Senin, 18 April 2016

Kenapa Gak Ngepost Kemaren?



Sumber gambar : Line alfhasari

 Hy whats up ma broh and sis. Pha kabz?
Sebelumnya aku minta maaf dulu, karena eh karena beberapa hari ini enggak ngeposting apapun. Blog jadi sepi, pengunjung sepi, hatiku-pun sepi. Yaelah.
Serius, gak ngepost aku jadi gegana, gelisah galau merana. Emang yaa kalo sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan yang dibiasakan dan terbiasa, kita susah untuk meninggalkannya walaupun hal itu biasa dan tak luar biasa. hahah.
Ada yang bertanya-tanya gak kenapa aku gak ngepost? Kalo gak ada yaudah sih gak-pa-pa jugak. Oke jadi kemaren selama dua hari aku jadi panitia dalam suatu kegiatan, dan itu nginap dua malam. Maklumlah aktivis kan sibuk.  #uhuyyy.
Jadi dan maka dari itulah aku gak ngepost, karena memang aku gak bawa laptop. Padahal disana WIFI-nya kencenggg abissss. Hadeeeh. Padahal aku kangen ngepost. Dua hari itu aku kehausan. Haus nulis! Serius!
Dan sampai hari ini aku masih merasakan lelah yang luar biasa. #lebaay. Iya beneran deh, aku masih capek. Di kost cuma bisa tidur-tiduran, nulis-pun enggan. Padahal aku rindu menulis.
Kalian gimana teman-teman? Udah nulis belum hari ini?
Kemaren aku sempat kecewa, karena puisi yang aku ikuti lombanya gak terdaftar. Padahal aku udah berharap banget lolos. Eh ternyata gak terdaftar. Yaudahlah mungkin belum rezeki kalii.
Udah banyak nih deadline yang semakin hari semakin mendekat. Dan aku belum menyelesaikan satupun. Huftt, aku harus mencari penyemangat terlebih dahulu. Inspirasiku seakan terkuras bersama tenaga dan hatiku. Yaelah.
Apa yaa? Mungkin di postingan kali ini aku belum menemukan inspirasi. Makanya aku nulisnya gak karuan bangett. Yaudah dibikin simple aja. Intinya postingan hari ini merupakan pemberitahuan kenapa gak postingan kemaren.
Tetap semangat yaa buat kita semua. Meskipun tugas yang kita jalani terasa sulit. Kita tidak boleh mengeluh. Harus semangat, selalu mencari inspirasi dan menginspirasi. Semangat dalam berkreasi. Semangat berkarya selalu.
Semangat aja deh buat semuanya. Tetap jaga senyuman dan perasaan. Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi Bye bye! Smpai ketemu di postingan selanjutnya!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari

Rabu, 13 April 2016

Menentang Nikmat Tuhan



Sumber Gambar : immashpratiwi.blogspot.com

 Dua kenikmatan yang tidak boleh disia-siakan yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang.
Kemaren aku sempat menjenguk salah satu inspiratorku, mbak Pop. Iya aku memanggilnya mbak POP. Beliau sempat dirawat dirumah sakit dua malam. Dan karena permintaan Beliau-lah aku menulis tentang ini.
Aku sempat melihat banyak sekali orang-orang yang datang menjenguk. Terutama anak organisasi. Karena si mbak POP ini merupakan aktivis, so tentunya banyak teman.
Dengan keadaanku sekarang, aku sempat berfikir “enak yaa kalo sakit, banyak teman yang mengunjungi!”. Kita jadi lebih tau, siapa yang memang peduli dengan kita.
Tak semudah itu ternyata, aku pernah sakit. Sakit itu sangat tidak enak sekali. Baru sakit bulanan aja udah gak kuat, apalagi kalo sakitnya parah. Apalagi juga kalo jauh dengan orang tua sepertiku.
Sempat aku berfikir seperti itu, “Ingin sakit”. Tapi kadang tersadar, Astaghfirullah nikmat Allah tidak boleh disia-siakan.
Aku merasa bersalah sekali jika nikmat kesehatan ini tidak aku syukuri. Memang mungkin ada juga yang beranggapan sepertiku. Menginginkan posisi orang lain tanpa mensyukuri posisi diri sendiri saat ini.
Mengeluh, menentang takdir Allah. Tidak mensyukuri apa yang sudah diberikan oleh Allah. Nikmat kesehatan yang mahal harganya. Tak bisa dibeli oleh siapapun, serta tak ternilai oleh apapun.
Banyak orang berjuang dengan penyakit yang dideritanya. Mereka berdoa, bersimpuh memohon kesehatan datang kepadanya. Sedangkan kita yang penuh dengan nikmat malah menentangnya.
Intinya kita harus bersyukur dengan segala nikmat. Nikmat yang kecil tapi berdampak bagi kita. Nikmat sehat, nikmat hati, nikmat ilmu, nikmat kemampuan, semua yang ada di tubuh kita merupakan nikmat yang diturunkan oleh Allah kepada kita.
Mari kita sama-sama bersyukur dengan cara menjaga nikmat tersebut dengan sebaik munkin. Jadikanlah diri kita bermanfaat untuk orang lain. Semangat untuk semuanya, jangan mengeluh serta perkaya hati dan perbanyak ilmu pengetahuan.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya, Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi. Bye Bye!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari

Sabtu, 09 April 2016

Merubah Galau Jadi Karya - Cerita di Sabtu Malam *4



 Hay teman-teman. Pha Kabz??
“Apa kabar maksudnya?”
Orang gaul kadang emang gitu, suka bikin kata-kata sendiri. Hahah. gaul sih gaul, tapi harus yang bermanfaat yah teman-teman.
Jumpa lagi sama si Sang Pemimpi di Sabtu Malam. Wah udah Sabtu Malam yang keberapa yah?
Udah ngapain aja nih selama seminggu ini?
Kalo aku yaa biasa, disibukkan dengan kuliah dan menulis. Yah sekarang hari-hariku selalu aku manfaatkan dengan menulis, menulis, dan menulis.
Aku juga ikut lomba menulis online. Seminggu ini aku udah kirim dua naskah puisi ke penerbit yang ngadain lomba.
Tujuanku ikut lomba gak selalu tentang menang atau tidaknya sih. Aku cuma ingin mengasah kemampuan menulisku. Kemaren Alhamdulillah ada satu naskah yang walaupun gak menang tapi jadi kontributor antologi puisi.
Dari sekian ratus orang yang ikut, aku salah satu dari tujuh puluh orang yang naskahnya siap untuk dijadiin antologi. Waahhh #sedaapp.
Kadang bahagia itu simple loh. Bagiku bisa berkontribusi didunia kepenulisan saja itu sudah cukup membuatku bahagia.
Bahagia itu mudah dicari bagi orang yang mau membuka hati. Maksudnya, kebahagiaan itu hanya menghinggapi orang-orang yang ikhlas. Kalo setiap hari kerjaannya ngeluh, mana bisa bahagia. Iya gak?
Hmm teman-teman hari ini ngapain aja. Kegiatannya libur gak? Hari Sabtu biasanya ada yang masih sekolah atau kuliah, ada juga yang libur kayak aku nih.
Hari ini meskipun libur aku tetap dengan tugasku. Menulis, menghayal, tidur-tiduran, nulis lagi, main hape, nonton, makan, tidur. Udah begitulah kira-kira yang aku kerjakan kalo libur kuliah. Padahal sebenernya tugas kuliah semakin menumpuk, hahah.
Tugas itu dinikmatin, jangan dibikin ribet. Kadang ada tuh yang begitu ada tugas repot setengah salmon. *eehh setengah mati maksudnya. Padahal tugas jangan dibikin repot, tugas itu dikerjain. Kalo dibikin repot entar ujung-ujungnya jadi ngeluh.
Ngeluh kan gak boleh. Iya gak boleh, nanti hati kamu tambah kecil. Makanya aku gak mau banyak ngeluh didepan orang lain. Takut nanti hati aku jadi kecil. Cukup orangnya aja yang kecil, tapi hati jangan! Hahah.
Wuuuu, kalo udah ngomongin masalah hati pasti ada-ada aja yang baperan. Permasalahn remaja emang gak pernah jauh-jauh dari baper dan galau. Kalo gak baper yaa galau.
Disinggung tentang ini dikit, langsung baper. Disentil tentang ini dikit langsung galau. Tenang teman-temanku, aku juga suka galau sih, hahah. Kemarin aku sempat ditanya sama temanku.
“Fha, lu kok bikin cerita tentang galau mulu sih, sekali-kali bikin cerita tentang gue!”
Hahah, aku jawab aja kalo dia gak bikin baper dan gak bisa dibikin cerita. Yang ada nanti semua rahasianya aku bongkar, hahah. dasaarrr.
Kadang galau itu bisa jadi kekuatan loh. Udah tau kan ceritanya bang Raditya Dika bisa sampe seperti sekarang itu karena apa? Karena GALAU.
Iya karena galau. Dan akhirnya ‘galau’ itulah yang ia rubah menjadi karya. Bisa kita lihat bagaimana terkenalnya bang Raditya Dika dengan karya-karyanya yang bikin galau.
Nah itu juga yang membuat aku, bahkan semua orang menurutku merubah kegalauan itu menjadi sebuah karya.
Kembali lagi pada kata-kata ‘jadikan dirimu se-bermanfaat mungkin’. Dengan galau-pun kita harus bisa membuatnya bermanfaat. Salah satunya tadi yaitu dengan merubahnya menjadi karya.
Yaa mungkin juga hampir semua cerita yang aku tulis itu berasal dari kegalauan. ada juga kemarin yang tanya,
“Fha, cerita lu true story ya?”
Gue cuma bisa ketawa geli dengan pertanyaan mereka. Emang sebegitu nyeseknya aku yaa, sampe orang lain tau kalo itu true story? Hahah. Cerita yang aku buat memang sebagian ada yang berasal dari true story, ada juga yang khayalan semata.
Tapi tulisanku mungkin memang belum sebagus sastrawan-sastrawan yang ada disana. Kan aku masih pemula, masih butuh belajar. Yaa kalo mau jadi penulis yaa harus nulis. Bagaimanapun caranya, kalo kita mau jadi penulis, yaa harus nulis. Sesimple itu!
*Skipp
Harapan aku kedepannya, masih sama kayak yang kemarin-kemarin. Semoga semakin banyak yang membaca dan terinspirasi oleh tulisan yang aku buat. Semoga juga kita semua selalu berkarya demi masa depan bangsa. Semoga karyaku bulan ini bisa meluncur (aamiin). Dan semoga kita semua bisa menebar manfaat di muka bumi ini. Aamiin semuanya.
Terimakasih buat teman-teman yang udah menyempatkan membaca tulisanku. Mari berkarya selalu, Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi. Sampai ketemu lagi di Sabtu Malam berikutnya, bye bye!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari

Rabu, 06 April 2016

Kurangnya Rasa Syukur



Apa sih yang menyebabkan kemampuan kita tidak pernah berkembang? Selalu saja jalan ditempat. Setiap hari berkuliah, niat dari awal untuk menuntut ilmu dan membahagiakan orang tua.
Setiap hari menghabiskan waktu, tenaga, bahkan uang orang tua kita habiskan. Setiap hari, selama kita berada di kampus. Anggap saja lebih kurang empat tahun.
Sudah berapa ratus juta uang yang telah kita habiskan. Sudah berapa lama waktu yang kita buang. Demi berkuliah dengan alasan menuntut ilmu demi membahagiakan orang tua.
Lalu kenapa kemampuan kita tidak pernah berkembang, bahkan jalan ditempat. Kemampuan yang dari semester satu sampai semester akhir selalu sama. Tidak ada peningkatan yang tajam.
Empat tahun lamanya kita berada disini, di kampus. Menuntut ilmu, dengan konsentrasi yang sama. Belajar hanya tentang jurusan kita. Selama empat tahun!
Tapi mengapa hasilnya jalan ditempat. Sama sekali tidak ada peningkatan. Sama sekali tidak ada kemajuan. Kita tak pernah tumbuh dengan dewasa. Kita tidak bisa memikirkan masa depan.
Apa yang kita lakukan? Main-main! Menganggap semuanya mudah! Menganggap semuanya pasti akan berlalu.
Aku selalu ingat dengan kata-kata seseorang yang selalu menginspirasiku. Bahwa sebuah teko jika tidak ada isinya, dia tidak akan bisa dituangkan kedalam gelas atau cangkir.
Teko kosong, jika airnya tidak ada, ketika kita menuangkannya kedalam gelas. Apa yang terjadi? Gelas itu sudah pasti juga kosong. Begitu juga dengan kita, jika dibiarkan saja tanpa diisi, kita juga akan kosong.
Zaman semakin maju dan canggih. Seorang yang tidak memikirkan untuk masa depannya lambat laun akan tertinggal. Tertinggal oleh kepintaran zaman.
Mungkin tidak semuanya bisa menjadi orang yang pintar. Tapi setidaknya kita bisa bertindak kreatif sesuai dengan zaman agar tidak ketinggalan. Belajar berfikir dewasa. Karena kita adalah masa depan.
Masa depan ada ditangan kita. Masa depan hanya untuk orang-orang yang mau berfikir maju. Masa depan hanya untuk orang-orang yang bertindak dari sekarang. Bukan yang membiarkan dirinya jalan ditempat tanpa berkembang.
Apa sih yang membuat kita sulit untuk berkembang?
Salah satunya yaitu kurangnya bersyukur.
Mengeluh merupakan sikap yang kurang bersyukur. Mengeluh sama saja membantah takdir Allah. Mengeluh dengan situasi, mengeluh dengan cuaca, mengeluh dengan pekerjaan, mengeluh dengan apa yang terjadi.
Tidak tahukah kita, mengeluh itu bisa mengecilkan hati. Mengeluh dengan apa yang telah diberikan, membuat kita jauh dari rasa untuk bersyukur.
Cuaca panas, mengeluh. Cuaca dingin mengeluh. Hari mendung, mengeluh. Banyak tugas, mengeluh. Gak punya uang, mengeluh. Sakit dikit, mengeluh. Repot sedikit, mengeluh.
Jangan hanya memandang keatas hingga lupa dengan yang dibawah. Tak malukah kita dibalik keluhan kita banyak orang lain dibawah kita yang  menginginkan posisi kita sekarang.
Belajarlah untuk bersyukur. Bersyukur atas nikmat yang sudah diberikan. Bersyukur atas keberuntungan. Bersyukur atas hidup yang kita lalui setiap harinya. Allah memberikan segalanya, tapi kita balas dengan keluhan.
Saat kita mengeluh dengan banyaknya tugas, ingatlah orang lain yang harus mencari uang dahulu untuk bersekolah. Saat kita mengeluh dengan cuaca, ingatlah orang lain yang sangat menginginkan untuk melihat dunia.
Terlalu banyak keluhan, hati kita akan semakin kecil. Kita akan terbiasa menjadi orang yang kurang bersyukur. Itulah yang menyebabkan kemampuan kita tidak pernah berkembang. Kita kurang bersyukur dengan apa yang ada. Sehingga keluhan hanya membuat kita mudah putus asa.
Aku pernah membaca buku dari seorang yang juga menginspirasiku. Bahwa apapun yang kita pikirkan atau ucapkan, alam akan menariknya dan suatu saat akan dikembalikan lagi ke diri kita.
Setiap hari kita mengeluh dengan semuanya. Energi negatif itu akan diserap oleh alam. Apapun hal “sial” yang terjadi dengan kita, itu adalah energi dari alam yang dikembalikan lagi ke diri kita.
Begitupun sebaliknya, apabila kita berbuat baik dan selalu berfikir yang positif. Energi positif itu akan diserap alam, dan dikembalikan lagi berupa nikmat atau mungkin rezeki untuk kita.
Jadi jika kita sekarang masih jalan ditempat, kemampuan kita tidak pernah berkembang. Itu berarti terlalu banyak energi negatif yang selalu kita sebarkan ke alam.
So dreamers, mari kita sama-sama merubah perilaku negatif menjadi positif. Mulai berfikir dewasa untuk masa depan. Tanpa keluhan, perbanyak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Dan tebarkanlah aura positif yang bermanfaat untuk orang disekitar kita.
Semoga hidup kita menjadi lebih bahagia tanpa beban dan tanpa keluhan. Semangat selalu untuk kita semua. Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi, sampai jumpa lagi di postingan selanjutnya. Bye bye!
***
Nb : Tulisan ini merupakan tantangan dari kelas menulis yang saya ikuti www.nahimapress.com .

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari