi, heheh. Satu baris untuk foto bersama teman-teman. Dan satu baris lagi foto kisah asmara, cieee.
Nah adil kan?
Kotak persegi panjang tadi berguna untuk memudahkan kita dalam menggunting fotonya nanti. Sehingga ukuran yang dihasilkan sama meskipun fotonya ada yang landscape dan portrait.
Sesudah itu masukkan foto-foto yang sudah di pilih tadi. Jangan lupa kotak persegi tadi di copy sebanyak foto yang kita pilih. Satu kotak untuk satu foto. Atur ukurannya hingga pas ke dalam kotak yang sudah kita tetapkan ukurannya tadi.
Jika sudah selesai, tinggal kita print dan potong menggunakan gunting kuku.
Bagi yang mau print di luar, juga bisa sekalian minta potongin sama abang-abangnya. Heheh
Berhubung punyaku tidak sempat mau ngeprint di luar (malas), Aku print menggunakan printerku sendiri, yang notabene-nya hanya memiliki tinta warna biru.
Maklum, penyakit printer mahasiswa, pasti jarang yang punya tinta warna lengkap. Bisa print tinta hitam saja udah bersyukur bangett kayaknya, heuheuh.
Alhasil foto yang sudah Aku print, semuanya berwarna biru. Tapi setelah di lihat-lihat unik juga, fotonya biru kalem gitu. Padahal kan gak punya tinta.
Well, tahap terakhir tinggal gantungin deh fotonya di lampu tumblr yang sudah kita tempel di dinding. Matiin lampu, lihat berkelip-kelip, fotonya jadi bagus. Tapi gelap sih, heheuh. Di tempat terang juga bagus banget hiasannya.


Selain memperindah dinding kamar kita, kita juga bisa melihat foto-foto tadi satu per satu. Dan mulai flashback ke masa lau, jiaaaa.
Itulah DIY ala Aku yang low budget. Tidak perlu yang mahal-mahal asal kreatif semuanya akan terlihat indah. Mari di coba ya teman-teman. Terimakasih!
Bengkulu, 8 Februari 2018. 1:47 pm.

Senin, 05 Februari 2018

Kenapa Remaja Gak Pernah Lepas dari HP?

Sumber: Pixabay

Kembali lagi karena perubahan zaman. Hampir setiap orang memiliki atau menguasai minimal satu teknologi. Salah satunya Handphone. Saat ini HP memiliki peranan penting bagi masyarakat. Tidak terkecuali remaja. Remaja tidak bisa lepas dari HP.
Hampir setiap detiknya, remaja tak pernah lepas genggamannya dari HP. Bahkan terkadang orang tua kita sering sekali mengeluh dengan fenomena remaja yang tidak pernah berhenti main HP.
Mengapa teknologi yang satu ini memiliki ketertarikan yang cukup kuat ya bagi remaja?
Sebagai remaja, aku juga tentunya akan ikut berkomentar mengapa terjadi fenomena tersebut. Selain karena berkembangnya teknologi yang kian pesat. Alat satu ini juga memiliki banyak macam dan dengan harga yang bisa dijangkau oleh semua masyarakat.
Terlebih lagi jika HP yang dimiliki oleh remaja merupakan ponsel pintar atau smartphone. Dengan internet yang sudah tidak tau lagi berapa G (2G ke 3G ke 4G, dll), menambah ketertarikan remaja untuk terganggu fokusnya selain dia HP.
Sumber: Pixabay
Sosial Media
Berkembang luasnya internet yang merambat bagaikan angin yang mampu menyentuh seluruh sudut masyarakat. Sehingga yang dikenal dengan Sosial Media adalah suatu kebutuhan wajib bagi remaja.
Sekarang remaja tidak hanya memiliki satu saja sosial media, tetapi sudah dua atau lebih. Aku saja hampir memiliki semua akun Sosial Media. Namun yang terfokus hanya beberapa saja.
Mengapa sosial media?
Pada dasarnya semua orang seperti remaja ingin sekali berekspresi dan mengetahui banyak informasi dari sekitar. Namun beberapa ada yang enggan untuk bersosialisasi langsung dengan sesama atau masyarakat. Mungkin banyak faktor yang mneyebabkan itu semua.
Nah dari sosial media inilah setidaknya kita bisa tahu apa yang sedang terjadi, ataupun informasi yang sedang ingin kita cari. Sehingga mau tidak mau untuk sekedar kepo dengan teman sebaya, lebih mudah mengeceknya di laman sosial media.
Kepo Timeline
Remaja atau anak muda memang memiliki berbagai macam cara untuk mengekspresikan rasa cinta mudanya. Mulai dari ingin di lihat, di puji, atau sekedar ingin orang tahu bahwa mereka ada. Salah satunya dengan banyak membagikan foto ataupun status di sosial media masing-masing.
Dan hampir semua remaja yang berekspresi, kita biasanya kepo dengan teman-teman atau kehidupan orang lain, bahkan yang tidak dikenal sekalipun. Sehingga kepo di timeline makin banyak menghabiskan waktu. Apalagi kalau setiap menit cek timeline.
Chatting
Saling berbalas pesan di sosial media juga merupakan kewajiban bagi remaja yang selalu sibuk dengan HP-nya. Sesudah BBM, sekarang banyak yang beralih chattingan melalui Whatsapp. Chatting dengan teman atau keluarga menjadi lebih mudah.
Meskipun tidak setiap detik ada pesan yang masuk. Remaja juga sering iseng menghabiskan waktu di depan layar HP dengan hanya membaca pesan grup masuk yang biasanya tidak terlalu penting.
Sumber: Pixabay
Full Information
Tidak salah lagi. Aku pribadi yang niatnya ingin belajar tanpa gangguan HP, malah selalu mengandalkan HP yang terkoneksi internet. Karena untuk mengetahui berbagai sumber atau hal-hal yang belum kita mengerti, jalan tercepat hanya dengan HP.
HP merupakan hal yang tidak bisa di hindari, terkadang memang banyak sesuatu yang penting yang membuat kita terus mengandalkan teknologi ini. Sehingga remaja bukan cuma saya, selalu bergantung pada HP setiap detiknya.
Karena salah satu teknologi praktis yang bisa kita bawa kemana-mana untuk mencari informasi dadakan, yah memang dengan membawa HP.
Sumber: Pixabay
 Mengurangi Mati Gaya

“Menunggu itu adalah suatu hal yang membosankan”

Tapi tidak jika menunggumu.
Kalimat klise ini memang benar adanya. Siapa yang tahan berlama-lama menunggu tanpa melakukan aktifitas sedikitpun.
Bagiku, ketika menunggu teman yang super lama tanpa melakukan apapun akan membuat kita mati kutu atau mati gaya. Pura-pura sibuk dengan HP adalah cara jitu bagi remaja untuk mengurangi mati gaya.
Padahal biasanya yang cek HP cuman scroll timeline atau bahkan cuman bolak-balik menu-home aja.
Nah siapa nih yang kayak gini? Aku rasa semua remaja pasti mengalaminya. Memang HP tidak bisa lepas lagi dari genggaman. Mengingat ada hal-hal yang penting yang bisa kita andalkan cuman dari HP, karena praktis dan mudah.
Jadi bukan berarti fenomena HP yang tak pernah lepas barang satu detik-pun merupakan hal yang buruk. Tergantung bagaimana kita menggunakannya semaksimal mungkin serta tahu apa manfaatnya.
Bengkulu, 5 Februari 2018. 11:45 am

Jumat, 26 Januari 2018

Senangnya jadi Guru


Senengnya udah selesai ujian Praktek Pengalaman Mengajar. Selama 3 bulan terakhir di 2017, aku dan teman-teman lainnya “magang” di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu.

Kenapa ada magang?

Istilah magang atau anak FKIP biasanya menyebutnya dengan PPL. Jadi seluruh anak FKIP di kampusku disebar ke beberapa sekolah baik itu SMP ataupun SMA di Kota Bengkulu. Balada anak semester akhir ya kan, sudah KKN terbitlah PPL. Kalau KKN hanya dilaksanakan selama satu bulan, tetapi PPL durasinya cukup lama, yaitu lebih kurang tiga bulan.

Coba aja KKN aja yang durasinya panjang biar bisa PDKT belajar dengan masyarakat di tempatku KKN. Tapi meskipun PPL terasa membosankan karena lamanya durasi, tetapi tetap harus semangat dan indah ketika sudah menjadi cerita masa lalu.

Di PPL ini tugas kami sebagai calon guru yaitu belajar mengajar. Selama tiga bulan kita mempersiapkan bagaimana nantinya mengajar di kelas sehingga menjadi guru yang baik. Banyak sekali pelajaran yang dapat aku ambil dari lamanya waktu PPL. Yaiyalah, selama itu gak ada suatu pembelajaran kan keterlaluan, heheh.
Suka duka menjadi icak-icak guru, membuatku mengerti akan pentingnya mempersiapkan diri dalam mengajar. Dan juga banyak sekali hal yang dapat aku pelajari ketika di dalam ruang kelas, maupun saat menghadapi guru di sekolah tersebut.
Setelah mendalami, meresapi, dan berpikir panjang, banyak juga sesuatu yang menguntungkan ketika kita menjadi seorang guru. Ini berdasarkan pengalamanku selama ini belajar mengajar anak-anak.

Investasi Ilmu

Sebelum menjadi guru, sudah pasti kita semua melalui proses yang panjang dan berliku. Salah satu prosesnya yaitu belajar. Kita belajar ilmu pendidikan dan mendalami materi sesuai dengan konsentrasi yang sudah kita ambil.

Aku sendiri berhubung mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, yang aku pelajari selama ini di bangku kuliah tidak jauh-jauh dari seluk beluk bahasa Inggris. Sehingga nantinya ketika menjadi guru, ya aku akan jadi guru bahasa Inggris.

Proses pembelajaran itu membantu kita dalam menyampaikan apa yang kita ajarkan nanti di dalam kelas atau kepada anak-anak murid kita. Sederhananya, sebelum kita menjadi guru, kita menabung ilmu. Setelah itu kita menginvestasikan ilmu kita kepada anak yang kita ajari/ didik.

Jangan takut merugi dalam menginvestasikan ilmu. Mengajarkan seseorang tentang ilmu pendidikan yang sudah kita dapat tidak akan membuat kita kekurangan ataupun kehilangan ilmu kita. Justru malah dengan menyalurkannya dengan orang lain, ilmu kita akan semakin bertambah. Karena kita haus akan ilmu dan ingin mencari lagi sebanyak mungkin.

Nah selain itu, anak-anak tempat kita menginvestasikan ilmu juga menjadikan ilmu yang sudah mereka dapat sebagai tabungan nanti di masa depan. Sehingga akhirnya mereka juga akan turut menginvestasikan kembali dengan generasi selanjutnya.

Uuhhh senangnya ilmu yang kita berikan kepada orang lain mengalir. Selain membuat orang lain memiliki wawasan tentang apa yang kita ajarkan, kita juga akan mendapatkan pahala. Pahala sesuai dengan mengalirnya ilmu tersebut.

Mendewasakan Diri

Kita yang biasanya belajar sendiri dan merasa tak butuh orang lain. Dalam mengajar anak-anak dan menjadi guru tentunya kita harus belajar mendewasakan diri. Kita harus tahu bahwa hidup tidak hanya kita sendiri, tetapi kita juga butuh dengan orang lain serta orang lain juga membutuhkan kita.

Jadi buat calon Ibu Guru, jangan egois yah. Kita harus belajar dan mengenal bagaimana sifat-sifat orang lain-yang tentunya berbeda-beda setiap orang. Disinilah kita belajar untuk peduli dengan sesama dan lebih memperhatikan orang lain. Asiikk.

Jadi Panutan

Bukan hanya artis berhati baik atau ulama saja yang bisa jadi panutan. Kita sebagai guru pun adalah contoh bagi anak-anak murid kita.

Terutama ketika kita berada di sekolah. Tingkah laku kita harus diatur sedemikian rupa supaya nampak baik di depan anak-anak murid kita. Karena apa? Apa yang kita lakukan akan menjadi sorot pandang mereka. Dan tak sedikit juga yang akan meniru tingkah kita. Jadi kita harus selalu bersikap baik dimanapun kita berada yaa.

Tidak hanya tingkah laku. Gaya berpakaian ataupun cara kita berdandan pun harus diimbangi sesuai dengan style guru. Jangan sampai kita saltum (salah kostum) saat mengajar.

Sabar dan Senyum

Tingkah laku, sifat, maupun kepribadian murid tentunya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kadang ada yang penurut, menyenangkan, bahkan menjengkelkan.

Tetapi karena itu semua kita dilatih untuk selalu sabar menghadapi mereka. Mereka hanyalah anak-anak yang memiliki banyak karakter. Tinggal kitanya saja yang menyesuaikan dengan mereka.

Selalu sabar dan tersenyum dalam keadaan apapun ya teman-teman. Tidak peduli apapun masalah kita di luar sana, ketika sedang behadapan dengan anak-anak murid kita harus selalu ceria.

Mereka adalah generasi kita selanjutnya. Karena kita tidak bisa hidup abadi. Harus ada penerus perjuangan kita selanjutnya. Jadi, tetap selalu semangat untuk para guru dimanapun kita berada.

Salam imajinasi!

Bengkulu, 26 Januari 2018. 8:23 pm