Sabtu, 25 Juni 2016

Oleh-oleh IMM Award 2016



Kemeriahan acara. Sumber : Koleksi pribadi

Hallo! Berjumpa lagi bersama saya. Sekarang saya lagi gak mau ngeles, atau bahas masalah kenapa jarang ngeblog.
Emang banyak alesan sih! Hahah.
Saya mau bagi-bagi cerita yang saya peroleh sekitar sebulan yang lalu. Jadi ceritanya sebulan yang lalu saya diajak teman saya menjadi panitia dalam kegiatan.
Yah maklumlah, aktivis emang gitu!
Nama kegiatannya yaitu IMM Award 2016. Apa yang ada dibenak kalian saat membaca ‘Award’? yash! Penghargaan. Jadi kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada kader-kader IMM yang paling baik lah.
Gak tau IMM itu apa?
IMM itu adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Ini adalah suatu ikatan atau organisasi mahasiswa yang ada di kampusku. Dijamin deh kalo kalian kuliah di universitas Muhammadiyah, organisasi ini pasti ada.
Ada apa aja disana?
Nah, dalam kegiatan ini akan memberikan penghargaan kepada kader-kader IMM dalam bentuk nominasi.
Emang udah kayak acara AWARD yang di tipi-tipi!
Iya, disana ada beberapa nominasi seperti kader terbaik se-komisariat. Jadi komisariat itu kayak per-fakultas gitu. Ada juga kader terbaik se-kota Bengkulu. Nah ini cakupannya lebih luas lagi. Ada juga nominasi komisariat terbaik dan tefavorit, dan nominasi kader dengan pakaian terbaik.
Jadi acara IMM Award 2016 ini merupakan kegiatan pertama yang diadakan di Kota Bengkulu. Dan memang khusus ditujukan untuk memberikan penghargaan kepada kader-kader terbaik.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Satu hari dilaksanakan Debat PK se-Kota Bengkulu. Dan satu hari lagi adalah malam puncak penganugerahannya. Menurut saya, di malam puncak inilah yang paling istimewa dan luar biasa sekali. Semua kader IMM yang ada di Bengkulu hadir dengan penampilan yang terbaik dan luar biasa. Mereka sangat mengapresiasi sekali acara ini.
Tentunya dibalik acara yang megah ada campur tangan orang-orang yang luar biasa. Ada suka, sedih, tawa, tangis, bahagia, haru jadi satu didalamnya saat kita terlibat sebagai panitia yang menyukseskan acara tersebut.
Selama satu minggu sebelum kegiatan saya dan teman-teman panitia sudah sibuk mempersiapkan jalannya acara. Secara gitu kalo acara besar dan megah plus bergengsi, harus disiapkan dengan matang.
Alhamdulillah saya dipercayakan untuk mengurus masalah media. Dari mulai bikin desain pamflet, bosur, spanduk, sampai ke video nominator saya yang buat. Selama saya berkecimpung di organisasi dan banyak membuat kegiatan, tapi jujur ini adalah pengalaman pertama yang saya dapat. Saya dipercayakan penuh dengan skill saya dan bekeja memang dibidang saya. Dan disinilah saya memang dituntut untuk memang benar-benar action, bukan hanya teori semata.
Tentunya segala sesuatu yang kita lakukan pasti ada juga sesuatu yang dapat kita pelajari. Dari kesalahan bisa kita perbaiki lagi nantinya. Dari yang sudah baik bisa kita perbaiki lagi menjadi lebih baik. Dan lain-lainnya.
Gimana keseruan satu minggu sebelum acara?
Nah bagi kami yang ada dibelakang panggung, saat-saat keseruan memang terjadi sebelum dimulainya acara. Saya dan juga teman saya sudah mengantongi banyak sekali pengalaman lucu, bahagia, dan lainnya.
Dimulai dari hari pertama, dimana saya harus menulis beratus-ratus kop surat. Dimana saya harus menjalani sesi pemotretan bersama dengan peserta lainnya. Perlu diketahui selain jadi panitia, saya juga menjadi peserta, hahah. Dalam pemotretan, saya bertemu dengan seseorang yang mirip dengan salah satu youtuber. Menjalani pemotretan dari siang sampai sore hari. Sesudahnya saya belum langsung pulang. Masih banyak hal-hal yang harus diurus lagi.
Nulis beratus-ratus kop surat. Sumber: Koleksi Pribadi
Hari-hari selanjutnya masih dengan sekelumit urusan kecil namun vital. Dimana kami harus selalu pulang malam. Dimana kami harus manjat pagar kost-an. Dimana rok teman saya sobek gara-gara manjat pagar kost-an. Dimana saya menjadi peserta paling mewah, karena tiap hari di-antar jemput pake mobil kampus. Dimana saya jatuh cinta (skip). Dimana  kami kelaparan gara-gara gak dikasih makan sama yang punya acara. Dimana kami harus hujan-hujanan malam hari. Dimana kami harus jalan jauh mencari piala. Dimana kami setiap hari harus bolak-balik dari kampus 1 ke kampus 2. Dimana saya bolak-balik cari tanda-tangan pak Rektor. Dimana saya menjadi nyonya. Dimana kamar kost yang gak keurus, baju gak kecuci lagi.
Tiba hari terakhir dimana temen saya ngambek gak jelas gara-gara ngeluh capek. Padahal dia yang paling banyak tidur. Bilangnya “saya gak akan tidur malam ini”, dan beberapa menit kemudian dia yang paling adem tidur. Dimana saya harus begadang sampe jam 2 malam untuk nyelesein edit video. Dimana software edit video gratisan saya harus di download beberapa kali. Dimana kuota saya habis cuman gara-gara upload foto sama download software video. Dimana saya walaupun udah malem masih paling semangat diantara yang lain. Dimana yang punya acara menderita malaria dan harus beli obat. Dimana antara kami menjadi saling perhatian satu sama lain.
Dan disitulah letak kebahagiaan pengalaman yang sesungguhnya. Dimana sesudah acara berlangsung kami masih tetap menjalin persahabatan dan semakin erat. Dan pada akhirnya semua kesedihan, berubah menjadi sesuatu yang indah sekali untuk diceritakan.
Mungkin dibalik kesuksesan pasti akan ada saja yang tidak menyukai. Tapi itulah hidup, penonton memang selalu protes dengan apa yang dimainkan oleh pemeran utama. Intinya kita tetap bermain untuk menghibur penonton lainnya. Kita melakukan yang terbaik, bukan berusaha untuk memuaskan mereka yang membenci kita.
Mereka sibuk membenci, disitulah saat dimana kita harus sibuk juga menjadi lebih baik dari mereka. Kita tidak bisa menyuruh orang lain utuk menyukai kita. Namun berikanlah apa yang terbaik dan tidak mengecewakan orang lain.
Masih banyak lagi pengalaman yang lainnya. Agak random sih, masih belum puas ceritanya. Tapi bingung mau nulis apalagi. Mungkin ini aja dulu, makasih udah baca tulisanku yang ngejelimet, hahah.
See you next time, Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi. bye-bye!
Empat Lawang, 25 Juni 2016. 9:57


Penulis bisa ditemukan di:
Facebook/ Fanpage : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari

Sabtu, 04 Juni 2016

Alasan Gak Ngeblog Lagi = Banyak Alesan!

Sumber gambar : Google image http://www.bagasblog.com/
Hay Assalamu’alaikum apa kabar semuanya?
Semoga kebaikan selalu mengiringi langkah kita. Alhamdulillah hari ini saya memaksakan diri untuk mulai menulis kembali. Setelah satu bulan ini saya benar-benar stuck ngeblog karena ada beberapa alasan yang sangat menyibukkan.
Alasan pertama, diawal saya gak ngeblog karena saya fokus menyelesaikan deadline naskah. Jadi kemarin berhubung deadline saya tinggal beberapa minggu, dan naskah saya masih jalan ditempat di bab pertama. So, saya fokus untuk menyelesaikannya daripada bom waktu saya meledak.
Gak kebayang kan kalo bom saya meledak, saya harus melaksanakan hukuman. Salah satu hukumannya adalah menjadi gembel dan bernyanyi keliling kampus. Dan hukuman itu saya sendiri yang buat.
Yah begitulah teman-teman, setiap saya membuat naskah. Saya harus membuat deadline beserta dengan hukumannya apabila deadline tersebut terlewat. Hukumannya tidak tanggung-tanggung lagi, harus yang ‘ter-‘ sedunia. Misalnya terburuk, terjelek, maupun ter#sadeest sedunia.
Baik itu adalah alasan pertama, alasan kedua kenapa saya gak ngeblog selama sebulan ini. Jadwal kuliah yang padat beserta dengan tugas-tugas yang kian hari kian beranak-pinak. Tugas itu sudah cukup membuat saya pusing dan cukup membuat saya sibuk.
Alasan ketiga, di minggu terakhir ini saya terlibat dalam kegiatan organisasi. Kegiatan yang menurut saya cukup besar dan ‘wah’, mendorong hati saya untuk harus menyukseskan acara tersebut. Kegiatan inilah yang cukup menyita waktu saya dan tidak menulis. Nanti akan saya ceritakan kronologisnya di lain post.
Alasan keempat, dengan semua kegiatan tersebut. Akhir-akhir ini saya mudah sekali kelelahan. Sesudah mengerjakan tugas, saya lebih memilih untuk tidur karena terlalu lelah. Dan alhasil saya tidak sempat menulis sama sekali. Karena saya lebih banyak tidur dan istirahat.
Mungkin itu adalah sebaian besar dari penyebab saya kenapa saya malas ngeblog lagi. Semoga sesudah ini tidak ada lagi yang menyibukkan saya. InsyaAllah saya akan menyempatkan untuk ngeblog meskipun tak serajin dulu. Yang terpenting adalah tidak membiarkan blog saya menjadi angker karena tak berpenghuni. Hahah.
Oh ya, bulan puasa tinggal menghitung hari lagi. Kita harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat selama bulan ramadhan ini. Ayo kita bikin target di bulan ramadhan. kalo teman-teman mau ngapain? Kalo saya sih pastinya ngeblog tentang serba-serbi ramadhan. Dan. . insyaAllah saya coba nge-youtube juga. Doain ya! Impian saya dari dulu biar bisa bikin video semoga tercapai. Aamiin.
Go go go. Selamat berpuasa teman-teman. Semoga Ramadhan tahun ini kita semua mendapatkan berkah, serta lebih bermanfaat untuk orang lain. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Salam Imajinasi dari Sang Pemimpi. See you and babay!

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook/ Fanpage : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4

Line & Instagram : alfhasari

Minggu, 15 Mei 2016

Abaikan Haters



Sumber gambar : Google image rislah.com

Pernahkah saat orang lain atau bahkan teman terdekat kita tidak menghargai kita. Saat kita sedang sangat terpuruk dan butuh sekali semangat dorongan dari mereka. yang menyakitkan adalah saat dimana mereka malah ikut merendahkan kemampuan kita. Tapi karena itulah kita berterimakasih, kita malah bisa bangkit karena kita diremehkan.
Ada satu luka yang pedih saat kita disakiti, dan luka itu bisa membuat kita kuat. Luka itulah yang bisa membuat kita bangkit dan ingin membuktikan siapa kita sebenarnya. Berkat ocehan, remehan orang-orang terdekat itulah yang membuat nekat untuk terus maju.
Kadang memang untuk mendapatkan suatu motivasi kuat bukan hanya dari kebahagiaan. Keterpurukan, hinaan maupun diremehkan itulah yang menjadi motivasi. Kadang sesuatu yang indah malah membuat kita terlena. Tapi sesuatu yang menyakitkan bisa membuat kita terus mengejar dan membuktikan kepada mereka.
Tentang disepelehkan mungkin hal yang biasa bagi kita yang sedang dalam tahap memajukan diri. Bahkan artis besar-pun sudah pasti memiliki haters. Tidak sedikit juga yang tidak menyukai kemajuan dari diri kita.
Apa yang seharusnya kita lakukan? Tentu tidak mungkin kita harus sibuk mengurusi satu persatu orang yang tidak menyukai kita. Mereka hanya bisa bertahan dalam omongan, tanpa tahu proses yang sudah kita jalani.
Dunia ini terlalu luas, kita mungkin akan terlalu sibuk untuk hanya sekedar memikirkan orang yang meremehkan. Kadang disitulah letak gregetnya. Lebih fokus untuk memperbaiki kualitas diri, berjuang dan belajar lebih giat lagi. Kadang angin ribut hanya datang sesaat. Hiraukan saja, tetap berlari mengejar impian.
Bengkulu, 15 Mei 2016 (17:50 WIB)


Penulis bisa ditemukan di:
Facebook/ Fanpage : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari

Rabu, 11 Mei 2016

Kuliah Negeri atau Swasta yaa?



Sumber gambar : Goggle image blog.sukawu.com

Masa-masa penantian, dimana seseorang yang sudah menyelesaikan SMA-nya mulai galau dengan satu langkah menuju masa depan. Hal tersulit adalah saat kita harus memilih diantara banyak sekali pilihan. Pengangguran? Kerjaan? Atau berkuliah?
Tentu semua pilihan itu akan sangat berpengaruh sekali terhadap masa depan kita. Salah melangkah sedikit saja, masa depan kita juga akan berubah. Nah disinilah kita dituntut untuk bijaksana dan berfikir dewasa.
Dulu saya juga pernah mengalami masa-masa kegalauan ini. Dilema antara bahagia  dan bingung untuk melangkah kemana. Sesudah pengumuman kelulusan sekolah, otak saya mulai dipenuhi jamur-jamur kebingungan. Semakin lama jamur itu semakin bertumbuh subur. Saya harus menyudahi pertumbuhan jamur tersebut. Atau mau tidak mau saya harus terima kalau otak saya jamuran. Hahah.
Sejak dari SMA, saya memang sudah merencanakan untuk kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tak sedetikpun terbesit pikiran saya untuk memilih bekerja ataupun yang lainnya. Yang saya tahu, saya harus kuliah. Entah itu dimana.
Okee, semua orang tanpa terkecuali pastinya menginginkan berkuliah di kampus negeri. Biaya yang terjangkau dan yang paling utama yaitu ke-“gengsi”-an-nya. Yah, kampus negeri selalu menjadi kebanggaan dan termasuk kampus yang bergengsi.
Saya adalah salah satu orang yang menginginkan berkuliah di kampus negeri. Banyak sekali rencana yang saya impikan saat saya berkuliah di negeri nanti. Tapi sayangnya semua itu hanyalah bualan semata.
Waktu itu saya optimis lulus SNMPTN. Dan hasilnya *BOOMM saya ditolak mentah-mentah oleh dua kampus sekaligus. Emang yaa, yang namanya ditolak itu gak enak.! Saya optimis lagi, menyemangati diri saya bahwa akan ada dua jalur lagi untuk bisa sampai ke kampus negeri, SBMPTN dan UMPTN.
Sebelum mendaftar SBMPTN, saya sempat belajar sedikit-sedikit. Iya emang, saya sedikit sekali belajar. Saya mendownload banyak soal SBMPTN di internet. Saya print sebanyak mungkin, sampai-sampai menghabiskan lebih kurang satu pack kertas HVS. Tapi semua itu percuma, toh saya juga belajarnya sedikit. Dan yang saya lakukan hanya sia-sia.
Saya mencoba untuk ikut tes STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) di Palembang. Dan soalnya WARBIASAAA itung-itungan semua. Tak ada yang saya kenal satupun saat saya memasuki ruangan ujian, semuanya mempersiapkan diri. Dan nampaknya otak mereka sudah berisi semua. Hanya otak saya mungkin yang masih sedikit isinya. Terlihat dari cara mereka belajar sebelum ujian. Disaat itulah ke-optimis-an saya mulai menciut.
Sesudah pengumuman STIS yang hasilnya Alhamdulillah saya tidak lulus, hahah. Waktu itu saya mulai putus asa dengan semuanya. Saya mulai berfikir rasanya tidak ada  kampus yang mau menerima saya berkuliah. Saya mulai malas dengan semuanya. SBMPTN yang sudah saya daftarkan-pun tidak jadi saya ikuti. Saya mulai malas untuk mengikuti tes. Yang saya mau adalah kuliah tanpa tes, apapun tempatnya.
Saya mulai dilema, dilanda rasa galau akut. Otak ini selalu bertanya Mau kuliah dimana? Akhirnya saya memutuskan unttuk berkuliah di swasta saja. Tapi  saya ingin berkuliah di Jakarta sana, karena kebetulan ada teman saya yang juga berkuliah di Jakarta dan swasta.
Saat semua persiapan sudah selesai. Informasi tentang kampus-kampus swasta di Jakarta sudah saya kumpulkan. Orang tua saya tidak menyetujui saya berkuliah terlalu jauh. Mereka beralasan akan susah untuk menemui saya nantinya.
Otak saya mulai dilanda kegalauan kembali. Sudah pilih tempat kuliah, malah tidak disetujui. Pasrah dengan keadaan, saya-nya nanti yang repot. Jadi harus bagaimana? Sempat ngedrop gara-gara mikiran kuliah. Mungkin gara-gara otak saya terlampau banyak ditumbuhi jamur, alhasil saya down sekali.
Disaat kegalauan itu melanda, saya mulai membereskan buku-buku sekolah saya dulu yang telah usang dimakan zaman. Dan ditengah keasyikan itu, jatuhlah sebuah brosur kampus swasta yang ada di Bengkulu (anggap aja ceritanya kayak di film-film). Saya mulai melihat brosur itu, yang saya ingat, saya mendapatkan brosur itu sewaktu ada promosi di sekolah.
Entah kenapa seketika jamur-jamur yang ada di otak saya hilang, dan membuat saya kembali bisa berfikir jernih. Saya langsung tertuju dengan kampus itu. Dan kebetulan kampus tersebut tidak menggunakan tes untuk masuk, yah namanya juga swasta. Saya meneguhkan hati dan pikiran untuk FIX kuliah dikampus itu.
Setelah saya berbincang-bincang dengan orang tua saya mengenai masa depan saya, akhirnya mereka menyetujui tanpa berat hati lagi. Karena memang Bengkulu tempat yang paling dekat dengan tempat saya.
Dan pada akhirnya, saya berada di tempat ini. Berkuliah ditempat ini, tanpa ada rasa ragu ataupun “salah masuk”. Awalnya memang kampus swasta dipandang sebelah mata oleh orang lain. Tapi saya sudah membuktikan sendiri bahwa pandangan hanyalah pandangan orang yang belum pernah mencoba berkuliah di swasta.
Mereka mungkin berfikir bahwa, masuk dengan mudah itu sama sekali tidak berkualitas. Mungkin jika saya berkuliah di kampus negeri, anggapan saya tentang swasta bisa jadi seperti itu juga. Tapi oleh karena saya berkuliah di swasta, saya berani mengatakan bahwa semua anggapan itu SALAH!!!
Sebenarnya, negeri maupun swasta itu tidak ada bedanya. Mungkin hanya beda “gengsi” saja. Pelajarannya sama, jurusannya sama, dosennya sama-sama manusia, makanannya sama-sama nasi, dan tempat kuliahnya juga sama-sama ada di bumi. Jadi apa yang menjadi spesial diantara keduanya? Saya pikir tidak ada.
Yang membuat kampus itu bagus atau tidaknya adalah kualitas dari orang-orang yang belajar disana. Bukan karena negeri atau tidaknya kampus tersebut. Percuma jika kampus negeri, kebanggaan umat sejagad, kalo mahasiswanya cuman datang duduk diam saja tanpa ada sesuatu yang mem’WOWW’kan kampus.
Jadi intinya, kuliah dimanapun sama saja. Toh kita masih sama-sama ada di bumi. Gak ada yang kuliah di bulan kan? Toh juga nantinya saat bekerja tidak semua orang yang berkuliah di negeri yang diterima. Jika kita dari swasta memang mampu bersaing di dunia kerja, apa salahnya.
Swasta dan negeri hanya masalah title, kebanggaan atau ajang bergengsi saja. Berkuliah di swasta dan tanpa tes masuk bukan berarti kita hina. Yang perlu kita buktikan adalah kualitas diri kita masing-masing.

Penulis bisa ditemukan di:
Facebook/ Fanpage : Blog Sang Pemimpi
Twitter : @alfha_sari4
Line & Instagram : alfhasari