Tampilkan postingan dengan label Traveling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Traveling. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 April 2017

ALIBI DI HARI MINGGU



 ALIBI DI HARI MINGGU
Weekend panjang, ya meskipun cuman tiga hari tapi cukup gabut juga, karena gak punya planning. Hahahah.
Tapi hari minggu saya terselamatkan dengan berbagai kegiatan.
Yah emang gitu, sebagai aktivis yang menyandang status “sendiri”, berbagai macam pengalihan issue serta alibi akan dilakukan.
Nah gimana tuh?
Minggu kemarin saya menghadiri dua kegiatan sekaligus. Dimulai dari Jumpa Penulis Bengkulu, serta Agenda mengajar di Panti Asuhan.
 Jumpa Penulis Bengkulu
Awalnya sebelum hari jum’at saya berniat untuk pulang ke kampung halaman saja. Daripada tiga hari gak ada kerjaan di tanah rantau. Tetapi niat saya luntur begitu saja ketika saya melihat Instagram saya ditandai oleh seseorang. Seseorang itu adalah kakak tingkat saya. Beliau menandai saya sebuah foto yang isinya kurang lebih Undangan Terbuka untuk penulis dan calon penulis yang ada di Bengkulu. Undangan tersebut diadakan oleh Forum Lingkar Pena Bengkulu.
Secara otomatis saya excited dengan undangan tersebut. Beberapa bulan lalu juga FLP Bengkulu  mengundang penulis, namun sayangnya saya tidak bisa ikut dikarenakan ada kegiatan yang lain di organisasi. Akhirnya saya memutuskan untuk “harus” ikut Jumpa Penulis ini.
Menurut saya ini adalah satu kesempatan saya mengenal penulis-penulis Bengkulu. karena gak mau sendirian kesana, saya mengajak beberapa teman saya yang juga excited dengan menulis.
Awal saya dan teman saya datang ke lokasi, saya berpikir “orangnya mana? Apa belum dimulai acaranya?” terlihat dikejauhan ada beberapa orang yang sedang berkumpul dan asyik bercerita. Sepertinya memang itulah orang-orangnya (Jumpa Penulis Bengkulu).
Kami akhirnya memberanikan diri untuk mengucapkan salam dan duduk bersama mereka. Mereka menyambut kami dengan hangat dan mempersilahkan kami untuk bergabung. Berhubung kami terlambat, dikarenakan dari tadi sudah dimulai, mau tidak mau kami harus menyesuaikan dengan pembahasan mereka.
Kami berkenalan satu persatu, dan membahas sedikit mengenai dunia kepenulisan. Tentunya sangat menarik sekali untuk didengar, meskipun yang dibahas tentunya sudah pernah saya baca di internet. Namun entah kenapa apabila sudah masuk kedalam dunia kepenulisan, saya sendiri menjadi excited dan tertarik dengan hal tersebut.
 
 Namun sayangnya, berdasarkan pengalaman pertama saya jumpa penulis, Bengkulu masih minim dengan anak muda yang gemar menulis. Terlihat saat disana, hampir semua pengurus FLP Bengkulu, sudah menikah, serta yang hadir cuman beberapa orang saja. Mereka mendominasi penulis-penulis senior yang ada di Bengkulu ini.
Mana generasi mudanya?
Padahal remaja dan anak muda tentunya bisa mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif dan imajinatif lagi. Tentunya akan lebih menarik dan inspiratif apabila di Bengkulu memiliki anak muda yang sukses dalam kepenulisan. Tapi itulah kenyataanya. Sedikit sekali peminat dalam dunia literasi. Kalau tidak kita yang sadar akan dunia literasi, siapa lagi?
 Mengajar di Panti Asuhan
Sesudah menghadiri Jumpa Penulis Bengkulu, saya langsung pergi ke Panti Asuhan. Tentunya teman-teman saya sudah menunggu daritadi. Saya memang agak terlambat, karena tadi di lokasi Jumpa Penulis, mengambil beberapa foto dulu untuk bahan tulisan, heheh.
Kemarin, adalah hari pertama saya dan teman satu jurusan, mengajar di Panti Asuhan Bumi Nusantara. Kenapa kami bisa sampai disana? Jadi di semester enam ini, saya bertemu dengan mata kuliah English for Young Learners tiga sks. Dan pastinya sudah menjadi tradisi, MK ini lebih ke praktek di lapangan. Mahasiswa semester enam ditugaskan untuk membuat kursus Bahasa Inggris untuk Anak-anak.
Setelah sekian lama terombang-ambing karena selalu dipindahkan kelompoknya. Akhirnya saya mendapatkan kelompok tetap. Jadi flashbacknya, hari pertama belajar EYL, saya tidak masuk dikarenakan tidak tahu kalau jadwal di rubah. Alhasil saya tidak mendapatkan kelompok.
Sampai akhirnya bisa melangkah sejauh ini. Saya bersama teman-teman kelompok saya berinisiatif untuk mengajar di Panti. Kelompok lain juga mendapatkan siswa dengan bermacam-macam cara, mulai dari minta izin mengajar disekolah, sampai mencari sendiri siswa dari rumah ke rumah.
Tidak ingin berpikir panjang, saya langsung saja mengajukan untuk mengajar di Panti Asuhan. Karena disana banyak anak-anak yang lebih membutuhkan pendidikan. Selain itu kita juga bisa membantu dalam hal memberikan ilmu pendidikan yang sudah didapat selama enam semester ini.
Hari pertama mengajar, kami tentunya belum sepenuhnya langsung mengajarkan materi. Pertama diisi dengan perkenalan terlebih dahulu, serta berbincang-bincang dengan adik-adik di sana. Semuanya excited dengan kedatangan kami. Untuk hari ini lebih ke pendekatan saja, agar mengenal satu sama lain, dan tentunya adik-adik tidak merasa canggung dengan kami.
Kami mengadakan kursus ini sebanyak dua minggu sekali, yakni setiap hari jum’at dan minggu sore. Kami menjadwalkannya selama kurang lebih tiga bulan. Nantinya di akhir akan ada kuis yang langsung di nilai oleh dosen pembimbing MK, untuk membawa lima siswa berprestasi serta di lombakan dengan siswa lain dari kelompok lain juga.
Kegiatan yang sangat menyenangkan tentunya di hari minggu ini. Pengalihan issue dan memasang alibi namun bermanfaat untuk orang seperti saya. Setidaknya Minggu dipenuhi dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif, daripada jalan-jalan gak jelas kesana-kemari. Ya gak? Heuheuh.
 
 Terimakasih untuk teman-teman pembaca semuanya.
Salam Imajinasi!

Bengkulu, 17 April 2017
dolph.

Penulis bisa dijumpai di:
Whatsapp           : +62 815 3934 2675
Facebook            : Blog Sang Pemimpi
Twitter                 : http://www.twitter.com/alfha_sari4
Instagram & line: alfhasari

Kamis, 21 Juli 2016

Perjalanan Waktu

Sumber gambar: Google image
Berbicara tentang perjalanan, sudah pasti menyenangkan. Apalagi kalo kita bisa melewati perjalanan waktu atau disebut time travel. Well, sebenernya Aku baru aja nonton Men In Black dari season 1 sampai 3. Jadi maklumlah kalau pikiranku agak terganggu dengan ini. Emm, ada yang percayakah dengan perjalanan waktu?
Apa sih perjalanan waktu?
Perjalanan waktu atau time travel, yaitu perjalanan dimana kita bisa pergi ke masa lalu ataupun masa depan. Asyikk kan? Lalu adakah? Jawabannya adalah ADA. Dimana? Di filmnya Doramenyon, hahah. Iya, doramenyon punya alat untuk pergi ke masa depan atau masa lalu. Jadi kalo mau kembali ke masa lalu, bisa tuh pinjam dulu alatnya si doramenyon. Lumayan kan memperbaiki masa lalu yang sempat tak sesuai dengan yang diinginkan, ciaaaa.
Tentang perjalanan waktu ini, yang aku tahu sih film yang sering membahas tentang time travel, Harry Potter, Doraemon, dan Men in Black 3. Satu lagi yang tambah membuat penasaran adalah di videonya Agung Hapsah tentang Paradox (time travel). Gara-gara diracuni segala hal tentang perjalanan waktu, aku jadi pengen bisa melakukannya. Yups siapa yang gak mau coba? Hahah.
Ngomong-ngomong tentang perjalanan, aku kemarin sempat  melakukan perjalanan bersama dengan temanku. Yah bisa diakatakan perjalanan waktu selama tiga hari dua malam,  dalam arti kata lain yaitu LIBURAN.
Yeeaa akhirnya bisa liburan bareng teman satu geng. Hahah. Meskipun cuman satu orang dari geng kami, masih tetap gokil kok. Yang lain kemana? Yang lain masih di sarang, gak disuruh induk keluar, hahah. Maklumlah yang selalu menjadi masalah bagi kami yaitu izin atau restu dari orang tua untuk bepergian. Dari dulu, dari SMP emang susah kalo mau pergi-pergi  mah. Anak mami yah emang gitu! *Iyain aja deh*
Oke jadi kami melakukan perjalanan waktu ke masa depan selama tiga hari dua malam kedepannya. Kami menggunakan alat untuk pergi ke suatu tempat dengan menggunakan mobil. Dengan hanya sekitar empat jam kami sudah sampai di Bengkulu. Yah, tempatku bersekolah. Karena sebelumnya aku berada di tempat orang tuaku.
Apa yang kami lakukan di masa depan itu? Sesampainya kami langsung saja pergi ke tempat wisata sejarah *ciailahh*. Kami ke View Tower, cari makan- foto foto- selfie dikit- cekrekk. Terus lanjut ke benteng Marlborough, nyari rujak- nyari udang- ngevlog dikit- ngevlog banyak- foto foto- ngalay dikit- pose banyak- guling guling- dan lain sebagainya. Karena udah sore dan si temen-yang-gak-mau-disebutkan-namanya-ini belum pernah ngeliat sunset. So kami langsung cuss melakukan perpindahan waktu menuju ke arah Pantai Panjang, Hahah. Seperti biasa kami berpose- foto foto- tulis nama dipantai (kayak gak pernah nemu pantai)- loncat loncat- jingkrak- main sepedaan- dan ngalay yang lainnya. Itulah kegiatan selama satu hari full yang cuma dilakukan berdua. Kebayang kan betapa romantisnya kami, hadeeh.
Satu hari full melakukan perjalanan, we felt  tired. Kami tidur nyenyak dan kesiangan. Padahal masih pagi sih. Tiba-tiba si temen-yang-gak-mau-disebutkan-namanya-ini menderita kelaparan. Aku yang biasanya gak pernah sarapan pagi jadi heran dan berkata “kok bisa sepagi ini udah laper aje?” yah namanya juga manusia gak ada yang sama. Aku masih strong dan bertahan walaupun belum makan. Dia udah merintih kelaparan dari tadi.
Akhirnya kami memutuskan untuk nyari makan dulu. Kali ini kami gak berdua lagi. Ada satu orang lagi yang ikut perjalanan waktu kami. Well dia datang dari masa lalu kami. Entah alat apa yang dia gunakan sehingga kami bisa bertemu disini. Sekarang kata ‘kami’ kini sudah menjadi ‘kita’. Kita bertiga sudah dari SD temenan. Sudah dari jaman ingusan, dari jaman masih tuduh-tuduhan nama orang tua, dari jaman masih ngambek gara-gara pensil dipatahin, kita selalu aja bertiga. Dan sekarang kita bertiga lagi melakukan perjalanan waktu ini.
Kita seharian berada di suatu tempat, namanya Wahana Surya. Salah satu tempat rekreasi yang ada di Bengkulu. (to Traveller, this place very recomended for you). Kita seperti biasa berfoto- pose alay- selfie dikit- ngevlog dikit- ngakak banyak. Kita juga main outbond, melakukan tantangan di ketinggian lebih kurang 5 meter (gak ngukur sih). Meluncur 100 meter dan sukses dibikin video. Ada yang hampir nyerah, ada yang udah capek tapi masih sok cool, dan ada yang tetap stay classy kayak aku.
Dan berakhir dengan berenang. Kita rencananya mau renang di waterboomnya. Tapi karena salah satu pihak ada yang gak tertarik. Kita move dari sana dan renang di kolam renang horizon *yaelah*. Kita sebelumnya beli waterproof dulu tuh, biar bisa foto kekinian itu loh yang foto dalam aer. Tapi pas dicoba, semua hape yang kita miliki low battery. Dan pas giliran aku yang mau foto, battery semuanya abis *boom*.
Akhirnya kita cuma bisa berenang doang. Ada yang sok-sok an semangat mau renang, tapi gak bisa berenang. Ada yang katanya bisa renang, tapi cuma gaya batu, hahah. Dan sebagian nafasku ketinggalan di kolam renang. Gara-gara lomba nahan nafas bareng mereka. hadeeeh.
Dan perjalanan kita berakhir dengan makan-makan dan gila-gilaan naik motor di tengah jalan. Well perjalanan waktu segera berakhir. Kita kembali lagi ke dunia nyata kita, dan menjalani kehidupan seperti semula.
Saat ini aku tiduran di depan laptop, mengetik semua cerita ini. Yang entah sampai saat ini aku masih belum yakin perjalanan itu nyata atau tidak. Mungkinkah aku melakukan perjalanan waktu. Sepertinya IYA!!!
***
Empat Lawang, 21 Juli 2016. 5:47 p.m

Terimakasih sudah membaca tulisanku yang gak jelas banget. Aku bikin video, so tunggu aja bukti perjalanan waktuku di Youtube. Secepat mungkin akan aku selesaikan! Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi. See You next post!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook/ Fanpage : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4

Line & Instagram : alfhasari

Jumat, 04 Maret 2016

Jadi guru Sebulan



Sumber gambar: bapinda.com

Liburan selama satu bulan, sudah sangat cukup lama bagiku. Untungnya saat pulkam aku sudah merencanakan sesuatu supaya tidak terlalu bosan. Di desaku aku mengajar les setiap hari.
Aku mengajar di dua sekolah sekaligus. Jadi di bagi masing-masing tiga hari dalam seminggu. Hari liburku cuman sehari. Setiap siang hari jam 2 aku sudah harus berangkat mengajar ke sekolah. Pagi harinya di rumah aku menghabiskan waktu nyuci baju, nyuci piring, beres-beres rumah, masak-masak, dan sisanya internetan. Kebetulan rumahku punya wifi, soo inilah yang membuatku lebih betah di kampungku daripada di Bengkulu, hahah.
Aku mengjar di sekolah dasar. Materinya masih sederhana dan biasa-biasa aja aku bilang. Les bahasa inggris disini dijadikan ekstrakurikuler. Dan aku dikasih transport sesuai dengan laporan keuangan sekolah. Hahah.
Yang aku ajar cuman kelas 5 dan kelas 6. Menghadapi anak kecil yang masih dalam masa bandelnya, membuatku harus ekstra sabar. Kadang sakit sih kalo kita menjelaskan sesuatu tapi mereka sibuk sendiri. Ternyata jadi guru itu gak enak kalo gak diperhatiin. Sakit broh! Sakiit!
Tapi sebelum belajar pertama kali aku udah bikin perjanjian sama mereka. Yang ada di dalam kelas hanyalah orang yang mau belajar. Kalo yang mau main-main silahkan tidak usah belajar disini. Alhasil mereka semua menurutt dengan perjanjianku. Ada sih satu dua orang yang memang bandel, kadang masuk kadang gk sama sekali. Sekalipun masuk gangguin kawan yang lain. Ditanyain ini itu gak bisa. Disuruh belajar lagi nantinya ditanyain lagi, tetap gak biisa. Ada!
Ada juga yang penurut dan mudah menyerap pelajaran. Disuruh ini itu bisa. Kalo yang ngajar tipe seperti ini sih enak. Tidak perlu menguras tenaga, cukup kasih materi, mereka diam.
Begitulah ternyata kalo jadi guru. Susah senang duka penat selalu ada. Tapi guru adalah orang yang pantas ditiru. Jadi untuk kita para guru, jangan melakukan kesalahan atau perbuatan yang tidak baik di depan anak-anak.
Walaupun diri kita kesehariannya belum tentu baik. Tapi setidaknya saat kita mengajar di depan anak-anak, tunjukkanlah sikap yang pantas ditiru oleh anak-anak. Karena biasanya anak-anak suka sekali meniru orang yang mereka anggap tua. Jadi jangan pernah berbuat kesalahan di depan mereka.
Sebulan lamanya ternyata tidak terasa. Selesai sudah tugasku menjadi guru untuk mereka. sekarang waktunya pulang ke habitat. Mencari ilmu untuk nantinya di bagikan lagi kepada mereka.
Sebelumnya aku sengaja mengadakan perpisahan dengan mereka. Aku memberikan hadiah sedikit kepada mereka yang semangat belajar. Ya memang dari awal aku memantau perkembangan mereka dari memang tidak tau sama sekali sampaii mereka bisa.
Biasanya disekolah, hadiah diberikan kepada yang paling pintar dikelas. Aku malah memberikan hadiah kepada mereka yang semangat. Dari awal kemampuan mereka semakin meningkat. Tiga orangku pilih untuk menerima hadiah.
Sudah ku jelaskan kepada mereka bahwa hadiah ini bukan untuk juara satu dua ataupun tiga. Aku tau yang paling pintar diantara mereka. tapi yang paling pintar malah tidak mendapatkan hadiah. Kenapa? Karena perkembangan mereka masih imbang. Sedangkan aku memilih mereka yang perkembangannya melejit. Alhasil terpilihlah orang yang biasa-biasa saja tapi memang semangat dan terus berkembang kemampuan mereka.
Pengalamanku mengajar selama satu bulan menurutku sudah cukup puas. Nanti akan ku perbaiki lagi apa yang kurang. Liburan selanjutnya akan kucoba lagi mengajar mereka dengan lebih baik lagi.
Perbaiki dulu semuanya. Isi ilmu banyak-banyak lagi. Dan kembali lagi nanti menebarkan ilmu kepada mereka. semangat selalu untuk memantaskan diri menjadi guuru yang pantas ditiru anak-anaknya.
Salam imajinasi Dreamers! Thanks for reading! Bye bye.

Kamis, 26 November 2015

Sudah Kenal Bengkulu?



Fort Marlborough. Sumber: www.initempatwisata.com

Sudah kenal Bengkulu?

Bengkulu merupakan sebuah provinsi yang berdampingan dengan Sumatera Barat di utara, berbatasan dengan Jambi dan Sumatera Selatan di sebelah timur serta berbatasan dengan Lampung di Selatan.

Terletak juga di pesisir barat Pulau Sumatera, serta berhadapan dengan Samudera Indonesia. Provinsi Bengkulu memiliki ragam macam budaya, bahasa, wisata, makanan khas, serta masih banyak lagi.

Bengkulu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah Negara Indonesia, karena di Kota ini salah satu proklamator sekaligus presiden, Ir.Soekarno pernah diasingkan oleh Pemerintahan Hindia-Belanda yang berlangsung sekitar tahun 1939-1942.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur). Dan sekarang Provinsi Bengkulu memiliki 8 Kabupaten

Ciri khas Bengkulu yaitu memiliki kerajinan tradisional, Batik Besurek. Yang membedakan Batik Besurek dengan batik-batik yang ada di Indonesia lainnya adalah kainnya yang dihiasi oleh huruf Arab gundul.

Batik Besurek sekarang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu warisan budaya yang mampu memperkaya khazanah budaya yang ada di Indonesia.

Ciri khas Bengkulu selanjutnya yaitu, Bunga Raflessia Arnoldy. Bunga ini adalah bunga terbesar di dunia dengan berdiameter lebih kurang 100 cm serta membutuhkan waktu 6-8 bulan untuk tumbuh dan berbunga.

Bunga ini cukup unik karena tidak adanya akar, batang maupun daun. Namun sayang bunga yang menjadi kebanggan serta ciri khas Bengkulu ini bukan ditemukan oleh orang asli Bengkulu, tetapi ditemukan oleh Thomas Raffles dan Arnoldy pada tahun 1818 pada masa pemerintahan Inggris. Bunga ini tumbuh di daerah Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Rejang Lebong.

Satu yang tidak boleh tertinggalkan, yaitu Budaya Tabot. Menjelang masuknya bulan Muharram atau tahun baru Islam, masyarakat Bengkulu khususnya keluarga keturunan pewaris Tabot Bengkulu mempersiapkan bangunan Tabot setinggi 7,5 meter.

Budaya Tabot diperingati selama 15 hari dan merupakan tradisi turun temurun sejak abad ke-14 dalam rangka memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala, Amir Hussain.

Selain itu banyak sekali terdapat tempat wisata maupun makanan khas Bengkulu. Tempat wisata alam nan indah serta bangunan sejarah Indonesia yang mengagumkan ada di Bengkulu. Seperti Pantai Panjang sejauh lebih kurang 7 km, Pantai Tapak Paderi, danau Dendam Tak Sudah, rumah pengasingan Bung Karno, rumah Fatmawati, Benteng Marlborough, Museum Negeri Bengkulu, Bukit Kaba, Air Terjun dan masih banyak lagi.

Selain itu makanan khas bengkulu bermacam-macam, mulai dari Pendap, Gulai Kemba’ang, tempoyak, Bagar Hiu, dan masih banyak lagi.

Keindahan Bengkulu memang sepantasnya dikenal oleh masyarakat luar pulau Sumatera. Meskipun provinsi yang terbilang kecil, tapi keindahan pesona alam serta aset budaya sangat mengagumkan. Tidak heran masyarakat Bengkulu bangga dan selalu melestarikan budaya yang sangat kaya tersebut.

Sabtu, 21 November 2015

Tujuh belas yang ke tujuh puluh


Tujuh Belas-an. Sumber : Pribadi

Tujuh belas yang ke tujuh puluh. Gak kerasa sama sekali ultahku udah yang ke 70. Wah udah makin tua dong? iyaa, ini adalah ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tau Indonesia gak? itu loh yang bangsanya memiliki keberanian menyala seperti warna merah, dan mempunyai semangat putih, tekad kuat, serta tulus membangun negara.

*cieee gue puitis amat yak #lupakan

Setelah lama blog saya gak di kunjungi, kali ini saya akan berbagi cerita tentang tujuh belasan yang ke tujuh puluh. Lagi, dan lagi-lagi saya ber-tujuh-belasan di kampung halaman yang tercinta sedunia. *heheh.

Tahun lalu saya juga ber-tujuh-belasan di kampung halaman. Entah kenapa tahun lalu lebih seru ketimbang tahun ini. Mungkin karena saya jadi pelatih gerak jalan tujuh belasan, dan tahun ini gak jadi pelatih lagi karena ada urusan di pulau sebelah *eeeaaakk *huhuu.

Itulah sebabnya tahun ini kurang seru, malah bisa dikatakan sama sekali gak seru. Oke saya ceritakan satu persatu.

15 Agustus 2015, setelah tiga hari istirahat baru pulang dari pulau sebelah, saya diajak mamah saya ke kabupaten ikut beliau jadi pendamping lomba gerak jalan di kabupaten. Yapp, ikut perjalanan jangan lupa ingat saya, saya orangnya emang suk diajak jalan-jalan *yuhuuuu.

Saya gak mungkin nolak kan? kebetulan juga teman saya lagi pulang kampung di sana, sekalian bisa ketemuan soalnya udah lama banget kami gak ketemu *syediih. Langsung saya kabarin dia, saya bakalan ke tempatnya ada urusan, Dia pastinya seneng banget dong. Oke semuanya udah, tinggal berangkat.

Cerita gerak jalannya sengaja gak gue ceritain, karena emang gak ada titik konflik yang seru. Selama menyusuri jalan raya, ngikutin anak-anak gerak jalan. Saya malah foto-foto, cari view yang bagus buat di foto.

Terserah deh apa aja yang ada di depan mata saya foto. Dari pepohonan sampai bapak-bapak polantas aja di jepret.

Garis finish udah keliatan, senangnya minta ampun. Sambil bantuin ibuk-ibuk guru bagiin makanan, saya menghubungi temen saya yang kemarin udah janji mau ketemuan. *Ciee yang mau ketemuan.

Dia bilang tunggu sebentar soalnya tempatnya agak jauh dari rombongan kami. Apa boleh dikata, nasi udah terlanjur jadi rengginang, udah gak bisa dijadiin nasi lagi. Mamah saya nyuruh pulang.

Alhasil saya gak jadi ketemuan sama teman saya yang katanya dia lagi di jalan mau ke tempat kami. Ampun deh, gagal ketemuan sesakit ini ternyata *eeaakk. Saya mintak maaf sama teman saya karena gak bisa ketemuan, ehh kami berpapasan di jalan. Kami pake mobil, dianya lewat pake motor sama temannya. Langsung deh saya SMS-in, sempat saling sapa dalam senyuman, terpisah jarak, terpisah arah *eeaakk. Tapi tetap saling merindukan dalam do’a-do’a *eeh malah nyanyi. Hahah
Tujuh Belas-an. Sumber : Pribadi
16 Agustus 2015, titik keseruannya dimana ya? saya cuman di rumah, nonton gerak jalan juga yang kebetulan lewat depan rumah. Ditemenin sama teman cewek juga sih, itupun gak ada yang seru.

Selesainya kami langsung main kerumah teman satu lagi yang rumahnya kayak pembuangan kucing alias jauuuuuhhhh banget. Tapi gak bakal terlewatkan setiap kerumahnya, satu yang saya incar, apa itu? RUJAK.

Eaaakkk saya suka rujak, kebetulan didekat rumah beliau ada pohon mangga punya neneknya, setiap kesana kita wajib dan harus merujak. Saya tukang ngulek sambelnya. *jiaaaaaa

17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita, hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia. Ngaku kalian pasti nyanyi kan pas baca kalimat tadi? *yuhuuu. Okee hari ini saya diajak lagi oleh mamah saya ngikutin anak-anak karnaval. Wah udah kebayang dong serunya gimana, apalagi ngikutinnya pake motor, mondar-mandir sekalian TP TP sama anak SMA *eeaakkk.

Ternyata gak se seru yang dibayangkan, pemirsah. Saya sempat ada insiden geliii waktu lewat depan anak cowok SD. Gilaa tuh anak, mentang-mentang badan saya kecil dan cantik serta imut tiada taraa, main pegang-pegang aja. *iyuhhhh meuni riweuh pisan saya pemirsah.

Bayangkan, anak SD udah se kurang ajar itu kelakuannya. Gimana udah gedenya nanti? gak bisa dibayangin. Sempat saya ngelawan, alhasil saya hanyalah orang berbadan kecil yang gak sanggup ngasih pelajaran ke mereka. langsung deh dengan mata yang agak berkaca-kaca *okee ini gak usah di bahas. Saya panggil mamah saya, mamah saya pun marah. Untung bukan Papah saya yang bonceng, kalo papah saya udah di hajar tuh anak.

Bisa yah ternyata, saya cuman gak nyangka, anak SD lo? kelakuannya udah kurang ajar gitu. Bukan salah pendidikan-nya, tapi salah lingkungannya. Bagaimana nasib ke depannya tanah ini, jika penerusnya saja seperti itu?

Oke mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, keterusan kan saya, gaya penutupan pidato resmi ala mahasiswa UMB *jiaaa. Yaudah, itu hanyalah sekelumit cerita rumit, yang saya tuangkan ke dalam tulisan ini. Lebih ke curhat sih sebenarnya, tapi gapapa, pengisi blog daripada gak ada isinya.

Yang udah baca thank you so much deh buat kalian udah nyempetin baca curhatan gaje. babay see you and Wassalamu’alaikum wr wb.