Kamis, 05 April 2018

Rasanya Solo Travelling itu. .


Yang namanya liburan itu pasti menyenangkan. Apalagi jika diberikan kesempatan mengunjungi suatu tempat atau daerah yang belum pernah di kunjungi sebelumnya.

Apalagi juga tempatnya punya keindahan alam yang luar biasa.

Apalagi tempatnya punya akses yang mudah dan aman tentunya.

Apalagi ditambah liburan bersama keluarga maupun teman dekat.

Wahh, mengasyikkan sekali tentunya.

Pengalaman liburan dapat membuat kita sejenak melupakan kesibukan dan aktifitas kita biasanya. Bersenang ria bersama keluarga yang disayang maupun orang tersayang.

Melakukan sebuah perjalanan bukan hanya membutuhkan dana, tetapi juga harus jiwa dan raga. Apalagi cinta.

Banyak hal yang harus kita persiapkan, mulai dari persiapan pribadi bahkan sampai hal-hal sepele lainnya.

Di akhir tahun 2017 lalu, Saya punya pengalaman melakukan perjalanan sendirian. Iya, sendirian. Dan itu untuk pertama kalinya.

Bayangin, seberapa kuat saya bertahan menghadapi kesendirian. Mulai dari kehidupan sampai di perjalanan. Saya bisa menyandang title “Udah biasa sendirigirl.

Kalo dibilang travelling untuk liburan, enggak juga sih. Tapi untuk pertama kalinya aku berangkat “solo-an” ke Bandung.

Love and taste at the first time.
Sumber: Pixabay

Semuanya serba pertama.

Meskipun ada juga sih yang udah dua kali. Tapi yah, anggap aja baru pertama kali.

Jadi ceritanya, akhir bulan November 2017 lalu ada teman Saya mengirimkan pamflet acara beserta keterangannya lewat Whatsapp.

Kegiatan tersebut adalah kegiatan semacam pelatihan Anti Korupsi yang di gagas langsung oleh KPK RI. Dan yang bikin Saya tertarik adalah pelatihan tersebut bukan hanya sekedar pelatihan. Tetapi pelatihan berbasis media dan teknologi.

Mungkin itu sih hal yang membuat Saya tertarik. Karena kebetulan juga saya sedang belajar dalam hal media dan teknologi. Mungkin tidak salah jika Saya mencoba mendaftar.

Saya iseng-iseng saja mengisi formulir pendaftaran dan mengikuti syarat wajibnya yaitu membuat sebuah vlog atau video mengenai alasan kenapa mengikuti kegiatan tersebut.

Sembari belajar juga bikin video yang nantinya akan di upload di Youtube dengan hashtag tertentu, saya lumayan “niat” bikin video tersebut.

Yang biasanya gak pernah dandan kalo bikin video, saya mencoba untuk ber make-up untuk sebuah video.

Dan baru sekarang saya menyadari betapa alaynya saya pake make-up tahun lalu.

Dengan PD saya mulai mengedit video tersebut dan menguploadnya di Youtube. Setiap hari selalu saya buka kata kunci acara tersebut, untuk melihat dan memantau saingan-saingan pendaftar yang lain.

Jangan heran yak, kalau ikutan lomba atau pendaftaran yang berbau seleksi, pasti saya kepo dengan saingan, hahah.

Satu orang, dua orang, hingga akhirnya detik-detik penutupan pendaftaran pun semakin banyak yang upload. Bahkan sudah ditutup pun masih tidak berhenti orang-orang yang mengupload video.

Dan di detik-detik penutupan, kualitas dan gaya videonya semakin menarik. Membuat saya bertanya dalam hati dan benak “Ini di anggap sepele apa memang pengerjaannya yang membutuhkan waktu lama?”

Acara sebesar itu kok pendaftarannya masih dianggap sepele. Meskipun, yah I know, saya anggap iseng-iseng aja ngisi pendaftaran. Tapi dalam hati kecil saya, saya juga mengharapkan lulus dong ya.

Lumayan bisa pergi ke Bandung untuk pertama kalinya, ye kan.

Syarat dan ketentuan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa penerimaan dalam kegiatan ini sebanyak 50 orang saja. Dan sebanyak 20 orang yang beruntung-entah darimana di pilihnya-akan mendapatkan tiket pulang-pergi gratis dari panitia. Uwahhhhh

Seperti yang lainnya, saya berharap sebagai 20 orang yang beruntung itu- tentunya harus lulus seleksi dulu. Alhamdulillah meskipun keisengan yang diharapkan, akhirnya saya lulus seleksi. Tapi yang disayangkan, saya buka termasuk yang ke 20 peserta tersebut.

Dari calon peserta menjadi peserta. Saya sudah bangga sekali dengan semua itu. setidaknya saya ke 50 dari ratusan yang mendaftar se-Indonesia.

Sesudah di email dan dinyatakan saya lulus dan bersiap untuk bernagkat. Saya memberitahu teman saya yang sebelumnya saya ajak ikut, tetapi beliau sedang ada kegiatan lain di kampus. Teman saya pun merasa kaget, dan mendukung saya untuk bernagkat.

Tetapi sesudahnya saya bingung “ini berangkatnya pake apaan?”.
Bandung gak se dekat dari kost ke Benteng Marlborough-yang kalo mau kesana naik angkot aja bisa. Bandung jauh! Modal darimane?

Keluh kesah tersebut saya ceritakan dengan teman saya tadi. Dia tetap selalu menyemangati dan mau membantu saya mencari jalan keluar. Dia menyarankan saya mencari dana ke kampus. Karena minta kepada orang tua untuk kegiatan yang “belum penting-penting amat” saya enggan dan malu.

Setelah proses sana sini yang membuat saya cukup stress dan memutar otak terlalu kuat, akhirnya dana pun saya dapatkan. Tidak banyak namun cukup untuk ongkos pulang pergi.

Kegiatan yang akan diadakan ini berjalan satu minggu lebih. Jadi saya harus memastikan kebutuhan saya disana jangan sampai tidak ada.

Yah orang tua sebelumnya tidak mengizinkan saya berangkat. Banyak ditanya juga untuk apa, ada menyangkut perkuliahan gak, nantinya dari sana mau ngapain, bla bla bla. Seketika impian Saya yang gak di dukung orang tua itu, rasanya saya orang yang paling down di dunia.

Bermodalkan niat yang kuat. Motivasi saya ikut kegiatan tersebut sebenarnya bukan hanya kegiatannya. Tetapi pergi ke Bandung untuk pertama kalinya. Salah satu kota yang paling Saya impikan dan pernah Saya tulis di list impian.

Ada kesempatan kesana, kok malah di sia-siain. Seketika itu saya merasa jadi anak paling membangkang sedunia. Terkesan memaksa orang tua.

Namun saya tidak merasa terlalu bersalah. Karena yang saya pikirkan adalah saya tidak terlalu merepotkan orang tua saya dan juga tidak membebani orang tua. Karena setidaknya modal saya untuk kesana sudah ada di tangan. Saya hanya butuh restu dan tinggal berangkat saja.

Mungkin pemikiran saya tidak sama dengan pemikiran orang tua. Merasa bersalah sudah jelas karena membuat mereka tidak merestui perjalanan saya. Namun di sisi lain, ada mimpi yang harus saya jadikan nyata. Yang bukan hanya mimpi saja.

Akhirnya dengan berbagai macam rintangan, saya berangkat juga. Sendirian!

Sebelumnya saya sudah mencari informasi terlebih dahulu apa yang harus saya persiapkan dari berangkat sampai pulangnya nanti. Mulai dari kehidupan di Bandung, dan cara pergi kesana memakai apa?

Untuk berangkat, saya memutuskan naik pesawat saja. Karena tidak memungkinkan untuk naik bis yang memakan waktu lama di perjalanan. Setelah mencocokkan biaya, waktu, dan juga tenaga, saya memilih naik pesawat dari Bengkulu-Jakarta.

Karena kondisi yang tak memungkinkan naik pesawat Bengkulu-Bandung yang harganya muahallll poll. Kemudian setelah itu baru naik kereta api Jakarta-Bandung.

Setelah saya itung-itung dengan rinci perjalanan saya sendirian ini, dana yang saya dapatkan dari kampus pas sekali hanya untuk pulang-pergi menggunakan pesawat dan kereta api.

Kenapa pilih pesawat? 
Untuk pertama kalinya melakukan perjalanan sendiri. Dan untuk pertama kalinya juga naik pesawat. Tentunya banyak sekali hal yang saya pikirkan.

Perjalanan sendiri, saya memikirkan ke-efisienan dan keamanan diri saya sendiri. Naik pesawat ke Jakarta saya pikir lebih efektif, karena waktu yang tidak lama. Dan saya juga menyempatkan diri berkunjung satu malam di rumah keluarga dari mama di Jakarta.

Sesampai di Bandara Jakarta, saya sudah di jemput oleh keluarga saya, karena sebelumnya sudah berkomunikasi dan mereka juga tidak keberatan.

Alasan lain yaitu ingin mencoba naik pesawat. Yah, sebelumnya saya belum pernah naik pesawat, belum pernah liat pesawat parkir di lapangan besar, yang biasanya kalo ada pesawat lewat tiap jemur baju di atas kost cuman bisa bergumam “kapan yah bisa naik?”.

Itulah hal yang ingin Saya coba. Prinsip yang selalu saya junjung tinggi-tinggi, mimpi harus saya jadikan nyata, bukan hanya mimpi saja. Dan di setiap adanya kesempatan, tidak boleh terlewatkan begitu saja.

Kenapa pilih kereta?

Beberapa tahun lalu sebenarnya pernah ke Jakarta, tapi naik mobil dari Bengkulu. Dan belum pernah ngerasain naik pesawat sama sekali. Tapi untuk naik kereta, ini yang kedua kalinya, karena sudah pernah pas ada kegiatan MTQ Nasional di UI.

Tak menghilangkan kesempatan juga, mumpung lagi di Jakarta, pas waktunya rombongan kampus pulang ke Bengkulu, saya sengaja gak ikut pulang. Masih mau jalan-jalan dulu sendirian di Jakarta.

Yah meskipun gak sendirian-sendirian betul. Ada teman saya dari SMP yang siap mengajak saya jalan-jalan. Kebetulan dia memang berkuliah di Jakarta.

Sesudah jalan-jalan dengan teman saya, saya juga menyempatkan ke rumah keluarga. Dan kebetulan keluarga saya mau berangkat ke Banjar. Kota lahir Mama saya. Pulang kampung. Dan saya mau ikut. Dan perjalannya naik kereta api.

Disitulah motivasi saya. Ingin mencoba lagi naik kereta api. Karena dulu gak terlalu berasa, karena perjalanan malam. Tapi kali ini, untuk yang kedua kalinya naik kereta api sendirian dan saya sengaja memilih siang hari. Karena memikirkan keamanan juga sih.

Cerita paling seru yang kalo saya ceritakan sama keluarga saya, itu membuat tertawa terbahak-bahak. Sendirian udah kayak orang linglung. Celingak-celinguk. Mana kecil, tapi berani banget dan nekat. Hahah

Cerita sambungannya di next post yah!

Teman-teman pernah melakukan perjalanan sendirian gak? Coba ceritain keseruannya di komentar!

Minggu, 01 April 2018

Bikin Liputan di Kelas Blogger Bengkulu

 

Menulis memang bukan hal yang asing lagi bagi Saya. Atau mungkin juga teman-teman. Entah itu menulis artikel, tips dan trik, ataupun sekadar nulis caption di Instagram, eeaaakk.

Menulis bisa dikatakan separuh duniaku saat ini.

Gimana gak coba. Setiap hari selalu berhadapan di depan laptop. Setiap hari, jari-jemari selalu menari menekan tombol-tombol keyboard laptop. Yang dilakukan ialah menulis. Walaupun kadang nyuri waktu buat nonton juga sih.

Musim skripsi kayak gini aja juga mau tak mau harus menulis. Jadi gak salah kalo skripsi eh nulis maksudnya, selalu menjadi hampir prioritas. Heuheuu

Minggu kemarin baru saja diadakan Kelas Blogger rutin dari Blogger Bengkulu. Satu-satunya komunitas kece yang pernah Saya temui. Gak peress yah ngomongnya. Tapi emang bener.

Kenapa kece?

Karena baru ini Saya gabung komunitas yang semakin hari semakin aktif. Biasanya komunitas selalu musiman. Satu waktu dia eksis dan satu waktu lagi dia mati tanpa ada yang menyentuh sedikitpun.

Tapi sejauh ini Bobe (Blogger Bengkulu) selalu aktif dan makin banyak kegiatannya. *tepuk tangan*

Kelas blogger ini diadakan di minggu ketiga setiap bulannya. Selalu rutin dan selalu mendatangkan sponsorship yang kece-kece. Kebetulan juga Bulan Maret ini Kelas Blogger yang ke delapan.

Jujur sih kalo pertemuan-pertemuan, Saya gak terlalu ikut andil. Kadang udah persiapan mau ikut dan daftar kelas dari mingu-minggu sebelumnya. Eh pas hari H, ada aja kesibukan dadakan.

Selama delapan kelas yang sudah diselenggarakan, Saya baru ikut dua kali. *what??*

Banyak banget alasannya. Sibuk sama kegiatan lain terutama. Jadi kegiatan rutin kayak gini belum jadi prioritas. Huhuhhh

Tapi saya selalu semangat menulis. Meskipun jarang ngumpul komunitas, setidaknya saya ikut partisipasi via grup Whatsapp.
Nah kebetulan Maret ini kegiatannya yaitu Menulis Liputan Blog. Pas buka instagram ada pamflet akan diadakan Kelas Blogger lagi yang ke delapan, saya lihat pembicaranya ada Kak Zalmi. Kak Zalmi ini adalah Redaktur Harian Bengkulu Ekspress.
Saya suka banget yang berbau jurnalistik gitu, kayak liputan berita. Mungkin itulah yang mendorong Saya “pokoknya harus ikut kelas blogger bulan ini!”.

Jauh-jauh hari saya sudah daftar sama Mbak Ria M Fasha nih. Baru di catet doang namanya. Okey di share ke grup namaku pertama. Malu banget kalo misalnya gak jadi ikut nanti.

Banyak halangan dan rintangan. Karena ada yang mau ngajak jalan. Huu. Akhirnya harus muter otak dulu supaya tetap datang kelas. Akhirnya bisa juga. Dan yang ngajak jalan untungnya bisa ngerti dan nungguin sampe kelas selesai. Meskipun Saya pulang duluan sih, takut kesorean. Heuheuu

Dua agenda di hari minggu ini akhirnya bisa berjalan dengan baik. Asal mau dihadapi dengan kepala dingin aja meskipun hampir tabrakan agendanya. Huhuhu

Kenapa excited banget ikut kelas bulan ini?
Yah itu tadi. Pas juga dengan tema cara menulis liputan blog. Yang pasti dibayangan saya nanti akan banyak materi mengenai bagaimana menjadi seorang wartawan yang meliput berita.

WARTAWAN

Namanya aja udah keren tuh. Makanya saya excited banget ikutan.
Sumber: Pixabay
Menulis liputan atau berita sendiri, saya udah pernah beberapa kali dimuat di Koran. Yah meskipun berita-berita kegiatan kampus. Tapi pernah lulus juga masuk Koran. Sayangnya gak ada buktinya nih tulisan saya masuk Koran. Gak sempet foto sih, heuheu.

Dari semester awal selalu pengen terlibat jadi jurnalistik kampus. Tapi sayangnya di kampus saya gak ada UKM nya. Paling orang-orang radio yang meng-cover semua informasi mengenai kampus.

Kebetulan saya pernah belajar siaran juga di radio. Jadi mau tak mau kecipratan dikit title “Pernah jadi wartawan kampus”. Meskipun gak berlangsung lama. Kalo disuruh liputan yah wess saya bikin. Gitu aja.

Dengan modal nulis dan niat. Tapi ilmu jurnalistik sama sekali buta. Belum tau apa-apa. Akhirnya nulis aja berbekal tanya sana-sini dan google kesana kemari juga.

Tapi sampe sebelum ikutan kelas pun, Saya masih belum tau menulis liputan dengan benar itu gimana sih.

Berdasarkan yang Saya pelajari dari ikutan kelas nih, especially dari Kak Zalmi. Berbagai macam persiapan harus disiapkan dan dikuasai oleh seorang wartawan.

Sesuaikan Pakaian

Untuk menjadi seorang wartawan, kita harus tahu posisi serta alat-alat yang harus disiapkan nih teman-teman.

Dalam sebuah acara atau kegiatan yang mau kita liput, first impression itu penting.

First impression dilihat dari hal pertama yang kita gunakan atau kita pakai. Salah satunya yaitu pakaian. Seorang wartawan harus menyesuaikan pakaian dengan kegiatan yang dia ikuti.

Misalnya, kalau acaranya formal dan dresscode yang diwajibkan harus batik. Setidaknya wartawan harus tahu sebelumnya dan ikut menggunakan dresscode wajib. Agar gak saltum alias salah kostum.

Ini juga bertujuan agar menyesuaikan dan sejajar dengan orang-orang yang menghadiri kegiatan tersebut.

Alat-alat liputan 
Sumber: Pixabay
Mempersiapkan alat-alat yang berhubungan dengan liputan juga hal yang wajib nih teman-teman. Mulai dari alat rekaman, camera, buku catatan, pena dan lainnya yang sekiranya diperlukan untuk kebutuhan berita kita.

Tentunya alat-alat liputan harus disiapkan jauh-jauh hari dan jangan sampai tercecer. Kalau tercecer nanti beritanya juga tercecer sana-sini. Jadi gak lengkap, nanti gak jadi tayang di media deh.

So, persiapkan dengan benar yah teman-teman.

Mengetahui Acara

Tahu banyak soal acara atau kegiatan yang akan diadakan adalah hal penting juga nih sebelum kita meliput berita. Wartawan seharusnya mengetahui jadwal kapan acara tersebut di laksanakan dari jauh-jauh hari.

Tidak hanya itu, melihat apa isi kegiatan tersebut juga penting untuk menunjang isi berita kita nantinya. Mulai dari mengetahui siapa saja yang akan hadir, apa saja rangkaian kegiatannya, dan lainnya yang berhubungan dengan acara.

Melihat dan mencatat spanduk yang terpasang juga membantu dalam penambahan data untuk tulisan kita nanti. Spanduk yang terpasang biasanya berisi nama kegiatan, tema kegiatan, pemateri atau bintang tamu, dan lainnya.

Penulisan Berita

Dalam hal menulis berita yang sudah kita liput tadi, penulisannya harus menggunakan aturan 5W + 1H.
Sumber: Pixabay
Udah banyak yang tahu yah pastinya 5W + 1H. Berita yang lengkap harus punya semua unsur tersebut mulai dari apa kegiatannya, dimana, kapan dilaksanakan, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana rangkaian kegiatan tersebut.

Gampang-gampang susah loh bikinnya. Apalagi kalo salah satu ada yang ketinggalan atau lupa datanya. Liputan berita gak boleh ngarang bebas loh!

Untuk memperjelas tulisan, tentunya kita harus menambahkan pendapat dari seseorang yang dianggap penting dan berhubungan dengan acara tersebut. Supaya acara yang kita liput memang benar adanya dan tanpa mengarang belaka.

Dalam membuat judul berita pun harus ada aturannya. Untuk di Harian Bengkulu Ekspress sendiri kak Zalmi bilang kalau judul headline atau berita tidak boleh lebih dari enam kata. Dan bahasa yang digunakan juga harus bahasa formal. Mengingat berita tersebut akan ditayangkan di media Koran.

Teknik Media

Pengambilan foto untuk berita juga tidak sembarangan, teman-teman. Perlu adanya teknik dalam mengambil media foto.

Salah satunya foto yang kita ambil harus minimal lima buah untuk satu objeknya. Foto tersebut harus diambil dari angle yang berbeda. Biar nanti pas dipilih, gak kehabisan data deh.

Pengambilan foto juga tidak boleh terlihat membelakangi seseorang. Karena foto tersebut tidak layak tayang untuk berita di Koran.

Jadi wartawan dan fotografernya harus pandai dan jeli nih dalam memotret. Jangan sampai udah capek-capek datang kegiatannya dan dapet foto yang ngeblur semua. Hahahah

Mungkin sedikit banyaknya itulah yang dapat Saya tangkap ilmunya. Meskipun masih sedikit tapi terasa sangat bermanfaat sih. Setidaknya udah tahu bagaimana penulisan yang benar dan teknik mendapatkan sebuah foto.

Ternyata wartawan bukanlah pekerjaan yang mudah seperti dilihat. Tetapi butuh kerja keras dan ketekunan. Terutama dalam menulis liputan berita tersebut agar layak tayang.

Teman-teman ada yang pernah bikin liputan berita gak nih? Coba ceritakan di kolom komentar yah!

Note: Tulisan/artikel ini dibuat untuk menjawab tantangan menulis dari Blogger Bengkulu tentang pengalaman atau keseruan menghadiri dan menulis sebuah acara atau liputan.

Kamis, 22 Maret 2018

Kalo Lagi Gabut

Pernah gak sih kalian mengalami masa-masa yang membosankan?

Melakukan segala sesuatu terasa sangat membosankan. Akhirnya yang terjadi ialah malas melakukan apapun.

Masa-masa membosankan atau gabut sedang Saya alami sekarang.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang di sibukkan dengan skripsian, satu-satunya tugas akhir Saya di kuliah hanyalah skripsi. Karena tidak ada lagi mata kuliah yang harus Saya ambil, itulah penyebab kebosanan dalam diri kian memuncak.

Terlebih banyak sekali yang bertanya kenapa Saya jarang terlihat di kampus. Bagaikan di telan bumi, tanpa kabar dan berita. Yang Saya lakukan hanyalah memperbaiki skripsi yang tak kunjung melihat titik temu. Selebihnya menghabiskan waktu, semedi/merenung/bertapa mencari pencerahan di dalam kost.

Saya jarang keluar rumah. Jarang sekali jalan-jalan. Banyak teman yang bilang sepertinya Saya butuh piknik agar tidak terus-terusan mengurung diri di dalam kost. Setidaknya Saya nyaman berdiam diri di dalam kamar kost.

Aktifitas dari hari ke hari yang itu-itu saja membuat Saya merasakan kebosanan yang cukup parah.

Tapi ada hal-hal yang berhasil membantu saya mengusir kegabutan dari hari ke hari. Selain skripsian, Saya juga sesekali ke perpustakaan. Dan sisanya mengerjakan hal-hal di dalam kamar dari yang penting dan tidak penting sama sekali. Saya hanya berusaha untuk terlihat lebih produktif meskipun tanpa aktifitas di luar ruangan.

Menulis

Sumber: Pixabay
Meskipun masih dominan kemalasan dalam menulis, Saya tetap berusaha untuk “memaksakan diri” selalu menulis supaya tulisan di blog tidak sepi dan tak berpenghuni. Setidaknya Saya senang jika tulisan Saya bisa dibaca oleh orang lain.

Baca juga: Ayokk Jadi Penulis!!!

Tidak hanya di blog, Saya juga menyelesaikan naskah yang tak kunjung selesai. Entah kapan selesai padahal target yang dibuat adalah bulan depan. Semoga saja Saya bisa mencapai target tersebut walaupun rasa malas selalu melanda, heuheuu.

Baca Buku

Sumber: Pixabay
Menunggu waktu berjalan memang sangat lama. Berbeda jika kita asyik mengerjakan sesuatu, waktu terasa begitu cepat berputar. Sore hari tanpa melakukan apa-apa memang enak membaca buku sembari tiduran.

Tapi yang selalu jadi kebiasaan buruk adalah ketiduran beneran sambil baca buku. Heuheuu

Bagi teman-teman yang memang lagi gabut, buku bisa jadi solusi untuk membunuh waktu yang berjalan sangat lama. Terlebih jika apa yang kita baca menarik perhatian kita.

Nonton film

Sumber: Pixabay
Bagian ini merupakan bagian favorit saya. Solusi paling jitu kalo lagi gabut. Selain skripsi yang selalu membuat “sakit kepala”, film adalah satu pelarian yang cukup ampuh. Durasinya yang lumayan panjang cukup menghibur di kala kebosanan menghampiri.

Namun sayangnya, menonton film terlalu lama dapat menyebabkan mata kering dan leher menjadi sakit. Makanya jangan terlalu lama nonton. Apalagi kalo marathon nonton drakor, upssss.

Dengar musik

Sumber: Pixabay
Sebelum tidur, mendengarkan musik bisa menenangkan pikiran. Melepaskan penat seharian karena “tidak bekerja”. Yah bagi saya tidak ada aktifitas juga membuat kita lelah. Lelah karena indera yang kita punya tidak kita fungsikan semaksimal mungkin.

Mendengarkan musik dan mencoba karokean sendiri cukup menghibur diri. Terlebih bisa melepaskan kebosanan sejenak. Meskipun kita tahu bahwa hari esok, kita akan berhadapan dengan hal yang sama (lagi).

Main HP

Sumber: Pixabay
Of course ini hal yang pasti dilakukan. Apalagi saya yang bisa dikatakan selalu bergantung pada handphone. Meskipun tidak ada kepentingan yang penting, melihat isi timeline teman pun cukup menghibur diri dari kebosanan yang melanda.

Baca juga: Kenapa Remaja Gak Pernah Lepas dari HP?

Tidur

Sumber: Pixabay
Nah bagi saya, jika memang sudah mengalami kebosanan yang sedemikian rupa, Saya lebih memilih untuk tidur. Tidur berjam-jam memang tidak baik. Tapi itulah yang saya lakukan ketika penat dan gabut. Apalagi jika suasana kost di siang hari terasa hening. Waktu yang tepat sekali untuk tidur siang.

Kalo teman-teman biasanya ngapain aja kala bosan? Komen dibawah yaa!

Senin, 12 Maret 2018

Main Ke Perpus Yuk!


Siapa disini yang sering berkunjung ke perpustakaan?
Kriiik. . Kriiikk. .
Yaudah deh, saya ganti pertanyaannya.

Siapa disini yang jarang banget mengunjungi perpustakaan?


Uwaaaahh. Rame yah yang nunjuk tangan sambil cengar-cengir. Antara bangga, merasa tidak bersalah, atau malu nih jawabnya.

Perpustakaan bukanlah hal yang asing bagi kita tentunya. Teman-teman yang hobi membaca atau cinta dengan dunia buku, disinilah tempat ternyaman bagi mereka. Tapi buat yang jarang ke perpustakaan, sekali dalam lima tahun terakhir itupun tugas dari dosen, termasuk Saya, tempat ini bukanlah tempat yang indah untuk di kunjungi.

Yah, Saya sendiri mengaku jarang sekali ke perpustakaan, baik itu di kampus maupun perpustakaan daerah. Bukan tidak senang membaca, tetapi saya tidak pernah mau menyempatkan diri mengunjungi perpustakaan. Mungkin karena kurang menariknya tempat ini yang hanya berisi buku-buku lama.

Malah Saya lebih suka berkunjung ke toko buku Gramedia. Meskipun buku yang dibaca tidak boleh di bawa pulang kecuali harus membayar cash alias beli. Saya kerap kali duduk lesehan baca buku yang sudah tidak ada lagi plastiknya. Dan Saya juga sering sekali di tegur sama karyawannya karena baca buku sambil duduk lesehan.

Makanya sediain kursi, biar orang gak lesehan.

Eh, lu kira ini perpustakaan, ini toko buku, kalo mau baca yah beli dulu!

Jlebb. Iya juga sih. Ahh lagi-lagi Saya mencontohkan sesuatu yang tidak baik. Hahah.


Padahal jika kita mau meng-eksplore perpustakaan, sekarang sudah banyak perpustakaan yang mendesain ruangannya se-nyaman mungkin. Salah satu alasan orang-orang seperti Saya malas untuk pergi ke perpustakaan mungkin adalah kurang menarik untuk di kunjungi.

Tempat Cari Referensi

Meskipun teracuhkan dan kurang di minati orang-orang seperti saya, ternyata perpustakaan memiliki segudang manfaat dan kebaikan buat menambah pengetahuan kita tentunya. Apalagi mahasiswa yang tidak jauh dari tugas membuat makalah dan presentasi yang mengharuskan mahasiswanya mencari referensi dari banyak buku. Perpustakaan adalah tempat terbaik untuk mencari buku-buku pengetahuan.

Mahasiswa semester akhir seperti saya yang berkutat dengan pengerjaan skripsi tentunya sangat membutuhkan tempat ini untuk berwisata daripada tempat-tempat lainnya. Tidak jarang perpustakaan yang sering saya kunjungi selalu penuh dengan mahasiswa tingkat akhir.

Menghabiskan Waktu 

Sumber: Pixabay
Merasa malas dan tidak ada pekerjaan yang di selesaikan akan membuat kita bosan jika terus-terusan berada dirumah. Untuk menghabiskan waktu yang lebih bermanfaat, kita bisa berkunjung ke perpustakaan seharian penuh. Sambil membaca buku yang membahas hal-hal yang menarik sudah cukup untuk mengusir kebosanan karena tidak adanya aktifitas.

Ruangan yang berjejer rak-rak buku mungkin terlihat membosankan. Namun ketika naluri hobi membaca kita kuat, jejeran buku tersebut seolah menyatu dengan hati kita dan menghanyutkan kita hingga mampu berlama-lama di tempat ini.

Cari Inspirasi 

Sumber: Pixabay
Kegiatan yang monoton seperti menulis juga akan terasa sangat membosankan saat tidak adanya sesuatu yang segar untuk dilihat. Untuk mencari ide dan inspirasi menulis, bisa dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan. Selain lingkungan sekitar yang baru, suasana yang tidak gaduh juga akan cepat membuat kita menemukan inspirasi dalam menulis.

Apalagi bagi mereka yang hendak menyelesaikan naskah. Tempat seperti perpustakaan yang banyak memerlukan referensi adalah yang terbaik.

Perpustakaan yang selama ini dianggap monoton dan hanya terdiri dari rak dan buku, akan terasa menarik jika desainnya di perbaharui dan dibuat sebagus mungkin.

Dengan begitu minat pembaca akan lebih meningkat, karena adanya fasilitas yang membuat kita nyaman berlama-lama berada disana.

Oh ya, kenapa tentang perpustakaan?

Karena hari ini Saya baru saja mengunjugi perpustakaan untuk yang beberapa kalinya dalam kurun waktu empat tahun ini, hahah. Semoga dengan tulisan ini, Saya dan teman-teman pembaca bisa memompa semangat diri untuk rajin datang ke perpustakaan.

Mari ke perpustakaan!

Bengkulu, 12 Maret 2018. 07:45 pm

Kamis, 08 Februari 2018

DIY Polaroid Photo Frame


Habis revisi skripsi kamar, permak sana-sini. Akhirnya Aku berinisiatif untuk membuat semacam kolase foto di dinding kamarku. Setelah beberapa lama cek google bagaimana gaya yang indah, akhirnya Aku memilih untuk membuat ala-ala polaroid foto.
Aku sebenarnya kurang tahu namanya apa. Yang jelas, teman-teman bisa melihat contohnya di atas.
Lalu gimana bikinnya? Harus punya kamera polaroid?
Tidak perlu terlalu “modal” untuk membuat polaroid ala-ala sendiri. Biasanya di sebut dengan DIY (baca: di ay wai) atau buatan sendiri.
Cara buatnya juga mudah dan simple sekali. Teman-teman cukup menyiapkan beberapa bahan pokoknya saja. Untuk bahan pelengkap, jikalau memang tidak ada dan susah untuk membelinya, kita bisa pikirkan jalan lain.
1.   Jepitan khusus untuk foto
Jepitan fotonya mirip sama jepitan baju, tapi yang ini versi unyu-nya. Teman-teman bisa beli di toko-toko stuff sekitar tempat tinggal kita. Aku kemarin beli dua, satu bungkus itu isinya ada 10 jepitan. Harganya juga murah, satu bungkus hanya 15.000 rupiah, lengkap dengan talinya.
Kalaupun emang gak ada, teman-teman bisa ganti dengan yang super murah, yaitu clip paper. Di toko percetakan dan fotokopi pasti ada clip paper. Satu kotak isinya buanyakk banget, harganya kalo gak salah cuman dua ribuan.
2.   Lampu tumblr

Zaman dulu aku biasanya lihat lampu ini di warung-warung. Senang sekali lihatnya karena kelap-kelip gitu. Eh sekarang udah punya, jadi tambah senang. Beli lampu kelap-kelip ini sudah banyak sekali di jual di online shop. Hampir semua online shop pasti jual lampu tumblr.
Aku udah lama banget belinya, tapi belum sempat gunain aja. Dulu zaman aku beli pas awal-awal ngehits itu kisaran 65.000 rupiah untuk ukuran 10 meter. Tapi sekarang kayaknya udah ada yang menjual kisaran 35.000 rupiah.
Lampu tumblr ini untuk pemanis aja teman-teman. Kalau memang tidak sempat beli, teman-teman cukup menggunakan benang wol, atau tali yang didapat dari jepitan tadi untuk menggantungkan cinta fotonya.
3.   Kertas foto & Printer
Aku juga menyiapkan kertas foto untuk mencetak foto-foto mana yang ingin di gantung nantinya. Kalau teman-teman belum punya printer, teman-teman bisa mencetak ke percetakan atau tempat fotokopian.

Nah jika semua bahan sudah siap. Kita tinggal memilih foto mana yang ingin kita cetak nantinya. Untuk mengedit foto bisa di Microsoft Word saja yang paling gampang.
Pertama yang Aku lakukan adalah memasukkan shape persegi panjang ke word yang masih kosong, dan di copy sebanyak foto yang akan kita print nanti.
Untuk ukuran persegi panjangnya sesuai dengan kehendak masing-masing. Kalo aku kemaren ukuran 8 x 10 cm. 
Hasil editan pada Microsoft Word. Sumber: Pribadi
Foto yang hendak Aku gantung di lampu tumblr nantinya sebanyak 20 foto. Begini cara pemikiranku; aku akan buat lampu tumblr empat baris saat sudah di temple di dinding. Berhubung jepitan yang aku beli ada 20 buah. Aku bagi saja empat, jadi masing-masing baris terdapat lima buah foto.
Nah empat baris itu juga aku bagi menjadi empat kategori foto yang berbeda. Maksudnya gimana? Satu baris untuk foto keluarga, jadi ada lima foto-foto tentang keluarga nanti saat di gantung di lampu tumblr. Satu baris untuk fotoku sendiri, foto narsis dan juga prestasi, heheh. Satu baris untuk foto bersama teman-teman. Dan satu baris lagi foto kisah asmara, cieee.
Nah adil kan?
Kotak persegi panjang tadi berguna untuk memudahkan kita dalam menggunting fotonya nanti. Sehingga ukuran yang dihasilkan sama meskipun fotonya ada yang landscape dan portrait.
Sesudah itu masukkan foto-foto yang sudah di pilih tadi. Jangan lupa kotak persegi tadi di copy sebanyak foto yang kita pilih. Satu kotak untuk satu foto. Atur ukurannya hingga pas ke dalam kotak yang sudah kita tetapkan ukurannya tadi.
Jika sudah selesai, tinggal kita print dan potong menggunakan gunting kuku.
Bagi yang mau print di luar, juga bisa sekalian minta potongin sama abang-abangnya. Heheh
Berhubung punyaku tidak sempat mau ngeprint di luar (malas), Aku print menggunakan printerku sendiri, yang notabene-nya hanya memiliki tinta warna biru.
Maklum, penyakit printer mahasiswa, pasti jarang yang punya tinta warna lengkap. Bisa print tinta hitam saja udah bersyukur bangett kayaknya, heuheuh.
Alhasil foto yang sudah Aku print, semuanya berwarna biru. Tapi setelah di lihat-lihat unik juga, fotonya biru kalem gitu. Padahal kan gak punya tinta.
Well, tahap terakhir tinggal gantungin deh fotonya di lampu tumblr yang sudah kita tempel di dinding. Matiin lampu, lihat berkelip-kelip, fotonya jadi bagus. Tapi gelap sih, heheuh. Di tempat terang juga bagus banget hiasannya.


Selain memperindah dinding kamar kita, kita juga bisa melihat foto-foto tadi satu per satu. Dan mulai flashback ke masa lau, jiaaaa.
Itulah DIY ala Aku yang low budget. Tidak perlu yang mahal-mahal asal kreatif semuanya akan terlihat indah. Mari di coba ya teman-teman. Terimakasih!
Bengkulu, 8 Februari 2018. 1:47 pm.