Selasa, 02 Mei 2017

JADI GURU, JANGAN BAPERAN!


Kalau berbicara mengenai pendidikan, akan ada banyak sederet artikel yang akan membahas mengenai sekelumit pendidikan yang sedang kita hadapi. Akan ada banyak juga yang akan ikut mengomentari layaknya sang pengamat pendidikan.
Lalu saya yang mana? Heheh.
Berhubung hari ini bertemakan “Hari Pendidikan Nasional – 2 Mei 2017”, tentunya saya juga akan ikut bercuap-cuap mengomentari masalah pendidikan dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Barangkali teman-teman sudah melihat dan merasakan sendiri, banyak sekali artikel bermunculan mengenai pendidikan, yang teman-teman temui ketika sedang membuka timeline sosial media. Tema yang diangkat pun memiliki banyak variasi. Mulai dari sejarah, proses, bahkan pelaksanaan pendidikan itu sendiri.
Satu yang harus sahabat lakukan disini adalah, ikut berpartisipasi dan membaca artikel yang sudah di posting oleh banyak penulis.
Supaya apa nih? Emang penting gitu?
Ya penting dong, supaya kita tahu bagaimana opini atau pendapat dari orang lain mengenai pendidikan kita saat ini. Selain itu juga kita bisa menghargai karya-karya penulis yang sudah menuangkan ide dan pendapatnya di dalam sebuah tulisan.
Sebagai seorang calon pendidik tentunya nih, saya harus dan wajib mengetahui bagaimana caranya menjadi seorang pengajar atau pendidik.
Yaiyalah, kalo calon guru gak belajar cara mengajar, nanti muridnya bingung dan galau. Hahah.
Selama kurang lebih tiga tahun belajar di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, saya memang dituntut untuk belajar cara mengajar atau lebih tepatnya cara menjadi guru yang baik.
Seorang guru pastinya dilema besar, apabila nanti murid lebih pintar dari sang guru. Makanya, teman-teman yang mungkin juga bercita-cita ingin menjadi guru, mulai dari sekarang belajar bagaimana cara mengajar yang baik dan benar.
Karena seorang guru bukan hanya pintar dan memiliki intelektual tinggi nih teman-teman. Melainkan juga harus memiliki kepribadian yang dewasa, bijak, dan penyabar. Jadi guru juga gak boleh baperan. *ups
Siapa yang pernah diajari oleh guru yang sering ngambekan?
Gak pengen kan tiba-tiba nanti kalo sudah menjadi guru, murid nyeletuk sedikit, gurunya ngambek. Lari ke kantor gak mau ngajar, nangis di pojokan. Terus sang ketua kelas berlutut memohon ampunan supaya sang guru memaafkan kesalahan mereka. Terus juga sang guru pura-pura jual mahal, maksa banget pengen di hormati. Kalo udah kayak gitu anak-anak bukannya respect malah menyimpan kebencian didalam hati mereka.
Guru juga sering nih mendapat sumpah serapah dari anak murid.
Cukup mengerikan, tapi itulah yang terjadi sekarang. Teman-teman juga sudah pasti meng-iya-kan apa yang saya katakan kan?
Ketika sang guru lebih kejam dari sang tersangka narapidana. Yang selalu memberikan perintah atau tugas yang sulit di cerna oleh si anak. Dan si guru merasa gak mau tahu, asalkan tugas selesai dan dikumpulkan tepat waktu. Tugas yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh si anak, yang notabene-nya dikejar deadline, akhirnya si anak mencoba untuk copy paste serta comot artikel sana – comot artikel sini. Akhirnya dibiarkan saja dan tidak dikoreksi ataupun dibahas sama sekali oleh si gurunya. Bagaimana si anak mau respect yah sama si guru kalo selalu seperti itu.
Akhirnya sang anak malah mengeluarkan kata-kata yang tidak enak untuk si guru. Terbayang kan teman-teman pastinya kita gak mau dong menjadi guru yang tidak baik seperti itu.
Sesuai dengan pengertiannya, guru adalah sang pendidik yang pastinya patut atau wajib untuk di tiru. Kedewasaan dalam berfikir dan mengatur si anak juga diperlukan. Kita harus tahu, bahwa setiap anak murid yang kita ajari tidak semuanya sama. Mereka memiliki keunikan, sifat, serta latar belakang yang berbeda.
Dan tentunya kita harus belajar bagaimana cara mengatasi serta memberikan perlakuan yang sama kepada semua anak murid. Tentunya juga kita harus belajar memahami sifat dan karakter setiap murid. Ada yang mungkin murid satu ini mudah sekali mengerti tentang pelajaran yang sudah kita jelaskan. Tetapi mungkin ada juga murid yang sama sekali tidak mengerti dan butuh waktu berulang-ulang sampai dia benar-benar mengerti.
Nah disitulah peran kita dalam kedewasaan dan bijak dalam mengatur situasi. Kita harus pandai dalam memberikan materi pelajaran, agar sampai ke semua anak yang kita ajarkan. Kita bisa melakukannya dengan menambah pengajaran ekstra kepada anak yang mungkin butuh penjelasan yang berulang-ulang.
Moral sang guru juga patut kita persiapkan dari sekarang!
Bagaimana moral sang guru bisa tercermin dalam kehidupan sehari-hari?
Setiap saya menemani ibu saya berbelanja di pasar manapun. Beberapa orang yang sering kami jumpai pasti mudah menebak, bahwa ibu saya adalah seorang guru.
Lalu darimana?
Bisa kita mulai dari penampilan. Jika kita adalah seorang calon pendidik, yang siap untuk mendidik dan memberi contoh tentunya. Kita juga harus mencerminkan karakter seorang guru di dalam kehidupan kita. Seperti berpakaian selalu rapi dan tidak acak-acakan. Berkumpul dengan lingkungan yang baik tentunya, serta menjaga perkataan hanya yang baik-baik saja.
Dengan menjaga perkataan dan juga perilaku, kita semestinya sudah bisa membuat orang lain meniru kita. Karena yang masyarakat tau, kebanyakan seorang guru adalah yang bersahaja. Yang dewasa, dan selalu menjaga penampilan dan tingkah lakunya.
Bagaimana teman-teman?
Sudah siapkah kita untuk menjadi seorang pendidik?
Mari kita bersama-sama meniru pendidik yang sebelumnya. Tentunya ambil sisi positifnya saja. Yang tidak baik dari guru kita, bisa kita jauhkan dari pribadi kita. Dan yang baik, bisa kita ambil dan modifikasi dengan lebih kreatif supaya menjadi lebih baik lagi.
Tentunya kita tidak mau kan kalau kita di cap sebagai guru yang tidak baik. Atau yang lebih parah menjadi bahan hujatan anak murid kita sendiri. Nah maka dari itu nih teman-teman, mulai dari sekarang kita harus mengimbangi diri dengan menanamkan kedewasaan, bijak dalam mengambil keputusan, serta penyabar dalam menghadapi berbagai macam karakter sang anak. Supaya nantinya kita siap ditiru dan dijadikan contoh oleh generasi kita selanjutnya karena moral yang sudah kita tanam sejak awal.
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
Bengkulu, 2 Mei 2017. 08.01 pm

Jumat, 21 April 2017

APA KABAR PEREMPUAN INDONESIA?


APA KABAR PEREMPUAN INDONESIA?

Beruntunglah kita seorang perempuan yang pada saat ini mampu berkarya dengan bebas. Menghirup udara, serta menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Tak ada batasan, tak ada bandingan. Perempuan bebas untuk menunjukkan kemampuan di tengah masyarakat.

Arti Kartini di mata perempuan zaman sekarang.
Raden Ayu Ajeng Kartini dikenal sebagai sosok perempuan yang mampu menepis segala macam hal yang mengekang kaum perempuan. Perempuan yang dulunya hanya dianggap rendah, diremehkan, bahkan dijadikan budak.
Bersyukurlah kita saat ini sudah bebas dari penjajahan dan pengekangan. Sekaranglah saatnya perempuan menunjukkan kemampuannya. Kemampuan yang mampu menginspirasi orang lain, baik itu berupa prestasi maupun karya diri.

Apa itu jati diri?
Sering diantara kita melupakan atau bahkan belum mengetahui kemampuan kita yang sebenarnya. Prestasi terbentuk dari kumpulan beberapa karya yang dipupuk melalui jati diri. Lalu jati diri seperti apakah kita? Apakah kita sudah mengetahui arah kemampuan kita?
Setiap orang memiliki kemampuan dan hal unik yang berbeda-beda. Lalu bagaimana cara kita mengetahuinya? Sesuatu yang apabila kita senang mengerjakannya, dan kita selalu tertarik untuk membahas lebih jauh itulah yang disebut dengan jati diri.
Hal yang menjadi kebanggaan dan pasti kita kuasai. Serta hal yang membuat kita tak merasa terkekang olehnya. Apa yang kalian tunggu?
Jangan paksakan diri kita melakukan sesuatu yang sama sekali tidak kita cintai. Mulai dari sekarang jujurlah dari hati apa yang sebenarnya ingin kita lakukan.


Habis gelap, terbitlah terang.
Segala sesuatu tentunya akan ada kesulitan. Namun disetiap kesulitan tersebut, juga terdapat banyak alasan untuk menyelesaikannya. Sesungguhnya beserta kesulitan akan selalu ada kemudahan.
Apapun yang kau lakukan, persiapkan diri menghadapi tantangan, hingga akhirnya kita bisa meraih apa yang kita inginkan. Terkadang kesulitan memang sangat tampak, namun keberhasilan juga sudah pasti ada.
Selamat Hari Kartini untuk perempuan Indonesia!

Bengkulu, 21 April 2017. 02:06 pm
dolph.

Penulis bisa dijumpai di:

Blog                            : http://alfhasari.blogspot.co.id
Whatsapp                   : +62 815 3934 2675
Facebook                   : Blog Sang Pemimpi
Twitter                       : http://www.twitter.com/alfha_sari4
Instagram & line      : alfhasari

 

Selasa, 18 April 2017

ALIBI DI HARI MINGGU



 ALIBI DI HARI MINGGU
Weekend panjang, ya meskipun cuman tiga hari tapi cukup gabut juga, karena gak punya planning. Hahahah.
Tapi hari minggu saya terselamatkan dengan berbagai kegiatan.
Yah emang gitu, sebagai aktivis yang menyandang status “sendiri”, berbagai macam pengalihan issue serta alibi akan dilakukan.
Nah gimana tuh?
Minggu kemarin saya menghadiri dua kegiatan sekaligus. Dimulai dari Jumpa Penulis Bengkulu, serta Agenda mengajar di Panti Asuhan.
 Jumpa Penulis Bengkulu
Awalnya sebelum hari jum’at saya berniat untuk pulang ke kampung halaman saja. Daripada tiga hari gak ada kerjaan di tanah rantau. Tetapi niat saya luntur begitu saja ketika saya melihat Instagram saya ditandai oleh seseorang. Seseorang itu adalah kakak tingkat saya. Beliau menandai saya sebuah foto yang isinya kurang lebih Undangan Terbuka untuk penulis dan calon penulis yang ada di Bengkulu. Undangan tersebut diadakan oleh Forum Lingkar Pena Bengkulu.
Secara otomatis saya excited dengan undangan tersebut. Beberapa bulan lalu juga FLP Bengkulu  mengundang penulis, namun sayangnya saya tidak bisa ikut dikarenakan ada kegiatan yang lain di organisasi. Akhirnya saya memutuskan untuk “harus” ikut Jumpa Penulis ini.
Menurut saya ini adalah satu kesempatan saya mengenal penulis-penulis Bengkulu. karena gak mau sendirian kesana, saya mengajak beberapa teman saya yang juga excited dengan menulis.
Awal saya dan teman saya datang ke lokasi, saya berpikir “orangnya mana? Apa belum dimulai acaranya?” terlihat dikejauhan ada beberapa orang yang sedang berkumpul dan asyik bercerita. Sepertinya memang itulah orang-orangnya (Jumpa Penulis Bengkulu).
Kami akhirnya memberanikan diri untuk mengucapkan salam dan duduk bersama mereka. Mereka menyambut kami dengan hangat dan mempersilahkan kami untuk bergabung. Berhubung kami terlambat, dikarenakan dari tadi sudah dimulai, mau tidak mau kami harus menyesuaikan dengan pembahasan mereka.
Kami berkenalan satu persatu, dan membahas sedikit mengenai dunia kepenulisan. Tentunya sangat menarik sekali untuk didengar, meskipun yang dibahas tentunya sudah pernah saya baca di internet. Namun entah kenapa apabila sudah masuk kedalam dunia kepenulisan, saya sendiri menjadi excited dan tertarik dengan hal tersebut.
 
 Namun sayangnya, berdasarkan pengalaman pertama saya jumpa penulis, Bengkulu masih minim dengan anak muda yang gemar menulis. Terlihat saat disana, hampir semua pengurus FLP Bengkulu, sudah menikah, serta yang hadir cuman beberapa orang saja. Mereka mendominasi penulis-penulis senior yang ada di Bengkulu ini.
Mana generasi mudanya?
Padahal remaja dan anak muda tentunya bisa mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif dan imajinatif lagi. Tentunya akan lebih menarik dan inspiratif apabila di Bengkulu memiliki anak muda yang sukses dalam kepenulisan. Tapi itulah kenyataanya. Sedikit sekali peminat dalam dunia literasi. Kalau tidak kita yang sadar akan dunia literasi, siapa lagi?
 Mengajar di Panti Asuhan
Sesudah menghadiri Jumpa Penulis Bengkulu, saya langsung pergi ke Panti Asuhan. Tentunya teman-teman saya sudah menunggu daritadi. Saya memang agak terlambat, karena tadi di lokasi Jumpa Penulis, mengambil beberapa foto dulu untuk bahan tulisan, heheh.
Kemarin, adalah hari pertama saya dan teman satu jurusan, mengajar di Panti Asuhan Bumi Nusantara. Kenapa kami bisa sampai disana? Jadi di semester enam ini, saya bertemu dengan mata kuliah English for Young Learners tiga sks. Dan pastinya sudah menjadi tradisi, MK ini lebih ke praktek di lapangan. Mahasiswa semester enam ditugaskan untuk membuat kursus Bahasa Inggris untuk Anak-anak.
Setelah sekian lama terombang-ambing karena selalu dipindahkan kelompoknya. Akhirnya saya mendapatkan kelompok tetap. Jadi flashbacknya, hari pertama belajar EYL, saya tidak masuk dikarenakan tidak tahu kalau jadwal di rubah. Alhasil saya tidak mendapatkan kelompok.
Sampai akhirnya bisa melangkah sejauh ini. Saya bersama teman-teman kelompok saya berinisiatif untuk mengajar di Panti. Kelompok lain juga mendapatkan siswa dengan bermacam-macam cara, mulai dari minta izin mengajar disekolah, sampai mencari sendiri siswa dari rumah ke rumah.
Tidak ingin berpikir panjang, saya langsung saja mengajukan untuk mengajar di Panti Asuhan. Karena disana banyak anak-anak yang lebih membutuhkan pendidikan. Selain itu kita juga bisa membantu dalam hal memberikan ilmu pendidikan yang sudah didapat selama enam semester ini.
Hari pertama mengajar, kami tentunya belum sepenuhnya langsung mengajarkan materi. Pertama diisi dengan perkenalan terlebih dahulu, serta berbincang-bincang dengan adik-adik di sana. Semuanya excited dengan kedatangan kami. Untuk hari ini lebih ke pendekatan saja, agar mengenal satu sama lain, dan tentunya adik-adik tidak merasa canggung dengan kami.
Kami mengadakan kursus ini sebanyak dua minggu sekali, yakni setiap hari jum’at dan minggu sore. Kami menjadwalkannya selama kurang lebih tiga bulan. Nantinya di akhir akan ada kuis yang langsung di nilai oleh dosen pembimbing MK, untuk membawa lima siswa berprestasi serta di lombakan dengan siswa lain dari kelompok lain juga.
Kegiatan yang sangat menyenangkan tentunya di hari minggu ini. Pengalihan issue dan memasang alibi namun bermanfaat untuk orang seperti saya. Setidaknya Minggu dipenuhi dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif, daripada jalan-jalan gak jelas kesana-kemari. Ya gak? Heuheuh.
 
 Terimakasih untuk teman-teman pembaca semuanya.
Salam Imajinasi!

Bengkulu, 17 April 2017
dolph.

Penulis bisa dijumpai di:
Whatsapp           : +62 815 3934 2675
Facebook            : Blog Sang Pemimpi
Twitter                 : http://www.twitter.com/alfha_sari4
Instagram & line: alfhasari

Kamis, 26 Januari 2017

Novel Baru Pertamaku!



Assalamu’alalikum!
Aktivis maupun bukan, yang ganteng maupun yang cantik, yang taken maupun yang eeeh..hemm jom*lo. Hahah.
Salam hangat terdahsyat untuk kita semua! *prok *prok *prok..

Alhamdulillah novel pertamaku sudah terbit dan siap untuk diluncurkan. Novel pertama yang dibuat dengan penuh semangat diawal. Dan tentunya banyak sekali rintangan di tengah perjalanan hingga sampai saat ini.
Meskipun begitu, novel pertamaku, sederhana dan apa adanya berhasil dimulai dengan satu langkah kecil. Suka dan duka sudah pasti ada di setiap kejadian, disetiap apa yang kita lakukan. Begitu juga dengan proses terbitnya buku pertama ini.
Dimulai dari awal Januari 2016, satu bulan menyelesaikan naskah. Alhamdulillah selesai dengan mencapai target. Tanpa kekurangan sedikitpun. Selanjutnya semangat sudah membara-bara namun terkendala oleh aku yang malas nabung. *mikirkeras*.
So, jadinya uang yang “tidak pernah terkumpul” untuk terbit, akhirnya hanya tersimpan manis dalam folder laptop kesayangan.
Sampai akhirnya bulan Desember 2016 aku mulai mengejar apa yang aku targetkan. Yaitu 2016 menerbitkan buku. Alhamdulillah meskipun berjarak cukup lama. Satu tahun ya? Gak papa. Yang penting karyaku berhasil terbit.
Novel pertamaku yang berisikan khayalan remaja masa kini. *mikirkeraslagi*
Cocok untuk konsumsi remaja ya yang lagi gak punya kerjaan, hahahah. Kalo lagi ada kerjaan yo wess ditinggalin dulu baca novelnya. Bisa juga untuk orang tua yang mengisi waktu luang juga, hahah. Dan gak cocok untuk balita, kenapa? Karena mereka belum bisa baca! Hahahahah.
Tulisannya sederhana, yah maklumlah, novel pertama. Karena yang pertama terkadang belum sempurna. Masih perlu banyak revisi. Masih perlu banyak belajar dan membaca. Masih perlu banyak kritikan pedas yang masuk kehati, koreksi diri jadikan motivasi. (jadi nyanyi gapapa jelek yang penting sombong deh.)
Saya mengajak, enggak juga sih. Saya meminta. Iya. Saya meminta teman-teman untuk mari membaca buku pertama saya. Judulnya ASSALAMU’ALAIKUM AKTIFIS!.
Setelah ini saya berencana untuk membuat suatu forum menulis, yang dimana generasi muda bisa menyalurkan kemampuan ataupun hobbi mereka dalam menulis di forum ini. Saya juga ingin sekali membantu teman-teman yang berminat menulis untuk mewujudkan impiannya menjadi penulis. Maka dari itu, saya meminta dukungan dari teman-teman pembaca semuanya agar terealisasinya impian saya ini. Caranya yah dengan membeli buku saya ini, heheheh. Karena dengan teman-teman memiliki buku saya, teman-teman mendukung dan membantu generasi muda untuk selalu semangat dalam berkarya.
Well, terimakasih untuk teman-teman yang sudah mendukung saya. Terimakasih untuk banyak pihak yang telah memberikan saya inspirasi untuk menulis. Terimakasih kepada semuanya yang selalu setia membaca tulisan saya yang sederhana ini.
Salam imajinasi dari saya Sang Pemimpi. Stay Classy!
Empat Lawang, 26 januari 2017. 8.42 pm